Konflik di Suriah terjadi sejak tahun 2011 silam. Pihak oposisi menekan pihak pemerintah hingga perang sipil tak bisa terelakkan lagi. Sayangnya perang yang terjadi di Suriah justru diintervensi banyak sekali negara besar di dunia. Mereka masuk sebagai pendukung pemerintah dan juga pendukung pihak oposisi.
Akibatnya Suriah sudah menjadi lahan perang. Bom dan tembakan terjadi di mana-mana. Ribuan orang meninggal dunia dengan mengenaskan. Terakhir, jutaan orang terpaksa mengungsi dan mencari suaka agar aman dan tak terbunuh saat perang menggempur rumah-rumah mereka.
Inilah tujuh negara asing yang terlibat perang sipil di Suriah!
Rusia telah menjadi sekutu Suriah sejak tahun 1956. Saat Suriah mulai mengalami konflik hingga memanas, Rusia banyak sekali mengirimkan bantuan berupa persenjataan lengkap yang didatangkan langsung dari Moscow. Rusia menginginkan agar pemerintahan resmi milik Suriah berjalan dan diakui kedaulatannya.
Selama kurang lebih 3 tahun hanya mengirim senjata, akhirnya tahun 2015 ini Rusia benar-benar resmi masuk Suriah. Negara ini membantu untuk menangani kaum pemberontak dan juga menghabisi ISIS yang datang untuk memperkeruh suasana.
Amerika adalah negara yang mendukung gerakan pemberontakan di Suriah. Mereka mengirimkan banyak sekali persenjataan untuk pemberontak yang ingin pemerintahan di Suriah hancur. Selain itu Amerika juga mengirimkan pasukan militernya di daerah ini untuk melawan tentara loyal milik pemerintah.
Selain melakukan penyerangan, Amerika juga diketahui melakukan training kepada para calon penyerang baru dari grup oposisi pemberontak. Apa yang dilakukan Amerika ini justru memperkeruh situasi yang ada di Suriah.
Iran adalah negara yang banyak sekali membantu pemerintahan Suriah dalam perang sipil yang membuat jutaan warganya mengungsi. Iran memberikan bantuan teknis, persenjataan, dan uang yang cukup fantastis untuk mendukung semua orang di pemerintahan resmi agar bisa melawan pemberontakan.
Iran dan Rusia telah melakukan pertemuan pada November 2015 dan membuat perjanjian untuk saling bekerja sama membantu Suriah. Mereka bahu membahu untuk mengembalikan pemerintahan asli Suriah yang telah lama terbengkalai gara-gara oposisi dan juga ISIS yang menghancurkan apa saja yang ia temui.
Tak bisa dipungkiri lagi jika Inggris dan Prancis adalah sekutu dekat Amerika. Jika saudara besarnya itu sudah bertindak, maka yang lain akan mengikuti. Inggris dan Prancis terlibat besar dalam pelatihan calon penyerang dari pihak oposisi Suriah. Mereka juga membantu senjata dan juga teknis agar pemberontak mampu memiliki kekuatan yang kuat.
Awal Desember lalu pemerintah Inggris bahkan mengirimkan pesawat tempur untuk mendukung invasi Amerika di tempat ini. Mereka ingin membantai pemerintah setempat dan juga ISIS yang beberapa bulan lalu membuat Prancis jadi lautan darah.
Hezbollah telah lama menjadi sekutu dari pemerintah yang saat ini menguasai Suriah. Saat negeri ini mulai mengalami konflik, Hezbollah ikut membantu hingga mendapatkan sangsi dari Amerika. Apa yang dilakukan Hezbollah ternyata tak berhenti, mereka mengirimkan sekitar 3.000 tentara hebat untuk membantu mengatasi konflik.
Hezbollah memberikan bernama yang cukup besar terhadap kelangsungan kekuatan militer Suriah. Mereka dengan diam-diam selalu memberikan senjata dan juga bantuan teknis lain untuk menghadapi pihak oposisi serta Amerika dan sekutunya.
Turki juga merupakan negara yang mendukung pemberontakan kaum oposisi di Suriah. Mereka melakukan ini karena sejak awal memang tidak menyukai pemerintahan presiden yang saat ini memimpin. Selain itu Turki juga merupakan anggota dari NATO yang sangat loyal dengan misi yang dilakukan anggota terbesarnya, Amerika.
Turki memberikan banyak sekali persenjataan dan juga alat tempur kepada para pemberontak. Mereka terus mengirim bantuan agar tidak kalah dengan tentara pemerintah yang mendapatkan bantuan besar dari Rusia dan juga Iran.
Liga Arab menganggap apa yang dilakukan Iran dan Hezbollah membuat kekuatan militer di sana tidak seimbang. Hal ini memungkinkan adanya konflik yang mengerikan dan tidak sehat. Akhirnya Liga Arab memberikan banyak sekali bantuan kepada kelompok pemberontak agar kekuatan militernya semakin kuat.
Negara yang ikut membantu dalam perang di Suriah adalah Arab Saudi (memberi bantuan teknis dan senjata militer), Yordania ( memberi bantuan senjata dan pasukan untuk membasmi ISIS dan melawan pemerintah), dan Qatar (membantu bantuan finansial yang sangat melimpah untuk kemajuan kaum pemberontak).
Tujuh negara di atas terlibat sangat jauh dalam konflik militer di Suriah. Apa yang mereka lakukan justru membuat Suriah semakin kacau dan membuat jutaan orang tak bisa tinggal dan terpaksa mengungsi ke negara lain di Eropa atau Jazirah Arab. Miris sekali bukan?
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…