2. Mencaplok Crimea
Pada 27 Februari 2014, sebanyak 6000 pasukan Rusia bergerak ke arah semenanjung Crimea di Ukraina dan mengambil alih pangkalan militer, gedung pemerintah, serta tempat pertahanan politiknya. Segera sesudahnya, Putin meminta adanya referendum atau pemungutan suara yang kemudian berakhir dengan Crimea bergabung dengan Rusia. Negara-negara di Barat menyatakan bahwa pemungutan suara tersebut tidak sah. Tapi percuma, karena Putin telah satu langkah lebih dekat untuk mencapai impiannya menyatukan kembali masyarakat Rusia.
Putin tidak akan berhenti dengan alasan apapun untuk membangun kekuatan besar di abad ke 20 ini. Ia menyebut kejatuhan Uni Soviet sebagai bencana geopolitik terbesar di abad 20. Baginya, hal ini adalah kegagalan besar dan menyelamatkan minoritas Rusia yang tertinggal tersebut di bekas wilayah Soviet adalah kewajiban politis. Itulah mengapa pada Agustus 2014, Rusia tidak mempedulikan sanksi yang diberikan Uni Eropa dan tetap menduduki Ukraina.