Selama di Tiongkok Jepang juga melakukan percobaan senjata kimia [Image Source]
Konfrontasi antara Tiongkok dan Jepang memang sudah berakhir sejak beberapa puluh tahun lalu. Namun bukan berarti dendam keduanya turut surut. Jepang memang sudah melupakan ini, namun bagi Tiongkok, mereka takkan bisa lupa. Tentang bagaimana Jepang membuat bangsa ini seperti hewan ternak di masa lalu. Dibantai, dilecehkan lalu dibunuh sampai kengerian-kengerian lain yang sudah di luar batas kemanusiaan.
Tiongkok sangat-sangat membenci Jepang, bahkan sampai hari ini. Bahkan tak cukup generasi terdahulu yang menampakkan ketidaksukaan, anak-anak Tiongkok pun didoktrin untuk terus tidak menyukai Jepang apa pun alasannya. Hal ini dibuktikan dari antusiasme bocah-bocah di sana mengunjungi museum-museum yang menampakkan diorama dan juga foto-foto pembantaian leluhur oleh bangsa Jepang.
Berikut adalah deretan kejadian buruk yang menjadi alasan kenapa orang Tiongkok sangat membenci Jepang sampai mendarah daging.
1937 mungkin jadi tahun yang paling diingat oleh semua warga Tiongkok. Ya, tahun ini adalah masa di mana sesepuh mereka dibantai dengan keji oleh Jepang dalam sebuah agenda penjajahan. Konon tregedi ini bahkan lebih ngeri daripada Holocaust Yahudi yang dilakukan oleh Jerman.
Tak hanya dibantai seperti hewan, penduduk Tiongkok juga pernah merasakan bentuk kekejaman lain Jepang yang tak kalah ngeri. Salah satunya dengan dijadikan eksperimen senjata kimia oleh seorang ahli kimia Jepang bernama Shiro Ishii. Ishii sendiri adalah pimpinan dari Unit 731 yang tugasnya memang mengembangkan senjata kimia.
Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh seorang sejarawan Jepang bernama Yoshiaki Yoshimi, Jepang ternyata juga pernah menggunakan senjata kimia, khususnya yang penggunaannya ditujukan kepada orang-orang Tiongkok. Selama perang Jepang Tiongkok di tahun 1937, Jepang diindikasi kuat sudah menggunakan berbagai macam senjata kimia mematikan.Mulai dari phosgene, chlorine, sampai lewisite.
Peristiwa berdarah Nanking tidak hanya diingat karena kegilaan serdadu Jepang membantai penduduk kota ini dengan kejam, tapi juga tragedi pelecehan paling parah sepanjang masa. Ya, ketika para pria dibantai habis-habisan, perempuan dan anak-anak dilecehkan massal lalu kemudian dibunuh.
Selama tragedi Nanking, kelakuan orang Jepang semakin brutal kian harinya. Tak cukup dengan melakukan banyak pembantaian, mereka juga pernah menyelenggarakan lomba mengerikan, yakni bersaing untuk menjadi pemenggal pertama dari 100 orang Tiongkok. Perlombaan ini dilakukan oleh dua serdadu Jepang bernama Toshiaki Mukai dan Tsuyoshi Noda.
Kalau dilihat dari kejamnya Jepang kepada Tiongkok lewat sederet aksi di atas, sangat bisa dimaklumi kalau mereka begitu marah. Seumpama kita ada di posisi mereka, pasti akan melakukan hal yang sama, meskipun di masa lalu Jepang juga tak kalah kejam terhadap bangsa Indonesia. Berulang kali Jepang meminta maaf, tapi Tiongkok hanya diam dan mengatakan maaf tidak akan mengubah apa yang telah terjadi di masa lalu.
Di tengah keputusasaan untuk menjaga kelestarian alam, Indonesia membutuhkan sosok yang berani melindungi sumber daya…
Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…
Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…
Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…
Duka terus menghampiri bangsa Indonesia di penghujung tahun 2025 ini. Belum kelar bencana banjir hebat…
Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…