Sejak Indonesia berdiri, Pancasila jadi sebuah dasar hukum yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan. Bagaimana tidak, pasalnya di sanalah segala aspek yang dibutuhkan bangsa Indonesia ditemui. Bisa dibilang kalau Pancasila jadi sebuah pemikiran luhur yang harus dijaga hingga generasi-generasi mendatang.
Bicara soal Pancasila, ternyata dulu ada kejadian unik saat Soekarno mencoba merumuskannya. Salah satunya adalah pohon sukun tempat beliau merenung. Lalu ada rahasia apa Seokarno dan pohon sukun tersebut? Simak ulasan berikut.
Seperti yang kita ketahui kalau presiden pertama Indonesia pada masa penjajahan adalah musuh utama Belanda. Gerakannya selalu bikin pemerintahan waktu itu ketar-ketir, sehingga wajar kalau beliau beberapa kali harus merasakan pembuangan. Salah satunya adalah dibuang ke Ende, Flores selama beberapa tahun akibat aksinya yang dianggap melawan pemerintah Belanda.
Namun ternyata justru dalam masa pembuangan itulah sang putra fajar jadi makin banyak dapat waktu memikirkan langkah selanjutnya untuk Indonesia. Dan dalam renungan-renungan itu beliau nantinya terpikir untuk merumuskan Pancasila yang nantinya jadi landasan hukum Indonesia. Bisa dibilang meski dipengasingan, Soekarno masih memikirkan nasib rakyatnya.
Ada satu hal lagi yang menarik mengenai terilhaminya Soekarno mengenai Pancasila di Ende. Tepatnya setelah berkali-kali berkirim surat dengan tokoh Islam di Bandung bernama T. A. Hassan dan berdiskusi cukup sering dengan pastor Pater Huijtink, belau akhirnya terpikirkan mengenai Pancasila sebagai pemersatu keberagaman.
Hingga akhirnya beliau merenungkannya di bawah sebuah pohon sukun yang rindang dan menganggapnya memiliki sebuah tarikan mistis. Sembari melihat keadaan alam yang indah, tercetuslah dirinya membuat gerakan revolusi yang baru. Sampai saat ini tempat bekas pohon sukun yang sempat disinggahi Soekarno ini masih jadi tempat yang dihormati, lantaran di sanalah cikal bakal Pancasila terilham dalam diri putra fajar.
Kebiasaan yang dulu sering dilakukan Soekarno pada masa penjajahan, sampai merdeka pun masih sering dilakukan. Ya tepatnya pada tahun 1950 sang proklamator kembali ke Ende, dan tentu tak mau melupakan pohon sukun tempat favoritnya merenung.
Pun demikian dengan waktu berkunjung ke pohon tersebut, beliau selalu melakukan setiap malam jumat. Entah ada hubungan apa antara pohon sukun dan malam jumat, namun kebiasaan itu kadang masih dilakukan oleh sebagian orang. Pohon itu pun kini punya nama, ya sekarang dikenal sebagai pohon Pancasila.
Pohon Pancasila sejatinya masih berdiri kokoh, meskipun bukan aslinya. Ya, pohon yang asli sudah mati, sehingga harus diganti dengan tanaman sukun lain. Namun jangan khawatir karena tempat diletakannya masih sama. Bukan hanya itu, di sebelahnya juga dibangun patung Soekarno untuk menghormati beliau dan pohon Pancasila di mana cikal bakal dasar negara terilhamkan.
Areal sekitar pun seolah jadi tempat pariwisata sejarah orang-orang yang berkunjung ke Ende, Flores. Bukan hanya belajar sejarah, juga banyak yang melakukan selfie di sana. Bisa dibilang kedatangan Soekarno ke Ende menjadi sebuah keberkahan sendiri buat warga yang ada di sana.
Pohon sukun di Ende menjadi sebuah bukti sejarah terlahirnya Pancasila di Indonesia. Pasalnya di sana lah sang proklamator mendapatkan ilham untuk merumuskannya. Kita sebagai generasi penerus tak boleh lupa, bukan hanya pada pohonnya namun juga Pancasila yang bernilai sakral.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…