Soekarno, sebuah nama besar untuk negeri yang megah ini. Nasib orang besar, tidak selalu sebesar dan seharum namanya. Seringnya mereka adalah orang-orang sederhana, dan Soekarno adalah salah satunya.
Baca Juga : Kisah Cinta Soekarno dan 9 Istrinya
Soekarno tidak memerlukan banyak uang maupun arogansi untuk bisa memperjuangkan Indonesia atau membawa nama tanah air ke luar negeri. Hanya berbekal kecintaannya pada negeri ini, Soekarno mampu menorehkan sejarah dan menjadi pemimpin yang disegani di jamannya. Meski, pada akhir hayatnya, negeri ini seolah-olah ‘lupa’ akan jasa besarnya.
Soekarno Mencintai Rakyat
Blusukan di jaman sekarang, sudah pernah dilakukan oleh Soekarno di jamannya. Hal ini karena Soekarno sangat senang berada di tengah rakyat, bicara dengan orang-orang seperti kawannya sendiri. Bedanya, Soekarno lebih senang menyamar, agar orang tidak melihatnya sebagai seorang Presiden.
Dalam beberapa buku tentang Bung Karno, dijelaskan betapa Putra Sang Fajar ini sempat menyamar beberapa kali dengan sandal biasa, kemeja dan kacamata. Dengan begitu, siapa bisa mengenal Soekarno yang merupakan pemimpin negara itu?
Soekarno, kalau boleh meminjam istilah jaman sekarang, blusukan, dengan menanggalkan segala atributnya. Pakaian kebesarannya, pecinya. Lalu datang ke pasar, ke gerbong-gerbong kereta, ke desa-desa, sendirian. Tanpa kawalan asisten atau pengamanan. Sesekali dengan Ibu Fatmawati.
Ia bahkan tidak ragu, maupun jijik, untuk mengambil cacing di tengah jalan, lantas mengembalikannya ke sawah. Padahal saat itu, Soekarno bisa saja meminta pengawal untuk melakukannya. Dengan penyamaran ini, Soekarno lebih bisa memahami negeri dan rakyatnya.