Virus corona melumpuhkan banyak sektor, dari perekonomian hingga pariwisata. Selain itu, banyak pula pihak yang terkena imbasnya, seperti para tenaga medis dan orang-orang yang bekerja mengurus jenazah para korban covid ini. Mengurus jenazah pasien cukup memiliki kendala karena virus bisa menular.
Ada banyak sekali kisah para penggali kubur yang kemudian juga terpapar virus. Tak hanya itu, di beberapa wilayah, jenazah yang meninggal karena virus corona ini ditolak oleh warga, bukan karena apa-apa, mereka takut jika virus bisa tersebar dan menular kepada orang-orang yang sehat.
Turunkan alat berat karena korban meninggal makin banyak
Di TPU Tegal Alur, Kalideres, jumlah jenazah yang akan mengisi liang lahat semakin banyak. Mereka adalah orang-orang yang tak mampu bertahan dari serangan virus corona. Bahkan, area di Blok AA I sudah diperuntukkan untuk jenazah SOP Covid-19, dan tempat tersebut sudah makin melebar. Para petugas makam yang ada di sana sudah mempersiapkan dari jauh-jauh hari puluhan lubang, agar nanti tidak ribet saat ada yang harus dimakamkan. Salah satu petugas mengatakan bahwa saat ini, penggalian makam tidak lagi menggunakan tenaga manusia, melainkan dengan bantuan alat berat seperti eskavator.
Para petugas makam yang siaga hingga malam
Meski sudah menggunakan alat berat, namun bukan berarti para penjaga makam ini bisa lepas tangan sama sekali. Mereka masih berjaga hingga malam, menunggu kalau ada jenazah yang masih datang dan harus dimakamkan segera. Para petugas ini mengatur mobil-mobil pembawa jenazah yang antre, dan juga membantu mengondisikan para keluarga yang datang ke sana. Semua petugas yang ada di sekitar makam sudah menggunakan APD lengkap. Mereka mengerjakan semua sesuai dengan SOP yang ada. Setelah memasukkan peti berbalut plastik, para petugas makam tinggal mengeruk dan memadatkan tanah kuburan.
Susahnya mencari tukang gali kubur
Di beberapa daerah, tukang gali kubur sudah takut untuk turun ke lapangan dan menangani para jenazah korban Covid-19. Bukan saja karena harus sesuai dengan SOP, dilengkapi dengan APD yang memadai saja, tetapi juga karena takut akan tertular virus tersebut. Bukan satu atau dua tukang gali kubur yang dinyatakan positif corona loh, tetapi sudah banyak. Oleh karena itu, mencari tukang gali kubur yang mau ikut menangani para pasien corona ini sudah susah. Hal tersebut, karena para petugas gali kubur harus bekerja ekstra dengan risiko yang tak tanggung-tanggung juga, nyawa mereka.
Amukan dari para warga hingga Bupati Banyumas yang ikut turun tangan
Sekarang, kalau mendengar orang yang akan dimakamkan adalah pasien corona, masyarakat yang tinggal di sekitarnya akan menolak dan tidak menerima jenazah tersebut. Kekhawatiran membuat mereka menolak orang yang meninggal, meski sudah dimasukkan ke dalam peti dan dibungkus dengan seaman mungkin. Hal yang viral baru-baru ini terjadi di Banyumas, Desa Tumiyang. Para warga menghadang mobil ambulans jenazah dan menolak jenazah pasien corona. Alhasil, menangani hal ini, Bupati Banyumas, Achmad Husein turun tangan ikut menguburkan jenazah dan meredam emosi para warga.
BACA JUGA: Belajar dari Ceko, Bagaimana Masker Selamatkan Banyak Warga dari Corona tanpa Memborongnya
Hingga sekarang, di Indonesia ada kurang lebih 198 pasien yang sudah meninggal dunia karena corona. Sedangkan yang dinyatakan positif ada 2273 orang, belum termasuk mereka yang berstatus ODP dan PDP. Entah sampai kapan virus corona ini akan berakhir, yang jelas untuk saat ini, kita semua bisa membantu dengan tetap diam di rumah, selalu cuci tangan, dan tidak pergi ke area publik.