Ada banyak hal penting terkait kunjungan kenegaraan Raja Belanda Willem-Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti ke Indonesia. Selain adanya permintaan maaf soal peristiwa masa penjajahan Belanda di masa lalu, kesempatan itu juga digunakan untuk mengembalikan keris milik Pangeran Diponegoro yang diserahkan secara simbolis.
Keberadaan keris itu sendiri kemudian menuai polemik di Indonesia. Hal ini terjadi saat sejumlah kalangan mempertanyakan keaslian dari benda bersejarah yang disebut sebagai Keris Kyai Naga Siluman tersebut. Sejumlah tokoh publik pun mulai angkat bicara terkait hal tersebut.
Perasaan lega sekaligus senang memang sempat dirasakan saat Raja Belanda Willem-Alexander mengembalikan artefak berupa keris milik Pangeran Diponegoro. Namun, keaslian dari benda bersejarah itu ternyata diragukan oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon. Hal ini terlihat dalam kicauan Twitternya yang menyatakan bahwa keris tersebut bukanlah Nogo Siluman seperti yang ramai dibicarakan saat ini.
“Keris yg dibawa kembali itu dhapur-nya bukan Nogo Siluman. Dari dhapur-nya Nogo Rojo tangguh era Mataram Sultan Agung. Ada 3 keris Diponegoro, kemungkinan yg 2 Nogo Siluman masih di Volkenkunde Museum. Saya pernah lihat Nogo Siluman lurus dan luk yg dibuat pada era sebelum PB III,”. cuitnya Fadli Zon di akun Twitternya pada Rabu, (11/02/2020).
Keraguan akan keaslian dari keris Naga Siluman tersebut berawal dari penuturan ahli waris Pangeran Diponegoro. Menurut mereka, apa yang telah dikembalikan oleh Belanda memiliki rancangan (dhapur) dalam istilah perkerisan bukanlah Naga Siluman, melainkan Nagasasra. Hal tersebut tak hanya dilihat sekilas dari sisi fisik secara utuh, melainkan dhapur atau rancangan yang ada.
“Kalau melihat fisiknya (keris yang dikembalikan Pemerintah Belanda ke Indonesia) itu dhapur keris nagasasra, itu kalau bicara dhapur ya. “Kalau kita bicara dhapur, keris yang dikembalikan oleh Belanda itu bukan ber-dhapur naga siluman. Itu dhapur-nya adalah nagasasra kamarogan (keris dhapur nagasasra yang dilapisi hiasan emas),” ucap keturunan ketujuh Pangeran Diponegoro, Roni Sodewo yang dikutip dari News.detik.com (11/03/2020).
Selain Fadli Zon, sejarawan Universitas Gadjah Mada, Dr. Sri Margana yang terlibat dalam verifikasi keris Pangeran Diponegoro di Belanda juga menyatakan pendapatnya. Ia mengaku pada saat melakukan verifikasi pada Februari 2020 lalu, memiliki perbedaan pendapat dengan sejumlah peneliti Belanda, soal salah satu hewan yang terukir pada keris yang ada.
Sebelumnya, hewan-hewan tersebut diartikan sebagai rupa dari gajah, singa, dan harimau sebelum disadari bahwa itulah Naga Siluman. Kesimpulan Sri Margana ini juga diamini oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Dr. Hilmar Farid, dan sejarawan Bonnie Triyana. “Dari ukiran Naga Siluman Jawa ini saya berkeyakinan bahwa keris ini adalah keris Pangeran Diponegoro yang dinamai Naga Siluman itu, ” ucapnya yang dikutip dari Kompas.com (10/03/2020).
BACA JUGA: Kyai Nogo Siloeman, Keris Sakti Milik Pangeran Diponegoro yang Fenomenal
Terlepas dari polemik yang meragukan keaslian dari keris tersebut, apresiasi juga selayaknya diberikan pada Raja Belanda Willem-Alexander yang berupaya untuk mengembalikan benda bersejarah tersebut. Tentu saja, ada harapan yang besar agar kelak semua artefak kuno milik Indonesia lainnya juga ikut dikembalikan.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…