Indonesia memang punya wilayah yang sangat luas dan penduduknya juga banyak. Oleh sebab itu, kebutuhan akan sumber daya listrik pun juga tak main-main. Maka itu pemerintah harus berjuang keras, karena energi listrik dibutuhkan hampir di berbagai sektor di masyarakat.
Salah satu upaya dalam menyesaikan masalah ini adalah dibangunya PLTU Mulut Tambang yang tengah ramai dibicarakan. Bagaimana tidak, pasalnya proyek ini selain bisa membantu menyelesaikan masalah energi, juga jadi yang paling besar di Asia Tenggara. Lalu bagaimana perkembangan proyek yang satu ini? Berikut ulasan lengkapnya.
PLTU terbesar di Asia Tenggara
Indonesia memang kaya akan sumber daya, termasuk masalah batu bara. Nah, salah satu pemanfaatan dari batu bara yang melimpah ini adalah dengan dibangunnya Pembangkit Listrik Tenaga Uap dengan bahan bakar batu bara. Tak tanggung-tanggung, PLTU yang dibangun pemerintah ini ternyata menjadi yang paling besar di Asia Tenggara.
PLTU tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Sumsel 8, yang masih dalam proses pembangunan. Jika benar-benar rampung, maka akan sangat banyak manfaat yang akan diterima oleh rakyat Indonesia. Oleh sebab itu, pembangunan dari PLTU ini sedang dikebut supaya bisa beroperasi sesuai jadwal yang sudah ditetapkan.
Progres pembangunan yang amat cepat
Rupanya, pembangunan dari PLTU yang satu ini dibilang lumayan baik. Pasalnya, dilansir dari laman CNBC, progresnya sudah sampai pada angka lebih dari 80%. Pembangunan juga akan terus dikebut, sehingga pada tahun 2022 masyarakat sudah bisa mendapatkan manfaat dari pembangkit listrik yang satu ini.
PLTU Sumsel 8 rupanya masuk dalam salah satu rencana pemerintah Indonesia dalam program 35 ribu MW. Ternyata, dalam pembangunan proyek ini melibatkan dua investor besar dalam bidang pendanaan, yaitu BUMN dan swasta melalui konsorsium Bukit Asam dan China Huadian Hongkong Company Ltd. Apalagi kalau melihat nilai investasi dari pembangunan ini, yang ternyata sampai di angka US$1,68 miliar.
Menggunakan mulut tambang
Hal yang unik dalam pembangunan dari PLTU Sumsel 8 ini adalah penggunaan mulut tambang. Bukan tanpa alasan, melainkan memang ada fungsi yang amat bermanfaat. Usut punya usut, penggunaan mulut tambang ini dipakai supaya bisa menekan biaya logistik pengiriman batu bara. Alhasil, pengeluaran untuk menjalankan PLTU bisa ditekan dengan baik, namun tetap menguntungkan buat rakyat Indonesia.
Diperkirakan konsumsi batu bara per tahunnya adalah 5,4 juta ton. Dengan angka sebanyak itu, jika masih ditambah biaya logistik pastinya akan lumayan membengkak. Jadi, penggunaan mulut tambang adalah salah satu pilihan yang tepat.
Dibangun dengan ramah lingkungan
Dalam pembangunan sebuah PLTU, tentunya harus diperhatikan juga masalah dampak pada lingkungan. Namun jangan khawatir, ternyata semua sudah diperhitungkan dengan baik. Dilansir dari laman Detik, PLTU ini ternyata menggunakan teknologi supercritical yang ramah pada lingkungan. Efisiensi dari teknologi ini ternyata sampai pada angka 43%.
Adanya teknologi FGD (flue gas desulphurization), rupanya juga berperan penting dalam mengurangi emisi, bahkan sampai dikatakan mendekati angka 0%. Jadi, bukan hal yang aneh kalau sampai pemerintah menggenjot pembangunan dari PLTU ini, karena manfaatnya yang sangat luar biasa. Selain bisa menghasilkan daya yang besar, juga akan tidak terlalu menimbulkan emisi yang banyak.
BACA JUGA: 10 Potret Tambang-tambang di Indonesia, Dibutuhkan Manusia tapi Berdampak Pada Lingkungan
Adanya PLTU Sumsel 8 ini, diharap akan membantu masalah energi buat rakyat Indonesia. Pasalnya, masalah energi adalah hal yang sangat penting karena banyak usaha dan kehidupan yang bergantung dari sana.