Categories: Trending

5 Cara Walisongo Menyebarkan Agama Islam di Nusantara

Masyarakat muslim di pulau Jawa tentu mengenal siapa itu Walisongo. Mereka adalah 9 orang yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa sehingga bisa diterima dengan baik oleh masyarakat.

Masyarakat yang saat itu sudah menganut kepercayaan dan agama lain, tentu tidak bisa dengan mudah diajak menganut agama Islam. Karena itulah, para wali ini memiliki cara tersendiri untuk mengajak masyarakat kepada Islam.

1. Wayang Sebagai Media Dakwah

Di Jawa sejak dulu sebenarnya sudah mengenal dengan cerita pewayangan. Pagelaran wayang ini diselenggarakan pada waktu-waktu tertentu seperti upaca kelahiran, pernikahan, atau upacara tolak bala. Karena itulah biasanya ada kegiatan menambahkan sesaji saat menjalankan prosesi wayangan.

Wayang sebaga media dakwah[Image Source]
Setelah agama Hindhu, Budha dan Islam masuk ke Jawa, wayang menjadi salah satu alat untuk menyebarkan agama. Walisongo juga menggunakan wayang sebagai media dakwah. Karena itulah kemudian muncul nama lakon dan cerita yang disesuaikan dengan agama Islam. Seperti Layang Kalimosodo yang mengajarkan kalimat syahadat, atau para tokoh Punakawan yang merupakan penasihan Pandawa dan membawa misi agama Islam. Jika dibandingkan dengan cerita Pandawa dari India, maka tidak akan ditemukan lakon-lakon Punakawan.

2. Seni Gamelan dan Tembang

Seni musik gamelan dan lagu tembang yang biasanya memang lekat dengan kepercayaan Jawa zaman dulu juga menjadi salah satu media untuk menyebarkan agama Islam. Hanya saja, lagu tembang yang diciptakan tentu berbeda dengan tembang lain karena disisipi dengan ajaran Islam.

Sunan Kalijaga [Image Source]
Tembang Tombo Ati yang mengajari ajaran Islam misalnya, sebenarnya adalah ciptaan Sunan Bonang. Sedangkan lagu lir ilir merupakan ciptaan Sunan Kalijaga. Kedua tembang ini bertujuan untuk mengajak masyarakat agar lebih bertakwa. Kemudian ada juga tembang Sinom dan Kinanthi yang merupakan ciptaan Sunan Muria yang dibuat dengan tujuan yang sama.

3. Perayaan dan Adat yang Diarahkan Agar Lebih Islami

Sunan Kalijaga paham betul bahwa masyarakat Jawa menyukai perayaan apalagi jika diiringi dengan musik gamelan. Karena itulah para wali kemudian menyelenggarakan Sekaten dan Grebeg Maulud yang diselenggarakan pada hari lahir Nabi Muhammad SAW.

Gamelan saat perayaan Sekaten [Image Source]
Dalam perayaan ini, gamelan diperdengarkan untuk mengundang penduduk. Kemudian diikuti dengan dakwah dan pemberian sedekah Raja berupa gunungan. Dengan cara ini, maka masyarakat kemudian semakin tertarik untuk mempelajari Islam.

Selain itu, tradisi adat Jawa yang mengirim sesaji dan selamatan kemudian diubah dan diarahkan dengan cara yang lebih Islami. Selamatan dilakukan tapi niat dan doanya bukan kepada dewa, tapi kepada Allah. Dan makanan tidak digunakan sebagai sesaji untuk dewa, tapi dibagikan sebagai sedekah kepada penduduk setempat.

4. Pendidikan

Selain cara-cara akulturasi budaya, Islam juga disebarkan melalui pendidikan pondok pesantren. Pesantren ini mendidik para santri dari berbagai daerah agar lebih memahami dan mampu mengamalkan tentang Islam.

Ilustrasi pesantren tempo dulu [Image Source]
Setelah para santri tamat pendidikan pesantren, mereka kemudian bisa mendirikan pesantren baru di daerah asalnya. Dengan demikian agama Islam bisa berkembang dan menyebar dengan lebih cepat.

5. Banyak Membantu Masyarakat

Salah satu langkah terbaik untuk membuat seseorang tertarik untuk mempelajari agama adalah dengan memberi contoh lewat akhlak. Nah, para wali ini mencontohkan sikap yang lembut, dan suka membantu sehingga mereka banyak disukai oleh masyarakat.

Sunan Giri [Image Source]
Sunan Giri misalnya terkenal di kalangan kasta rendah yang selalu ditindas oleh mereka dari kasta yang lebih tinggi. Ia menjelaskan bahwa dalam Islam semua kedudukan manusia adalah sama. Para wali juga membantu masyarakat dalam hal pengobatan, membantu membuat aliran air untuk sawah masyarakat, dan masih banyak lagi. Dengan menunjukkan sikap seperti inilah banyak orang yang kemudian tertarik untuk mendalami Islam.

Pada masa itu, masyarakat Jawa memang masih lekat dengan kepercayaan nenek moyang. Islam yang baru masuk Nusantara akan sulit berkembang jika disebarkan dengan cara yang agresif atau melalui kekerasan. Maka dari itu para wali kemudian berusaha mengenalkan Islam kepada masyarakat dengan cara yang lebih bersahabat. Ternyata usaha ini juga berhasil, terbukti dengan banyaknya penganut agama Islam pada masa itu hingga sekarang.

Share
Published by
Tetalogi

Recent Posts

Rosita Istiawan Pionir Hijau, Dedikasi Bangun Hutan 25 Tahun

Di tengah keputusasaan untuk menjaga kelestarian alam, Indonesia membutuhkan sosok yang berani melindungi sumber daya…

11 hours ago

Tesso Nilo: Rumah Para Gajah yang Kian Terancam Eksistensinya

Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…

2 weeks ago

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 weeks ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

3 weeks ago

Kebakaran Hebat Gedung Terra Drone, Korban Tembus 20 Orang

Duka terus menghampiri bangsa Indonesia di penghujung tahun 2025 ini. Belum kelar bencana banjir hebat…

3 weeks ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

3 weeks ago