Masih hangat di telinga masyarakat Indonesia, tentang orientasi mahasiswa di salah satu universitas ternama yang berujung maut. Orientasi yang seharusnya menjadi ajang pengenalan lingkungan belajar dengan segala aturannya, justru menjadi tragedi berdarah. Hal ini disebabkan ada oknum senior yang terkadang membuat pelaksanaan orientasi ini berubah menjadi ajang perploncoan.
Kegiatan orientasi yang harusnya berisi pengetahuan untuk mengenal lingkungan belajar justru disulap menjadi kegiatan adu senioritas. Biasanya para siswa dan mahasiswa bau kencur dijadikan bahan lelucon, yang mau disuruh apa saja. Dimulai dari kegiatan untuk bullying sampai yang melecehkan. Tak jarang orientasi diisi kegiatan yang menyakiti fisik bahkan sampai menghilangkan nyawa. Tak hanya di Indonesia, perploncoan juga marak di berbagai belahan dunia. Dan berikut ini adalah berbagai kasus perploncoan yang sangat kejam sampai kamu tak tega membayangkan.
Pada tahun 2003, sebuah universitas di ibu kota Tokyo membuat ritual yang mencoreng seluruh almamater kampus. Ritual yang disusun para senior mengharuskan para calon mahasiswa untuk bugil dan berlarian di tengah lapangan. Tidak hanya itu, mereka juga mendapat kekerasan seksual. Bahkan mahasiswa baru dicabuli dan diperkosa massal oleh para senior.
Kejadian ini terungkap setelah beredarnya rekaman tindakan tidak senonoh milik salah satu senior kampus yang bocor. Sontak seantero Jepang dibuat marah dan memaksa pemerintah untuk turun tangan.
Kasus perploncoan yang cukup sadis juga terjadi di Universitas Tulane Kota New Orleans, Amerika Serikat. Digagas oleh sekelompok senior yang menyebut dirinya penguasa kampus, calon mahasiswa harus merendam tangannya ke dalam air mendidih. Di dalam air mendidih terdapat pula kepiting dan perasan air lemon.
Semakin banyak luka di tangan akibat terkena air mendidih, maka semakin aman nasib mahasiswa baru. Namun sebaliknya, jika mereka mengabaikan ritual, artinya selama menjadi mahasiswa universitas akan menjadi musuh geng penguasa kampus. Dan selama menjadi mahasiswa kelak, akan banyak siksaan fisik dan psikis yang diterima mahasiswa baru yang menghindari ritual ini.
Tak kalah kejam, ritual perploncoan di salah satu perguruan tinggi di Negara Bagian New York sampai menewaskan salah seorang calon mahasiswa. Kejadian ini berawal dari paksaan seorang senior pada seorang mahasiswa baru untuk meminum air. Tak tanggung-tanggung air yang diminum mencapai empat galon. Kontan korban yang bernama Walter Dean Jennings langsung muntah-muntah dan mengalami sakit perut. Selanjutnya ia mengalami kondisi koma dan dilarikan ke rumah sakit. Sayangnya, sebelum tiba ke tujuan nyawanya telah tiada.
Saat tubuhnya diotopsi, ahli medis kaget karena kondisi jenazah yang menyedihkan. Otaknya bengkak dan hampir pecah sebab dipenuhi air. Karena perbuatan keji ini, 21 mahasiswa senior dihukum dan 13 di antaranya dijatuhi pasal pembunuhan terencana dengan hukuman mendekam selamanya di penjara.
Digagas oleh senior dalam organisasi Rugby (permainan bola) bernama Antonio Wilkerson, kegiatan ini dikecam berbagai pihak. Ritual ospek bagi anggota baru olahraga Rugby dianggap tidak wajar dan mengandung pelecehan. Bayangkan saja, calon anggota baru harus menulis nama lengkap serta posisi mereka di olahraga Rugby di bagian bokong. Parahnya alat yang digunakan untuk menulis adalah spidol permanen.
Meski begitu tak masuk akal, para calon anggota baru tetap melakukan hal ini karena tidak ada pilihan. Selama bertahun-tahun ritual ospek ini berlangsung di perguruan tinggi di Negara Bagian Carolina Utara itu. Ritual ini akhirnya dihapuskan di tahun 2002. Itu pun setelah si penggagas ritual, Antonio ditangkap akibat perbuatannya.
Ritual yang satu ini disebut-sebut sebagai perpeloncoan paling menjijikkan. Pasalnya para calon mahasiswa diharuskan minum bir hingga mabuk. Lalu para mahasiswa diwajibkan untuk berjalan lurus yang tentu akan sangat mustahil.
Tidak hanya itu, setiap orang diperintahkan untuk meletakkan jempol salah satu kaki di mulut dan jempol lainnya di dalam anus laki-laki di depan mereka. Yang lebih menjijikkan lagi, mereka harus memegang organ laki-laki mahasiswa yang ada dibarisan belakang mereka.
Itulah beberapa kegiatan orientasi yang berubah menjadi ritual perpeloncoan mengerikan. Kegiatan musiman seperti ini biasanya akan berhenti jika sudah ada korban yang kehilangan nyawa. Namun sayangnya, akan terulang beberapa tahun kemudian. Karenanya setiap orang hendaknya sadar, bahwa perpeloncoan tidak pernah menjadi cara yang tepat untuk menyambut pelajar baru.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…