Categories: Trending

Sudut Pandang Siti Hajar Dalam Persepsi Islam dan Non Islam

Siti Hajar atau Hagar adalah salah satu tokoh penting dalam ketiga agama samawi (Islam, Kristen, Yahudi). Kisah hidupnya sangat seru, penuh hikmah dan pelajaran, serta juga sangat berpengaruh dalam sejarah.

Redaksi Boombastis ingin mengangkat kisah hidup beliau yang diambil dari sudut pandang ketiga agama samawi ini. Bukan untuk membandingkan versi mana yang terbaik, melainkan memberi pengetahuan dan sudut pandang yang baru.

1. Putri Raja

Menurut riwayat, Siti Hajar adalah seorang budak milik nabi Ibrahim. Karena istri beliau saat itu sudah tua dan tidak memiliki anak, sang istri yang bernama Sarah mengusulkan agar beliau mengambil Siti Hajar sebagai istri.

Siti Hajar merupakan putri dari salah seorang Raja Firaun dari Mesir [imagesource]
Tapi tahukah para pembaca bahwa Siti Hajar atau Hagar ini adalah putri seorang raja? Ya. Beliau adalah putri dari salah seorang Firaun (raja) mesir. Menurut Midrash (kitab tafsir kaum Yahudi), Hajar menyerahkan diri kepada nabi Ibrahim dan Sarah karena melihat mukjizat Tuhan melalui mereka. Beliau berkata, “Lebih baik menjadi pelayan di rumah Anda, dari pada menjadi putri di kerajaan ini.” Menurut Midrash ini pula, nama Hajar/Hagar adalah gelar yang diberikan kepadanya, yang berarti ‘Reward’ atau ‘Penghargaan’.

2. Menjadi Istri Sang Nabi

Siti Sarah atau Sarai yang sudah berumur, merasa dirinya tidak mampu memberikan anak kepada nabi Ibrahim. Oleh karena itu beliau mengusulkan agar sang nabi mengambil Hajar sebagai istri. Dengan kerendahan hati dan kerelaan ini, Tuhan mengganjar Sarah dengan janji bahwa ia sendiri pun akan diberkati dengan anak saleh.

Siti Hajar Menjadi Istri Sang Nabi [imagesource]
Ada kejadian menarik dengan sudut pandang yang berbeda dari ketiga agama samawi ini. Kristen dan Yahudi memiliki sudut pandang yang hampir sama. Kedua agama ini meriwayatkan bahwa Hajar kemudian menjadi sombong karena berhasil ‘naik tingkat’ jadi istri sang Nabi. Sedangkan menurut riwayat Islam, Siti Sarah yang kemudian menjadi cemburu atas status Hajar.

Dalam kisah Midrash, Sarah mengingatkan kepada Hajar bahwa ia hanyalah seorang pelayan. Oleh karena itu ia membuat Hajar bekerja jauh lebih keras dari yang seharusnya. Karena penderitaan ini Hajar kemudian melarikan diri ke gurun pasir. Di sinilah ia bertemu dengan malaikat. Sang malaikat mengatakan agar Hajar kembali pulang dan memperlakukan Sarah dengan baik. Tuhan akan memberi ganjaran yang baik kepada Hajar. Ganjaran ini berupa seorang anak yang doanya akan didengar Tuhan.

3. Pengasingan

Putra yang dikandung Hajar pun lahir, kemudian diberi nama Ishmael yang berarti ‘Tuhan Mendengarnya’. Sedangkan putra Sarah pun lahir, dan diberi nama Ishak. Ada jarak 13 tahun dalam umur mereka. Dalam versi Yahudi, Ishmael adalah seorang anak yang liar dan terkadang sering mengganggu Ishak. Oleh karena itu Sarah meminta nabi Ibrahim untuk memisahkan mereka.

http://i107.photobucket.com/albums/m311/Gattina_2006/Morocco/ZagoraErfoud104.jpg

Pada awalnya nabi Ibrahim menolak permintaan ini, tetapi sebuah firman Tuhan datang dan memerintahkannya untuk memindahkan Hajar beserta Ishmael ke sebuah gurun pasir. Dalam versi Yahudi dan Kristen, pembuangan Hajar ini adalah hukuman atas kesombongan serta sikap Ishmael. Sedangkan versi Islam mengatakan bahwa hal ini bukanlah pembuangan, melainkan ujian atas ketaatan Hajar, Ishmael, dan Ibrahim.

Di pengasingan ini lah, Hajar kembali bertemu dengan malaikat, setelah sebelumnya diuji dengan nasib anaknya yang hampir mati kelaparan dan kehausan. Malaikat ini muncul untuk memberitahukan letak mata air padanya, dan memberitakan kabar gembira betapa Tuhan telah meloloskan Hajar dan Ishmael dari ujian ini.

Di sini, versi Islam mengatakan bahwa Hajar dan Ishmael adalah seorang yang suci, berhasil menjalani ujian Tuhan, dan diberkati dengan pertemuan 2 kali dengan malaikat. Sumber-sumber literatur dari Yahudi pun mengakui bahwa Hajar bertemu malaikat beberapa kali, dan doanya memang selalu didengarkan Tuhan.

Dalam Islam, perjuangan Hajar dalam menyelamatkan anaknya, diabadikan Tuhan dalam bentuk ibadah haji. Tantangan nabi yang diharuskan menyembelih anaknya pun, diabadikan Tuhan dalam bentuk idul Adha yang dirayakan setelah musim haji selesai.

4. Pertemuan Kembali

Meskipun ia hanya tinggal berdua bersama anaknya di padang pasir, kesetiaan Hajar kepada Tuhan dan kepada suaminya tetap terjaga. Beberapa riwayat dari sumber-sumber Yahudi mengatakan bahwa Hajar tidak menikah lagi dan tetap menganggap dirinya sebagai istri Ibrahim. Beliau menganggap hidup di pengasingan ini memang betul-betul ujian dari Tuhan atas iman dan kesetiaannya.

Pertemuan Kembali dengan nabi Ibrahim [imagesource]
Dari beberapa sumber Yahudi pula, diceritakan bahwa ketika siti Sarah meninggal, Ishak sendiri yang datang ke gurun pasir untuk menjemput ibu tirinya itu. Keluarga yang terpisah karena ujian Tuhan ini pun kemudian berkumpul kembali, dan Hajar kemudian menggunakan nama baru yaitu ‘Keturah’ yang berarti ‘ikatan’ karena kesetiaannya, serta berarti juga ‘hiasan’. Di Taurat sendiri diceritakan bahwa beliau kemudian melahirkan beberapa anak lain untuk nabi Ibrahim.

5. Sejarah yang Tertulis

Kisah kehidupan siti Hajar yang penuh percobaan, mengajarkan kepada kita untuk terus setia dan yakin kepada Tuhan meskipun diuji dalam cobaan yang berat. Tuhan tidak akan meninggalkan umatnya selama para umat juga tidak meninggalkan Tuhannya.

Sejarah yang Tertulis [imagesource]
Perbedaan pendapat antara Islam, Kristen, dan Yahudi hanyalah perbedaan persepsi yang lahir dari sudut pandang yang berbeda. Perbedaan ini bukanlah alasan untuk saling bertikai dan bermusuhan. Bagaimana jika seluruh perspektif ini benar? Hajar menjadi sedikit sombong, Sarah menjadi terlalu cemburu, lalu Tuhan memberi sedikit uji coba kepada mereka untuk mengasah jiwa mereka kembali kepada jalan milik Tuhan? Jika Hajar adalah wanita culas dan jahat, tidak mungkin Tuhan mengirimkan malaikat beberapa kali kepadanya. Jika Sarah adalah wanita pencemburu yang menyiksa pembantunya, tidak mungkin juga Tuhan mengaruniai dengan anak yang kelak menjadi nabi.

Bagaimanapun perspektif dan sudut pandangnya, kedua wanita ini adalah istri nabi, melahirkan nabi, dan juga menjadi cikal bakal 2 suku yang sangat berpengaruh di dunia. Arab dan Yahudi. Pertikaian mereka di Timur tengah seolah-olah tak ada habisnya, semoga kelak Tuhan mempersatukan mereka kembali.

Seluruh manusia adalah saudara, dan Tuhan pasti adil. Keadilannya mutlak, dan keputusannya tidak pernah keliru. Semua kisah ini bisa memberikan kita sudut pandang yang baru tentang apa yang sudah kita pahami dan kenal selama ini. Semua kisah Hajar ini bisa membawa sedikit pencerahan di dalam kehidupan kita semua. Amin!

Share
Published by
Norman Duarte

Recent Posts

4 Kontroversi Seputar Doktif yang Kerap Bongkar Produk Skincare Overclaim

Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…

7 days ago

Serba-serbi Tol Cipularang yang Kerap Makan Korban, Mitos hingga Sejarah Pembangunan

Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…

1 week ago

4 Live Action Paling Booming di Netflix, Bisa Jadi Teman Malam Minggu

Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…

2 weeks ago

Fenomena Joged Sadbor yang Ubah Nasib Warga jadi Kaya, Benarkah Disawer Judol?

Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…

3 weeks ago

Pengusaha Budidaya Jamur Tiram Modal 100 Ribu Bisa Dapat Omzet Puluhan Juta Sekali Panen

Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…

3 weeks ago

6 Tahun Merawat Suami Lumpuh Sampai Sembuh, Perempuan Ini Berakhir Diceraikan

Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…

3 weeks ago