Kasus bullying di sekolah semakin marak terjadi. Pelaku biasanya tidak lain adalah teman sekolah korban. Terbaru, ada dugaan kasus bullying yang terjadi di salah satu Madrasah Tsanawiyah (MTS) di Kotamobagu, Sulawesi Utara. Korban berinisial BT berusia 13 tahun diduga dianiaya oleh beberapa temannya sampai mengakibatkan ia sakit dan berujung meninggal.
Sampai saat ini, pihak kepolisian setempat masih melakukan pendalaman kasus untuk mengetahui fakta di balik dugaan bullying tersebut. Simak kronologi kasus dugaan bullying terhadap sisa MTS Kotamobagu berikut.
BT diduga dianiaya beberapa teman sekolahnya
Menurut keterangan dari keluarga korban, BT mengalami penganiayaan pada Rabu (8/6/2022). Saat itu, BT sedang menuju ke masjid sekolah untuk melaksanakan salat zuhur. Kejadian tersebut berlangsung usai murid-murid melaksanakan ujian. Kemudian, beberapa anak menutupi wajah BT menggunakan sajadah. BT diduga diikat lalu dianiaya di lokasi tersebut.
Sepulang sekolah, BT mengeluh sakit di bagian perut kepada orang tuanya. Ia pun dibawa ke Rumah Sakit Kelurahan Pobundayan. Pihak rumah sakit mendiagnosis BT mengalami trauma benda tumpul, sehingga ia pun dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat Prof. dr. R. D. Kandou Manado untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Walaupun sudah mendapatkan tindakan medis, tetapi nyawa BT tidak tertolong dan ia meninggal dunia.
Korban penganiayaan bukan hanya BT
Rupanya korban bullying dengan pelaku yang sama bukan hanya BT. Menurut sejumlah kesaksian, salah satu korban lainnya berinisial ABP. Ia adalah anak dari Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Bolaang Mongondow Zulfadly Binol. Berdasarkan keterangan Binol, anaknya dipukul pada bagian kepala sampai hidungnya mengeluarkan darah. Ketika dianiaya, ABP pun berhasil melarikan diri. Binol pun membawa anaknya untuk mendapatkan pemeriksaan di rumah sakit di Manado.
Polisi meminta keterangan dari 9 terduga pelaku
Polisi Daerah Sulawesi Utara (Polda Sulut) meminta keterangan kepada 18 orang saksi, yang terdiri dari pihak sekolah termasuk guru dan beberapa pelajar. Menurut Kabid Humas Polda Sulut, Kombes Pol Jules Abraham Abast, dari keterangan saksi tersebut, polisi menduga ada 9 tersangka. Terduga pelaku menjalani pemeriksaan didampingi oleh orang tua masing-masing dan Dinas Perlindungan Anak. Pasalnya, mereka masih di bawah umur.
Terduga pelaku belum ditahan oleh polisi karena kasus masih dalam tahap penyidikan. Walaupun begitu, orang tua masing-masing terduga pelaku diminta untuk bekerja sama untuk mengawasi mereka. Selain mengumpulkan keterangan saksi, Polda Sulut juga melakukan penelitian berkoordinasi dengan Balai Pemasyarakat (Bapas) di Manado. Kepolisian juga melakukan visum dan otopsi pada jasad BT untuk alat bukti. Dari hasil visum dan otopsi akan diketahui sebab pasti kematian korban.
Pihak sekolah mengaku tidak menerima laporan bullying
Pihak MTS di Kotamobagu mengaku lalai karena sampai terjadi bullying di lingkungan sekolah. Mereka mengaku tidak menerima adanya laporan adanya penganiayaan selama Senin sampai Sabtu ketika kasus bullying terjadi. Walaupun sekolah dilengkapi dengan CCTV, kepala MTS tersebut tidak mengetahui pasti kronologi kejadian penganiayaan yang terjadi di lingkungan sekolahnya.
BACA JUGA: Cerita Siswa Korban Bullying di Malang yang Harus Rela Mengamputasi Jari Tangannya
Semoga hasil visum dan otopsi serta keterangan dari terduga pelaku dapat segera keluar. Sehingga penyebab kematian BT dan pelaku sebenarnya dapat segera diamankan. Semoga jiwa BT tenang di alam sana setelah mendapatkan keadilan.