Trending

4 Fakta di Balik Remaja yang Mabuk Karena Meminum Air Bekas Pembalut

Fenomena nyabu atau kecanduan obat terlarang adalah hal biasa yang banyak sekali kita temukan dalam kehidupan remaja sekarang. Namun, yang jadi kendala adalah untuk bisa mendapatkan obat-obatan tersebut butuh uang yang cukup banyak. Tak heran, jika pada akhirnya mereka mencari jalan keluar dengan menggunakan barang-barang yang ada dia sekitar.

beberapa hari ini, sedang ada tren baru meminum air rebusan pembalut. Wah, mungkin bagi mereka yang ‘waras’, membayangkan saja sudah mual-mual apalagi mau berencana meminum. Namun, itulah kenyataannya, memang ada sekelompok orang yang nekat melakukan hal tersebut. Berikut fakta-faktanya Boombastis.com rangkum dalam ulasan berikut.

Fenomena yang sama pernah terjadi di Karawang

Tren mabuk air pembalut di Karawang [Sumber gambar]
Jika yang sedang keranjingan sekarang adalah remaja dari Jawa Tengah, maka sebelumnya, tepatnya Februari lalu, hal serupa sudah pernah dipraktekkan oleh para pemuda dari Karawang, Jawa Barat. Menurut laporan beberapa media lokal, para remaja di Kecamatan Lemahabang, Tempuran, dan Telagasari kerap meminum air rebusan pembalut wanita. Hal tersebut berdasarkan kesaksian salah satu siswa SMP yang juga ikut andil dalam meminum air pembalut. Dilansir dari berbagai sumber, air rebusan pembalut tersebut dicampur dengan obat kuat dan obat batuk agar mendapatkan hasil mabuk yang maksimal.

Pembalut dipilih karena harganya yang murah meriah

Barang murah pengganti narkoba [Sumber gambar]
Seperti yang telah dijelaskan di atas, perilaku ini dilakukan oleh para remaja karena mereka tak mampu membeli obat terlarang yang notabenenya mahal. Jadi, sebagai alternatif, pembalut –lah yang dipilih karena kandungan zat yang ada di dalamnya. Ya, sederhananya meminum pembalut ini adalah cara gampang untuk tetap bisa nge-fly tanpa harus repot-repot merogoh kocek yang dalam. Namun, dari pihak ahli kesehatan mengatakan bahwa ada banyak dampak yang bisa ditimbulkan dari perilaku mabuk rebusan pembalut ini, salah-salah bisa mengancam nyawa si pelaku. Mengenai penjelasan lengkapnya bisa Sahabat simak di sini.

Tak ada orientasi seksual saat melakukan hal tersebut

Pelaku semua berjenis kelamin laki-laki [Sumber gambar]
Dalam kasus remaja yang mabuk air pembalut di Jawa Tengah, semua pelakunya adalah anak laki-laki rentan usia 13-16 tahun. Mayoritas masih duduk di bangku SMP dan SMA. Namun, dalam hal ini tak ada kaitannya dengan orientasi seksual di mana pembalut adalah barang yang dipakai oleh wanita. Indra Dwi Purnomo selaku  ahli psikologi mengatakan bahwa anak-anak ini murni melakukan hal tersebut karena penasaran dengan sensasi halusinasi dan kehilangan kesadaran yang ditimbulkan setelahnya. Kebanyakan dari mereka juga datang dari ekonomi kurang mampu dan tinggal di pinggiran kota seperti Purwodadi, Kudus, Pati, Rembang, serta di Kota Semarang bagian timur, sebagaimana dilansir dari sindonews.com.

Himbauan kepada para orangtua

Himbauan untuk para orangtua [Sumber gambar]
Kasus ini akan ditindaklanjuti dan diselidiki oleh pihak berwajib ke depannya. Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jateng juga masih terus mendalami fenomena remaja yang keranjingan air pembalut wanita ini. Sementara ini, pihak BNNP mengatakan bahwa hal tersebut mulanya dari eksperimen –anak-anak tersebut mencoba dari pembalut bekas pakai sampai kemasan baru, gel dan non-gel, lalu membandingkan antara yang bersayap dan tidak. Hasilnya, mereka menemukan formula jika pembalut bersayap lebih punya efek kuat. Oleh karena itu, orangtua pastinya lagi-lagi punya peranan penting terhadap anak. Ke mana dan dengan siapa ia bermain akan menentukan apa yang akan ia lakukan ke depannya.

Percobaan terhadap pembalut ini bukanlah yang pertama Sahabat. Sebelumnya, mungkin kalian pernah mendengar temuan-temuan ‘ajaib’ para remaja ini mengenai barang-barang murah yang bisa dijadikan sebagai pengganti narkoba, seperti obat batuk oplos, obat nyamuk, obat kuat, bahkan jamur yang berasal dari kotoran sapi.

Share
Published by
Ayu

Recent Posts

Rosita Istiawan Pionir Hijau, Dedikasi Bangun Hutan 25 Tahun

Di tengah keputusasaan untuk menjaga kelestarian alam, Indonesia membutuhkan sosok yang berani melindungi sumber daya…

6 hours ago

Tesso Nilo: Rumah Para Gajah yang Kian Terancam Eksistensinya

Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…

2 weeks ago

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 weeks ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

3 weeks ago

Kebakaran Hebat Gedung Terra Drone, Korban Tembus 20 Orang

Duka terus menghampiri bangsa Indonesia di penghujung tahun 2025 ini. Belum kelar bencana banjir hebat…

3 weeks ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

3 weeks ago