Upacara adalah salah satu kegiatan yang sudah lama tidak lakukan para siswa di masa pandemi ini. Namun demikian bukan berarti kegiatan memupuk nasionalisme ini tidak lagi bisa dilakukan. Semuanya sekarang bisa serba online, termasuk upacara. Dan hal ini memang benar-benar dilakukan oleh beberapa sekolah lho.
Meskipun terkesan nyeleneh, namun ada sisi baik dari aktivitas ini. Misalnya tidak akan lagi ada yang terlambat mengikuti upacara. Gimana bisa terlambat, kan di rumah. Kecuali harus pergi ke warnet dulu yang letaknya agak jauh dari rumah. Tak hanya itu, ada beberapa sisi positif lain yang bisa didapatkan dari kegiatan unik ini.
Nggak ada lagi yang pingsan saat upacara
Seperti yang kita tahu, pingsan saat upacara adalah fenomena yang lazim banget. Bahkan dalam tiap upacara pasti ada saja yang kolaps. Ketika ditanya kenapa pingsan, alasannya pun macam-macam. Mulai dari terik matahari sampai tidak sarapan. Nah, di upacara online hal tersebut takkan ditemui.
Alasannya tentu karena semua penyebab pingsan sudah teratasi. Takut mentari terik? Ya, upacara di kamar. Lapar belum makan? Ya, makan dulu lah, kan dapur cuma sejengkal. Tidak ada lagi alasan yang bisa membuat seseorang pingsan ketika upacara dari rumah. Mungkin satu hal sih. Semalam begadang sampai pagi nonton drama atau main game. Besoknya pasti pingsan.
Nggak ada yang namanya telat upacara
Fenomena telat upacara juga pasti sering kita temukan. Kalau ini alasannya lebih ke waktu, jarak, atau faktor x seperti macet misalnya. Ketika upacara dilakukan di rumah, hal seperti ini tentu tidak akan terjadi. Mau telat bagaimana sih wong lapangan upacaranya di rumah sendiri.
Alasan telat upacara di rumah bisa ditolerir kalau rumahnya sebesar punya Nia Ramadhani, yang katanya pernah sampai nyasar di huniannya sendiri. Kalau rumahnya rata-rata orang Indonesia di mana dapur kadang bisa ketemu langsung ruang tamu, maka hal tersebut tidak mungkin terjadi.
Kuota game dipangkas untuk keperluan upacara
Lantaran belum bisa menghasilkan uang sendiri, sudah barang tentu bocah-bocah yang masih sekolah akan meminta orang tuanya untuk masalah kuota. Nah, terkait ini para orang tua bisa sedikit berimprovisasi. Alih-alih memberikan anaknya kuota internet hanya buat senang-senang atau main game, mereka bisa berdalih kuota harus lebih dihemat agar upacara live tidak lag.
Selain bisa lebih hemat pengeluaran, anak-anak juga akan lebih berhati-hati menggunakan jatah kuotanya. Pemborosan waktu dan kuota untuk bermain pun bisa dikurangi. Tapi ini hanya berlaku untuk orang tua yang memberikan anaknya paket internet selular. Kalau di rumah pakai provider wifi bulanan ya beda cerita.
Menyanyikan lagu nasional sepenuh hati
Dalam upacara, lagu nasional adalah bagian penting yang kadang tidak semua menyanyikannya dengan benar. Ada yang cuma dalam hati, ada yang malu, sampai yang parah ada yang lip sync doang. Nah, kalau upacara di rumah, hal-hal semacam ini mungkin tidak terjadi.
Bikin TikTok dengan koreo saja ayo saja kok, apalagi menyanyikan lagu nasional. Yang ada justru para peserta ini akan menampilkan performa terbaiknya. Kalau pun jelek ya tidak masalah, cukup di-mute saja. Dampak dari menyanyikan lagu nasional dengan semangat adalah bisa sedikit memupuk rasa nasionalisme.
BACA JUGA: 5 Kejadian Unik Saat Upacara Bendera di Indonesia
Upacara online bisa dibilang hal yang menarik, apalagi di masa pandemi yang pasti bikin pesertanya kangen melakukan aktivitas selain rebahan dan nonton TVRI. Hal yang jadi masalah mungkin adalah mereka yang kurang mampu secara fasilitas dan biaya. Alih-alih upacara di rumah, mereka mungkin pilih ke sekolah sendiri karena harga kuota lagi mahal. Jadi, para provider tolonglah harga diturunkan agar anak bangsa bisa berupacara dengan nyaman di rumah.