Keberadaan layanan uji cepat (rapid test) Covid-19 kini semakin banyak diperbincangkan. Selain dianggap mampu mendeteksi kondisi masyarakat terkait penularan virus corona, alat tersebut juga kerap menuai sorotan lantaran harganya yang tak murah. Untuk sekali tes, biaya yang dipatok oleh rumah sakit berkisar ratusan ribu rupiah.
Untuk mengatasi fenomena tersebut, pemerintah mencoba memproduksi sendiri alat rapid test buatan dalam negeri yang dinamakan RI-GHA. Selain diharapkan harganya bisa lebih murah dan terjangkau masyarakat, hal tersebut bisa memenuhi permintaan rapid test yang tinggi di masyarakat. Seperti apa bentuknya? Simak ulasan berikut ini.
Rapid test RI-GHA buatan industri dalam negeri tersebut memiliki beberapa keunggulan, yakni desainnya yang sederhana, lebih fleksibel dalam penggunaan, hingga hasilnya yang dapat ditunggu hanya dalam waktu 15 menit. RI-GHA juga telah melalui serangkaian tes penelitian dan pengujian hingga bisa digunakan secara luas.
Keberadaan rapid test RI-GHA juga diharapkan bisa menjadi solusi kesehatan yang terjangkau untuk masyarakat. Oleh karena itu, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengusulkan agar alat tersebut dibanderol sebesar Rp75.000. Harga tersebut tentu lebih murah daripada alat impor yang ada saat ini yang mencapai ratusan ribu rupiah.
Penemuan dan produksi RI-GHA tak hanya soal kepedulian kesehatan masyarakat semata. Lebih dari itu, alat rapid test buatan dalam negeri tersebut juga sebagai upaya pemerintah untuk mendorong penggunaan produk lokal. Dengan kualitas mumpuni dan harga yang terjangkau, RI-GHA bisa menjadi solusi agar Indonesia tidak bergantung dengan alat rapid test impor.
Menurut Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro, RI-GHA ditargetkan bakal diproduksi sebanyak ratusan ribu alat. Rinciannya adalah, target 200.000 buah pada bulan Juni dan 400.000 buah pada bulan Agustus. Usaha lainnya adalah dengan cara mencari mitra strategis agar produksi rapid test bisa dipercepat.
Tujuan sebenarnya dari rapid test adalah sebagai upaya pemerintah untuk mencegah penularan lewat cara screening, yakni memeriksa seseorang yang dianggap memiliki kontak erat dengan pasien Covid-19. Dengan alat tersebut, akan diketahui hasilnya apakah yang bersangkutan positif atau negatif dari paparan virus corona.
BACA JUGA: Bukan Kaleng-kaleng, Indonesia Klaim Temukan Kalung yang Bisa Sikat Habis Corona
Soal rapid test saat ini memang menjadi sorotan lantaran seolah dibuat sebagai ajang bisnis karena permintaannya yang melonjak di masyarakat. Karena terbatas, harga yang dipatok pun sangat mahal hingga mencapai ratusan ribu rupiah. Dengan adanya RI-GHA di atas, diharapkan layanan rapid test bisa dikendalikan dan terjangkau oleh berbagai lapisan masyarakat.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…