Kini permainan tradisional seolah sudah terganti dengan segala game di komputer maupun handphone. Padahal ada banyak permainan lama yang serunya nggak kalah. Salah satu misalnya Boi-boian yang bikin anak dulu selalu telat pulang karena ketagihan main.
Masih soal boi-boian, permainan yang satu ini bisa dibilang bowlingnya orang Indonesia. Namun bedanya kalau permainan yang satu ini lebih banyak keluar keringat dan jauh lebih setu. Berikut ini beberapa hal yang bikin permainan ini nggak ada matinya dan memberikan banyak manfaat. Simak ulasannya berikut ya.
Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan untuk bermain boi-boian, antara lain beberapa keping pecahan genteng atau batu-batu pipih yang bisa disusun ke atas semacam piramida. Kemudian dibutuhkan 1 bola kasti atau bisa juga dengan bola yang terbuat dari kertas bekas. Caranya kertas tersebut digumpal-gumpalkan menyerupai bentuk bola kemudian diikat dengan karet gelang agar tidak terlepas satu sama lain.
Inti permainan ini merobohkan susunan pecahan genteng yang ditata dengan cara dilempar menggunakan bola. Kemudian kelompok yang berjaga harus menyusunnya kembali. Namun mereka harus hati-hati, karena tim lain akan berusaha menggagalkannya dengan melempar bola.
Jaman sekarang, sudah jarang orang mengenal mengenai permainan yang satu ini. Sebenarnya inti dari Boi-boian ini dimana, satu kelompok harus menyusun pecahan genteng hingga tak ada yang tersisa sambil menghindar dari tembakan bola yang dilemparkan oleh anggota kelompok lain. Kelompok yang satunya menembakkan bola ke pecahan genteng. Setiap anggota lawan yang terkena lemparan bola dianggap gugur dan tidak boleh lagi meneruskan permainan.
Mereka yang terkena lemparan biasanya keluar dan mojok di lapangan atau dibelakang untuk tetap menyaksikan permainan dan mendukung teman kelompoknya. Bersorak dan tertawa menjadi suasana “kental”permainan ini. Nah, dari sini kita belajar bagaimana bermain secara sportif tanpa melakukan kecurangan agar permainan juga seru, sehat dan menyenangkan.
Permainan dimulai dengan menggulirkan bola oleh kelompok penembak ke arah pecahan genteng yang tersusun seperti piramida hingga berantakan, bisa dibilang mirip main bowling katanya “kids zaman now”. Sementara itu kelompok harus menyusun lagi kepingan genteng yang berantakan sambil mewaspadai serangan lemparan bola.
Anggota kelompok penjaga dengan cekatan harus cepat merapikan pecahan genteng. Saking cepatnya kadang malah tak tersusun dan jatuh, ada juga yang lancar karena sudah terbiasa. Diantara mereka yang menang adalah yang menyelesaikan susunan dengan cepat. Dari kedua kelompok tersebut, masing-masing anggota harus cepat tanggap dan cekatan menjalankan tugasnya.
“Boi-boi”, itulah teriakan yang membisingkan halaman rumah atau lapangan anak-anak era 90-an saat selesai menyusun kepingan genteng yng menandakan kemenangan. Tak lupa, keunikan permainan ini adalah peraturan dalam membawa bola. Kelompok yang jaga berusaha melempar bola untuk mengenai kelompok bermain. Tetapi bukan dengan membawa lari bola lalu melemparkannya mengenai tubuh lawan, melainkan bola harus dioperkan kepada anggota kelompoknya sambil berusaha mengejar dan melemparkan bola.
Jangan sampai salah lempar, kayak membobol gawang sendiri. Kadang terlihat juga, ada anak anggota penyerang melemparkan bolanya meleset kearah teman seperjuangan alias sesama kelompok penyerang. Kocak memang kalau ingat zaman itu. Permainan ini mengajarkan kepada kita bersikap kompetitif atau bersaing secara sehat.
Permainan yang biasanya dlakukan sepulang sekolah ataupun sore hari ini juga bisa melatih kecepatan fisik dan otak. Pasalnya setiap anggota harus fokus pada tugasnya. Anggota yang bertugas menjaga piramid harus cepat dalam menyusun piramid yang terkena lemparan bola. Mereka menggunakan otak untuk menemukan cara agar susunan itu rapi dan cepat selesai.
Keseruan terjadi bila si anak penyusun kepingan genteng yang bingung mencari-cari genteng yang berserakan. Gelagat kebingungan menjadikan tawa teman-teman yang lain.Bersamaan dengan itu, tubuh harus menghindar dari lemparan yang salah. Disamping itu, anggota penyerang juga harus berpikir bagaimana caranya agar lemparan bola mereka tepat sasaran pada susunan genteng tersebut.
Nah, itulah nostalgia permainan tradisional “Boi-boian”yang sering dilakukan anak-anak jadul. Kalau melihat keadaan saat ini sudah jarang orang yang memainkannya, padahal keseruannya tidak bisa ditandingi. Entah mengapa kita dibuat kangen dengan keadaan saat ini.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…