Ada banyak kisah di dunia ini yang menceritakan kejeniusan seorang bocah melebihi orang dewasa. Salah satunya adalah Samaira Mehta. Dilansir dari inet.detik.com, gadis 10 tahun itu memiliki kecerdasan di atas rata-rata dan bahkan mengalahkan teman=teman yang seusia dengannya
Meski masih berusia 10 tahun, ia telah menunjukkan bakat kecerdasan yang luar biasa di bidang pemrograman komputer. Samaira bahkan telah menjadi panutan bagi anak seumurannya karena kerjanya sebagai coder dan programmer. Seperti apa keseharian bocah jenius yang juga diincar oleh raksasa teknologi Google tersebut.
Bakat coding Mehta memang telah terlihat sejak usia dini. Sumber dari inet.detik.com menuliskan, ia telah mempelajari teknik-teknik dan kode pemrograman sejak usia enam tahun. Bahkan ketika menginjak umur delapan tahun, Mehta telah berhasil menciptakan board game pertamanya yang bernama CoderBunnyz. Tak heran, sosoknya pun dikenal sebagai gadis cilik yang jenius.
Selain mahir dalam mengutak-atik kode pemrograman, Mehta diketahui juga telah mendirikan perusahaannya sendiri. Dilansir dari inet.detik.com, ia menjabat sebagai CEO CoderBunnyz pun mulai muncul di berbagai media dan menjual board game buatannya di Amazon. Penjualannya pun terbilang sukses dengan hasil pendapatan lebih dari USD 35.000 (Rp 531 juta) dari 1.000 kotak yang ada.
Kemahirannya sebagai coder juga mendorong sosok Mehta untuk berbagi pengetahuan dengan rekan-rekan seusianya. Berbekal game ciptaannya, ia membentuk workshop coding bagi anak-anak usia sekolah. Sumber dari inet.detik.com menuliskan, Mehta yang juga dibantu sang ayah, meluncurkan game yang bernama CoderMindz. Proyek tersebut merupakan hasil kolaborasi dengan sang adik yang masih berusia enam tahun. Nantinya, anak-anak akan belajar prinsip-prinsip dasar AI seperti melatih model AI, inferensi dan adaptive learning dari CoderMindz.
Kejeniusan luar biasa yang ditunjukan oleh Mehta, sukses membetot perhatian raksasa internet, Google. Sumber dari inet.detik.com menuliskan, Mehta yang telah melakukan 60 workshop di Silicon Valley yang diikuti 2.000 anak, diminta menjadi salah satu pembicara utama di konferensi Diversity in Tech yang diadakan Google. Tak hanya itu, Mehta bahkan diminta untuk bekerja di Google seusai lulus sekolah. Sayangnya, ia justru lebih tertarik menjadi seorang entrepreneur ketimbang berkarir di perusahaan milik orang lain.
Seperti kebanyakan figur terkenal di Silicon Vallew yang hobi beramal, Mehta juga ikut menyumbangkan sebagian keuntungan yang dihasilkan dari perusahaannya. Dikutip dari inet.detik.com, ia kerap menyisihkan pendapatannya untuk yayasan amal PATH yang membantu tunawisma. “Ini akan mengakhiri tunawisma dan membantu orang-orang membangun kembali keterampilannya, dan saya peduli dengan tunawisma,” pungkasnya.
Baca Juga : Tak Kalah dengan Haikal, Hacker Asal Pasuruan Ini Sukses Membuat Google Bertekuk Lutut
Meski dikaruniai kecerdasan di atas rata-rata, Mehta tak lupa akan rekan sebayanya dengan cara membagikan ilmu yang dimiliknya lewat pelatihan komputer. Tak hanya itu, ia juga termasuk sosok bocah yang juga memiliki empati tinggi terhadap sekitarnya. Di mana Mehta menyisihkan keuntungan yang dimilikinya untuk disumbangkan ke yayasan amal. Hebat ya Sahabat Boombastis.
Akhirnya kejadian, seorang petugas pemadam kebakaran Depok gugur ketika melakukan tugasnya. Dia adalah Martin Panjaitan,…
Menjelang pemilu yang semakin dekat, sejumlah daerah mengadakan debat calon kepala daerah untuk memperkenalkan visi…
Kasus penahanan seorang guru bernama Supriyani di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, menjadi sorotan publik. Perempuan…
Solo yang dikenal dengan kota yang tenang, baru-baru ini terdapat kejadian yang menghebohkan. Kota Solo…
Fomo (fear of missing out) adalah rasa takut ketinggalan akan sesuatu hal yang sedang tren.…
Drama Korea sering kali memberikan kisah-kisah yang tak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran hidup…