Merebaknya virus corona yang dalam sekejap mampu menginfeksi banyak orang, ternyata membuat beberapa pihak berspekulasi soal adanya hal lain yang berada di balik wabah tersebut. Hal ini datang dari sosok Dany Shoham, analis perang biologis Israel yang telah mempelajari hal tersebut dari China.
Dilansir dari Washingtontimes.com (26/01/2020), mantan perwira intelijen militer Israel itu menyebutkan bahwa penyebaran virus corona tak lepas beberapa pihak yang saling berkaitan sama lain di dalamnya. Tak hanya itu, para ilmuwan juga menduga bahwa menyantap kelelawar menjadi pemicunya. Selengkapnya? Simak ulasan Boombastis berikut ini.
Sebagai seorang mantan perwira intelijen militer Israel yang telah mempelajari teknik perang biologis China, Dany Shoham menduga ada keterlibatan beberapa pihak terkait penyebaran virus corona. Dirinya mengatakan, bahwa Institut Virologi Wuhan (Wuhan Institute of Virology), terkait dengan program senjata biologis rahasia yang dikembangkan oleh Beijing.
Sekedar informasi, keberadaan Institut Virologi Wuhan sempat disiarkan oleh stasiun TV lokal, yang menunjukkan bahwa laboratorium penelitian virus itu disebut-sebut paling maju di China. “Laboratorium tertentu di institut ini mungkin telah terlibat, dalam hal penelitian dan pengembangan, dalam [senjata biologis] China, setidaknya secara jaminan, namun bukan sebagai fasilitas utama penyelarasan senjata biologis China,” ucap Shoham yang dikutip dari Washingtontimes.com (26/01/2020).
Tak hanya soal kemungkinan senjata biologis dari laboratorium Wuhan, penyebaran virus corona juga diduga oleh beberapa ilmuwan ditularkan lewat makanan. Dalam hal ini, kebiasaan masyarakat China yang mengkonsumsi kelelawar menjadi sorotan. Para ilmuwan menduga, bahwa kelelawar merupakan inang (induk) dari virus corona yang menyebar di Wuhan.
Dilansir dari CNNIndonesia.com (26/01/2020), kelelawar dianggap sebagai hewan yang membawa banyak 137 penyakit berupa virus-di mana 60 di antaranya bisa menular baik secara langsung maupun tidak pada manusia, yakni virus ebola, virus corona, virus hanta, virus lyssa, virus corona SARS, dan virus marburg. Salah satu prosesnya adalah melalui daging kelelawar yang dimakan oleh manusia.
Sebelum virus varian baru yang bernama Novel 201 Coronavirus (2019-nCoV) menjangkiti banyak orang pada 2020 ini, beberapa wabah sejenis juga sempat menyebar di China dan menimbulkan banyak korban jiwa. Tercatat, virus tersebut adalah Sindrom pernapasan akut berat atau SARS yang muncul pertama kali pada November 2002 dan baru diidentifikasi pada Februari 2003.
Dilansir dari CNBCIndonesia.com (24/01/2020), SARS yang telah menular hingga ke Indonesia itu dilaporkan telah menelan 74 korban jiwa dan menjangkiti 8.098 lainnya di seluruh dunia. Ada pula virus Flu Burung (H5N1) , yang pertama kali terdeteksi pada tahun 1996 pada hewan angsa di China. Kelak, wabah ini disebut sebagai Asian Flu karena telah menyebar di negara-negara Asia. Termasuk Indonesia.
BACA JUGA: Menilik Hobi Makan Makanan Ekstrem di China yang Dicurigai jadi Penyebab Virus Corona
Hingga kini, korban meninggal dunia akibat virus corona di China telah mencapai 80 orang pada Senin (27/1). Dilansir dari CNNIndonesia.com (27/01/2020), Komisi Kesehatan Nasional China menyebut jumlah orang yang terinfeksi virus mematikan itu naik menjadi 769. Total, ada 2.744 kasus terjadi yang dikonfirmasi secara nasional di wilayah China.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…