“Kebanyakan manusia terlena sehingga lupa, bahwa maut kan datang mencekam”. Kutipan di atas merupakan sebaris syair dari lagu bang Haji Rhoma Irama. Suatu penyadaran bahwa kemegahan hidup yang kita rasakan saat ini adalah suatu yang sementara. Sebuah proses yang harus kita jalani sebaik-baiknya. Simpelnya, kehidupan itu idealnya bekerja dengan sungguh-sungguh, mencintai dengan sungguh-sungguh, dan menikmati keindahan karya Tuhan dengan sungguh-sungguh. Itu artinya, jangan sampai anda terlalu sibuk dengan salah satunya dan melupakan yang lain. Boleh bekerja keras, tapi jangan lupa berbagi dengan sesama pun orang yang anda cintai. Jangan pula hanya sibuk bekerja tanpa menikmati hasil kerja anda, dengan liburan misalnya. So, jangan lupa berlibur ya.
BACA JUGA: Fientje de Feniks, Wanita Penghibur Kelas Atas Zaman Belanda yang Namanya Melegenda
Nah, balik lagi ke topik kematian yang tentunya dekat dengan proses pemakaman dan tempatnya, kuburan. Eh, jangan keburu merasa serem dulu yah. Karena, ternyata ada lho kuburan yang meski jasadnya hanya diletakkan di atas tanah tanpa dibenamkan, tapi baunya tidak busuk, sebaliknya malah wangi.
1. Kuburan Suci Terunyan
Kuburan yang sekilas diceritakan di atas adalah Kuburan Suci. Adalah satu dari tiga jenis kuburan yang terdapat di desa Terunyan. Kuburan Suci hanya diperuntukkan orang yang meninggal tetapi sudah menikah dan masuk kategori meinggal secara wajar. Menurut masyarakat setempat, meninggalnya seseorang dengan wajar diyakini tidak memiliki kesalahan selama hidup. Dan parameter meninggal secara wajar di desa ini adalah yang pertama, tidak meninggal ketika masih bayi atau dewasa tapi belum menikah. Yang kedua, meninggal bukan karena kecelakaan, bunuh diri, dan hal lain yang dianggap tidak umum. Sedangkan orang yang meninggal karena terbunuh atau bunuh diri, serta anak-anak kecil yang gigi susunya belum tanggal akan dimakamkan dengan cara dikubur.
Keunikan Kuburan Suci Terunyan terletak pada perlakuan yang tidak biasa kepada orang meninggal. Kalau pada umumnya, seseorang yang meninggal akan dikuburkan atau dibakar, maka di tempat ini hanya diletakkan di atas tanah. Mayat yang ditutup kain putih, diposisikan di bawah udara terbuka dan hanya di kelilingi kurungan berbentuk kerucut dari anyaman bambu (ancak saji). Hal ini disebut dengan istilah mepasah. Tempat untuk mepasah ini disebut dengan Sema Wayah. Meski mayat hanya tergeletak saja, di tempat ini hampir tidak tercium bau busuk layaknya mayat pada umumnya. Masyarakat mempercayai, karena di Kuburan Suci terdapat sebuah pohon besar bernama Teru Menyan.