Korea Utara tak henti-hentinya membuat kita bertanya-tanya. Mulai dari kebijakannya yang konyol, keotoriteran yang melebihi batas, pelanggaran hak asasi manusia, penolakan penggunaan teknologi, hingga penelantaran gedung pencakar langit Hotel Ryugyong. Biasanya, pembiaran sebuah gedung dilakukan karena alasan kekurangan dana atau permasalahan internal dengan developer. Tapi apa yang menjadi alasan gedung tertinggi di Korea Utara ini tidak dioperasikan hingga saat ini masih menjadi misteri.
Hotel Ryugyong berdiri tepat di tengah kota Pyongyang dan merupakan salah satu ikon kota ini karena bentuknya yang menarik dan cukup menonjol. Julukan ikon kepada Ryugyong sendiri datang dari para wisatawan, pasalnya orang-orang Korut tak pernah menganggap bangunan ini berharga. Bahkan mereka tak segan untuk menghardik para wisatawan yang mencoba mendekati bangunan ini.
Seandainya Hotel Ryugyong dibuka tepat pada waktu yang direncanakan yaitu pada tahun 1989, maka hotel ini bisa dinobatkan sebagai yang tertinggi di dunia dengan tinggi 330 meter dan 105 lantai. Sayangnya terdapat kendala di material dan metode pembangunannya sehingga pembukaan hotel harus ditunda.
Bentuk hotel yang mirip dengan Piramida ini bukan tanpa maksud. Rupanya pembangunan Ryugyong dibantu oleh investor dari Mesir. Piramida Mesir terbukti bisa menjadi lokasi yang ikonik dan bisa menarik perhatian banyak orang. Tidak heran jika si investor menginginkan hotel yang ia danai sama-sama ikonik dan memiliki banyak pengunjung.
Setelah penundaan di tahun 1989, Hotel Ryugyong direncanakan akan dibuka pada tahun 1992. Namun setahun sebelumnya, Uni Soviet mengalami kebangkrutan dan ini berdampak pada perekonomian Korea Utara. Pembangunan pun harus dihentikan. Gedung itu pun terbengkalai hingga tahun 2008 saat mereka akhirnya menemukan investor baru. Rencananya hotel akan dibuka pada tahun 2012, yang kemudian ditunda hingga tahun 2013. Pada akhirnya, hingga tahun 2017 tidak ada tanda-tanda hotel ini akan dibuka.
Menurut rencana, akan terdapat 3000 kamar bagi wisatawan yang disediakan di Hotel Ryugyong. Selain itu, ada lima restoran mewah, sebuah kasino, klub malam, dan lounge. Tentu ini hanya teori saja. Menurut beberapa orang yang pernah melihat hotel ini dari dekat, rasanya tidak mungkin Ryugyong bisa memberikan fasilitas sebanyak itu. Kemungkinan hotel ini hanya berisi 1500 kamar dan lima restoran mewah.
Para wisatawan yang mengunjungi Korea Utara mengaku mereka tidak diperbolehkan bertanya mengenai hotel ini. Entah apa sebenarnya yang mereka rahasiakan. Mungkin saja alasan berhentinya pembangunan gedung ini ada hubungannya dengan politik sehingga tidak ada yang boleh mengetahuinya. Tidak heran sih, dengan rezim otoriter seperti itu, sangat mudah bagi pemerintah untuk melakukan korupsi.
Sayang sekali hotel ini tidak pernah dibuka, padahal akan menjadi daya tarik bagi wisatawan dan bisa dengan mudah menambah devisa negara. Tapi tentunya Korea Utara tidak mengikuti logika ini. Mereka lebih suka menjadi negara yang misterius.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…