Because of you, my life full of happiness
Hello, kamu
Rasanya ingin tertawa ketika teringat saat pertama kita harus menjalani hubungan jarak jauh, beberapa tahun yang lalu. Istilah kekiniannya, long distance relationship atau LDR. Aku yang biasanya bisa bertemu denganmu tiap hari, harus rela melepasmu berpindah ke kota lain yang jauh untuk mengejar mimpi-mimpimu. Saat mengantarkanmu ke bandara, air mataku mengalir tak ada habisnya.
Iya, begitu takutnya aku melepasmu pergi jauh yang tak terjangkau pandangan mata. Aku resah, bagaimana jika LDR ini gagal dan aku harus kehilanganmu? Membayangkannya saja aku tak sanggup, apalagi jika harus mengalaminya.
Namun kamu begitu dewasa, menenangkan perempuan galau ini di dalam pelukan. Kamu bilang, ini semua hanya sementara, untuk kebaikan kita bersama. Dengan lembut, kamu membelai rambut panjangku dan berjanji bahwa distance means nothing when someone means everything. Apalagi ada berbagai aplikasi chatting dan video call, setidaknya bisa membendung rindu yang akan tak tertahankan.
Mereka bukan kamu yang biasanya mencubit pipiku saat aku membuatmu gemas. Mereka bukan kamu yang membantuku menyisir rambut saat mahkotaku ini kusut usai terkena angin. Dan mereka bukan kamu yang bisa membuatku tertawa, dengan segala tingkahmu yang lucu luar biasa.
Tapi aku bahagia, ketika mendengar cerita-ceritamu di sana. Kamu bilang bahwa inilah pekerjaan yang kamu inginkan, mimpimu perlahan jadi kenyataan. Meski kita hanya bisa bertukar curahan hati di malam hari, semuanya tetap terasa hangat dan istimewa.
Kini, hal terpenting yang kulakukan tiap hari adalah menghitung mundur waktu, dan segera bisa bertemu denganmu
Kita memang tak lagi bisa bertemu sesering dulu. Bahkan dalam hitungan bulan, belum tentu satu kali kamu datang. Hebatnya, semua itu tidak melunturkan cinta kita berdua. Bahkan, kita masih bisa melihat bulan purnama yang sama, seperti di buku Raditya Dika. Ditambah dengan ekspresi aneh-anehmu saat video call, membuatku lupa bahwa untuk bertemu denganmu, sudah tidak semudah menyalakan motor dan mengendarainya.
Sayang, jarak memang membuat segalanya sulit. Saat kita saling membutuhkan dan yang bisa kita lakukan hanya telepon dan saling menguatkan, atau rasa kesepian sudah berada di puncaknya. Ketika ingin menyerah saja, mengaku kalah pada ribuan kilometer yang memisahkan kita. Ada kalanya aku diam, memandangi fotomu dan bulir-bulir air mata menetes begitu saja. Ada masanya kamu lelah luar biasa dan hanya bisa menyandarkan diri pada tembok, bukan padaku yang biasanya jadi tempat istirahatmu.
I can’t life without you
Kamu bukan orang yang pintar berbicara apalagi menggombal dengan kata-kata manis luar biasa. Tapi sekali kamu mengutarakan isi hati, aku tahu itu benar adanya. Maaf ya sayang, jika selama ini aku masih belum bisa sebijaksana itu. Jika aku masih kerap terbawa suasana dan menuntutmu untuk segera kembali dan menjemputku.
Sekarang aku tahu, mencintaimu adalah hal terindah dalam hidupku. Walau kamu tak terjangkau pandangan mata, namun senyummu tersimpan rapi dalam jiwa. Aku yakin bahwa suatu hari, kita akan bersama kembali, tak lagi ada kilometer yang memisahkan. Sampai jumpa lagi, sayang. Aku juga sedang menghitung hari untuk bertemu denganmu, lagi.
Karena pada akhirnya, LDR hanya untuk mereka yang kuat hatinya dan teguh pendiriannya
Dari aku yang selalu merindukan candaanmu yang garing tapi ngangenin
Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…
Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…
Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…
Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…
Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…
Baru-baru ini, dunia hiburan Korea Selatan diguncang oleh skandal yang melibatkan aktor papan atas, Kim…