Kamu mungkin kerap menemukan momen ketika Satpol PP melakukan tugasnya di tempat-tempat umum. Mulai dari menertibkan pedagang dan pengamen atau mengamankan mereka yang meresahkan. Tujuannya memang untuk menciptakan ketertiban umum, ketentraman masyarakat dan perlindungan publik. Tapi ada yang berbeda dengan yang dilakukan oleh Satpol PP Pontianak.
Sebuah video beberapa waktu yang lalu viral menunjukkan seorang petugas Satpol PP menghancurkan alat musik yang disebut milik pengamen. Video tersebut diunggah di akun media sosial resmi milik Satpol PP Pontianak dan dalam waktu singkat menimbulkan perdebatan. Sudah lihat videonya?
Video viral ini awalnya diunggah di akun Instagram Satpol PP Pontianak. Namun tak lama setelah menuai komentar dari netizen, video tersebut langsung dihapus. Meski begitu, video tersebut sudah terlanjut tersebar di platform media sosial lainnya seperti Twitter. Salah satunya adalah akun @andivox yang juga merupakan salah satu orang yang mendirikan Institut Musik Jalanan.
Ia mempertanyakan mengapa tindakan menghancurkan alat musik ukulele milik pengamen harus dilakukan. Menurutnya, ini adalah wujud arogansi yang dimiliki oleh instansi tersebut. Setelah video yang diunggah ulang oleh dirinya ini viral, ia pun sempat berkomunikasi dengan Ditjen Kebudayaan.
“Terima kasih untuk kalian semua yang sudah bantu memviralkan thread ini. Pagi tadi saya sudah komunikasi dengan ditjen kebudayaan terkait hal ini & akan segera diteruskan ke pemda setempat. Sesuai amanat UU no.5/2017, pemda seharusnya memberikan fasilitas untuk ruang kesenian.” ucapnya melalui cuitan.
Viralnya video ini tentu tak lepas karena reaksi netizen yang sebagian besar merasa geram dan heran. Tidak sedikit yang merasa bahwa tindakan ini sudah berlebihan, seperti @23_Novrianto, “Pantes meraka tkt ke tangkep sama satpol PP, ternyata seperti ini cara pembinaan yg di berikan mereka, bukan pembinaan namanya ini mah, harusnya pembinaan tentang memberikan edukasi & pembinaan berupa kerajinan tangan atau apa kek, mlh menghancurkan harapan hidup mereka.” Atau balasan cuitan @fsskroeppreal, “Mematahkan ukulele gak menjamin ketertiban, pak.”
Insiden viral ini ternyata juga menarik perhatian Tompi, dokter sekaligus penyanyi ternama di Indonesia. Ia mengatakan “Nih makhluk psti berasa paling gagah saat matahin alat musik ini dan di syut. Semoga lekas sembuh.” Pendapat yang tertuang dalam cuitan ini banyak mendapatkan like dari pengguna Twitter.
Setelah banjir kecaman dari netizen, video viral tersebut kemudian dihapus dari akun media sosial Satpol PP Pontianak. Sebagai gantinya, foto dengan tulisan bernada klarifikasi diunggah beberapa saat setelahnya. Dalam unggahan tersebut dituliskan bahwa berita yang belakangan beredar tentang Satpol PP Kota Pontianak merusak ukulele hasil razia adalah tidak benar. Mereka menyebutkan bahwa yang dirusak adalah ukulele yang sudah beberapa tahun tidak diambil dan tidak jelas siapa pemiliknya.
Disebutkan juga bahwa pengamen yang dianggap mengganggu ketertiban umum akan diberi pembinaan. Dan terkait ukulele atau gitar yang disita, bisa diambil setelah pembinaan selesai serta adanya perjanjian bahwa pengamen tersebut tidak akan mengulangi pelanggaran yakni mengamen di persimpangan jalan.
Walikota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengeluarkan pendapatnya terkait insiden viral yang terjadi di wilayahnya tersebut. Dilansir dari Tribunnews, ia menyayangkan insiden seperti ini terjadi, serta meminta maaf pada masyarakat atas tindakan yang terjadi. Ia juga mengatakan, sanksi tegas akan diberikan kepada oknum Satpol PP yang merusak ukulele.
Edi juga menjanjikan akan mengganti ukulele yang telah dirusak. Hal tersebut ia lakukan tak hanya karena merasa prihatin, namun juga sebagai bukti kecintaannya terhadap musik. Sementara itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Kota Pontianak, Syarifah Adriana mengeluarkan pendapat yang bunyinya senada dengan unggahan media sosial Satpol PP Pontianak.
Di luar apakah pernyataan klarifikasi tersebut benar atau salah, tindakan menghancurkan alat musik memang sangat disayangkan. Jika memang bertujuan agar alat tersebut tidak disalahgunakan, mengapa tak sebaiknya disumbangkan atau dipergunakan untuk hal baik lainnya? Meski begitu, mungkin saja memang seperti itulah aturan atau cara terbaik yang dilakukan oleh institusi terkait. Kalau menurut pendapatmu, bagaimana?
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…