Lucu

Mengenal Pelayat Bayaran, Semakin Keras Tangisan Maka Akan Semakin Besar Uang yang Diterima

Di tengah dunia modern yang apa-apa semakin canggih dengan hanya mengandalkan mesin dan teknologi, pekerjaan yang bisa dilakukan oleh manusia pun semakin tergerus. Alhasil, karena lapangan kerja semakin berkurang, maka banyak pula orang yang rela melakukan berbagai pekerjaan secara serabutan asalkan mendapatkan bayaran.

Salah satu pekerjaan aneh yang mungkin belum pernah kamu dengar adalah pelayat bayaran. Iya, orang-orang yang menghadiri pemakaman ternyata tak selamanya kerabat atau orang yang mengenal si jenazah saja, tetapi kadang mereka dibayar untuk menangis. Mind blowing? Yap, mari kita ulas tuntas tentang profesi ini!

Profesi yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu

Bukan hal yang baru ternyata, profesi pelayat bayaran ini sudah ada sejak sekitar kurang lebih 2000 tahun lalu. Konon, negara Tiongkok adalah pelopor yang pertama kali memunculkan profesi ini. Melansir Tirto.id, para pelayat ini tak hanya dibayar untuk menangis, tetapi juga bisa menyanyi, menari, atau berteriak di pinggir peti jenazah agar mereka hidup kembali. Layaknya sales promotor, sebelum melakoni profesi mereka, para pelayat akan mendapat training terlebih dahulu. Tujuannya, agar saat diperlukan mereka sudah tidak lagi kagok dan bingung apa yang harus dilakukan di sana.

Profesi menjanjikan di beberapa negara

Pelayat bayaran di Kairo [sumber gambar]
Pelayat yang menangis untuk orang yang meninggal, tetapi mendapat bayaran mahal ternyata bukanlah hal yang baru. Di beberapa negara, profesi ini adalah satu dari banyak pekerjaan menjanjikan yang banyak dilakoni. Di Inggris misalnya, ada sebuah perusahaan spesialis yang menyewakan pelayat untuk menghadiri pemakaman. Untuk satu jam mengahdiri plus menangis di pemakaman, kamu akan dibayar 70 USD, lumayan kan? Selain di Inggris, di Goma –bagian Timur Kongo, Afrika Tengah—juga ada pekerjaan serupa. Selain Inggris dan Goma, warga negara Ghana juga banyak yang berprofesi sebagai pelayat professional yang bertugas untuk menangis di pemakaman.

Semakin besar tangisan semakin banyak bayaran

Pelayat bayaran di Ghana [sumber gambar]
Melansir dari laman Tirto.id, di Goma, Afrika Tengah, satu pelayat profesional dibayar $150 untuk bekerja selama seminggu. Mereka diwajibkan menangis sejadi-jadinya di samping peti jenazah ketika ritual digelar. Semakin ekspresif tangisan, semakin besar bayaran yang didapat. Sekarang pertanyaannya, mengapa banyak yang membutuhkan pelayar bayaran? Jawabannya karena beberapa anggota keluarga kadang tinggal jauh di luar kota, sehingga tak bisa hadir, di sinilah sang pelayar bayaran berperan. Mereka menggantikan posisi yang seharusnya diisi oleh sang keluarga orang yang meninggal, lalu menangis dengan kencang seolah kehilangan.

Orang yang menyewa memang sosok yang punya banyak uang

Yang meninggal biasanya keluarga kaya raya [sumber gambar]
Orang-orang yang kerap menyewa jasa pelayat ini juga dipastikan sangat kaya raya. Keluarga dan sanak saudara mereka ada di mana-mana. Makanya tak heran jika mampu membayar orang lain untuk ikut hadir. Sang pelayat sendiri kadang bisa menentukan berapa tuan rumah harus membayar mereka. Melansir dari kapanlagi.com, sekali pemakaman di Ghana bahkan bisa mencapai harga antara US$ 15 ribu – US$ 20 ribu, atau total yang mencapai sekitar 287 juta rupiah. Tentu saja biaya tersebut sudah harus termasuk dengan para pelayat profesional yang siap untuk menangis di pemakaman.

BACA : 5 Pekerjaan yang Kerap Dianggap ‘Remeh’ di Indonesia Ini Ternyata Gajinya Bisa Kalahkan Pegawai Kantoran

Memang ada banyak sekali profesi aneh yang ada di berbagai negara, salah satunya adalah pelayat bayaran ini. Menjadi pelayat diminati karena tidak perlu banyak keahlian dan bukti pernah mengenyam pendidikan tinggi ya. Hanya dengan kemauan dan akting sedih hingga menangis sampai tersedu kamu bisa mendapatkan uang.

Share
Published by
Ayu

Recent Posts

Rosita Istiawan Pionir Hijau, Dedikasi Bangun Hutan 25 Tahun

Di tengah keputusasaan untuk menjaga kelestarian alam, Indonesia membutuhkan sosok yang berani melindungi sumber daya…

11 hours ago

Tesso Nilo: Rumah Para Gajah yang Kian Terancam Eksistensinya

Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…

2 weeks ago

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 weeks ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

3 weeks ago

Kebakaran Hebat Gedung Terra Drone, Korban Tembus 20 Orang

Duka terus menghampiri bangsa Indonesia di penghujung tahun 2025 ini. Belum kelar bencana banjir hebat…

3 weeks ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

3 weeks ago