Belakangan sebuah video viral beredar di sosial media. Dalam video tersebut terdengar ledakan keras di lapangan. Rupanya, sejumlah polisi sedang melakukan pemusnahan petasan yang berpotensi membahayakan warga.
Namun sayangnya, langkah tersebut justru berakibat fatal. Puluhan rumah warga rusak karena ledakan petasan yang terlalu kuat. Publik pun menyayangkan tindakan polisi dan mempertanyakan mengapa tak mengambil langkah lain yang lebih aman. Inilah informasi selengkapnya.
Polres Bangkalan menyita sekitar 100 kilogram black powder dan 24 ribu petasan jenis sleng dor dari seorang warga di Desa Langkap, Kecamatan, Burneh, Kabupaten Bangkalan, pada Kamis (14/04/2022). Petasan itu disita lantaran dikhawatirkan jika meledak akan berdampak pada rumah warga yang berjarak hanya empat kilometer dari rumah pelaku. Menurut polisi semakin lama petasan itu disimpan, maka daya ledaknya akan semakin tinggi.
Hingga kini polisi masih memeriksa MM pemilik petasan yang disita polisi. Kasi Humas Polres Bangkalan Iptu Sucipto mengatakan, pihaknya terus mendalami dari mana asal bahan berbahaya tersebut. Pelaku pun terancam hukuman maksimal 20 tahun penjara.
Setelah berkonsultasi dengan tim gegana Polda Jatim, polisi memilih lapangan tembak Kodim di Jalan Kapten Syafiri, Kelurahan Bancaran, untuk meledakkan petasan. Lokasi itu dipilih karena jauh dari jangkauan penduduk. Namun, rencana itu malah merugikan warga sekitar.
Petasan itu menghasilkan ledakan yang terlalu besar hingga membuat warga kaget. Kabarnya, seorang warga harus dilarikan ke Rumah Sakit karena penyakit jantungnya kambuh saat mendengar ledakan. Bahkan sebanyak 33 rumah yang mengalami kerusakan, seperti plafon runtuh dan kaca pecah. Kapolres Bangkalan AKBP Alith Alarino mengatakan, pihaknya masih mendata warga yang mengalami kerugian. Alith juga bersedia bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Pihak kepolisian memberikan ganti rugi beragam kepada rumah warga yang mengalami kerusakan akibat ledakan petasan. Namun, jumlah tersebut dinilai kurang dengan dampak kerusakan yang harus ditanggung warga. Pasalnya bukan hanya rumah, tembok sebuah masjid dan empat ruang kelas di SMA Negeri 4 Bangkalan juga rusak.
Salah seorang warga bernama Siti Rohyanah menunjukkan plafon di ruang tamu dan kamar anak-anaknya jebol, namun ia hanya mendapatkan ganti rugi senilai Rp400 ribu. Menurutnya, uang itu tak cukup karena biaya tukang sehari saja sudah mencapai Rp100 ribu. Korban lain bernama Abdul Wahid menerima ganti rugi Rp2,5 juta. Genting dan plafon rumah Abdul runtuh karena ledakan. Kaca rumahnya juga pecah akibat suara keras.
BACA JUGA: Media Asing Soroti Polisi Indonesia yang Bakar 3 Ton Mariyuana, Warga Sekampung Dibuat Mabuk
Netizen beramai-ramai mengomentari tindakan polisi tersebut. Banyak yang mempertanyakan mengapa petasan itu tak dimusnahkan dengan cara yang lebih aman, seperti direndam air agar tak merugikan siapa pun. Insiden itu juga memancing komentar, sebaiknya aparat mendapat pendidikan setara sarjana agar tak melakukan hal-hal yang tak masuk akal.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…