Shirley Jensen, wanita muda yang pernah mengalami masa kelam bergulat dengan obat-obatan terlarang saat masih berusia 18 tahun ini nekad mengakhiri hidupnya setelah mengalami tiga hal yang membuatnya amat stress. Jensen mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
Saat Polisi menemukan tubuhnya yang sudah tak bernyawa itu di rumahnya, di Hazel Grove dekat Stockport Greater Manchaster, di samping tubuh Jensen tersebut ada sebuah catatan bertuliskan ìIím Sorryî, dan buku berjudul Letting Go yang berisi tentang hal-hal perpisahan.
Jensen pernah dipenjara pada tahun 1992 karena terlibat pemakaian obat-obatan terlarang. Setelah enam bulan mengalami masa tahanan, dia sempat mendapatkan rehabilitasi dan sembuh total. Berkat perjuangannya melawan ketergantungan obat-obatan terlarang tersebut, Jensen mendapatkan penghargaan sebagai tokoh menginspirasi di kantor tempatnya bekerja, yaitu di sebuah Pegadaian.
Suatu hari Jensen pernah sempat bergurau kepada Ibu dan beberapa teman dekatnya, bahwa tiga hal yang paling membuatnya stress adalah mengakhiri hubungan, memulai pekerjaan baru, dan pindah rumah. Memang diketahui bahwa Jensen sempat pindah ke sebuah flat ketika dia akan memulai pekerjaan barunya. Namun Ibu dan teman-temannya tak menyangka bahwa Jensen akan mengakhiri hidupnya karena tiga hal yang dia sampaikan tersebut.
Jensen memang sempat mengatakan dia stress dan sangat tertekan. Orang-orang terdekatnya sudah menyarankan dan bahkan membawanya kepada psikiater dan memintanya meminum obat anti-depresan. Namun spertinya tingkat stress yang dialami Jensen sudah sangat tinggi, sehinga dia benar-benar nekad mengakhiri hidupnya.