Penyebaran virus corona masih menjadi momok hingga saat ini. Banyak WNA –termasuk Indonesia—yang tinggal di Cina dipulangkan ke negara mereka masing-masing, karena takut terdampak. Masyarakat Cina sendiri sudah pusing tujuh keliling menghadapi wabah ini, mereka sampai mendirikan rumah sakit secara kilat hanya dalam waktu kurang lebih 10 hari.
Tenaga medis dikerahkan secara besar-besaran untuk merawat dan menyembuhkan orang yang sudah terkena virus mematikan ini. Hingga saat ini jumlah korban meninggal lebih dari 200 orang, sedangkan yang masih berstatus suspect mencapai 17 ribu lebih. Akibatnya, tenaga medis sendiri kewalahan sendiri.
Seperti yang diketahui, jumlah pasien yang membludak membuat mereka yang bekerja di bidang medis kerepotan. Para petugas medis ini bekerja tak kenal waktu. Bahkan mereka hampir tak sempat pergi ke toilet untuk buang air. Dilansir dari Washington Post, para petugas medis memilih untuk pakai popok agar tak repot saat hendak buang hajat. Memakai popok ini juga disebut mengurangi risiko robeknya pakaian karena terus dilepas dan dipasang. Sedangkan saat ini, pakaian untuk para petugas ini terbatas sekali jumlahnya.
Perawat yang bekerja di rumah sakit sudah tidak lagi mengenal waktu, tak ada shift-shifan, mereka bekerja terus menerus. Bahkan, sempat viral seorang perawat yang mengamuk dan menangis karena dirinya sudah tak sanggup bekerja di sana. Belum lagi, beban bertambah berat karena para pasien ini suka melakukan hal di luar dugaan saat mengetahui bahwa mereka sudah terinfeksi virus corona. Ada salah satu pasien (penduduk Wuhan) yang dengan kesalnya meludahi sang perawat. Ia merasa bahwa hidupnya sudah hancur karena virus tersebut.
Namanya Shan Xia (30 tahun), ia bekerja di Rumah Sakit Renmin yang terletak di Universitas Wuhan. Demi bisa melayani dengan cepat, ia menggunduli rambutnya sampai habis. Hal ini dilakukan dengan tujuan menghemat waktu saat memakai dan melepas baju pelindung. Selain itu, kepala yang botak juga bisa mengurangi risiko terinfeksi virus corona. Bagi perempuan, rambut adalah mahkota, namun Shan Xia melakukan hal ini demi berdedikasi sekaligus menyelamatkan diri.
Liang Wudong, dokter di Rumah Sakit Hubei Xinhua yang berusia 62 tahun. Ia berada di garda terdepan dan sangat telaten merawat para pasien yang terjangkit virus corona. Namun, karena bekerja tanpa lelah, Liang Wudong mendadak drop, ia juga ikut tertular virus corona. Hingga akhirnya Liang meninggal dunia. Tak hanya Liang, seorang perawat bernama Guo Qin yang bekerja di sebuah rumah sakit di Wuhan pun merasakan hal yang sama. Karena terlalu lelah, ia terjangkit virus mematikan itu. Untungnya, Guo Qin menjalani karantina, sehingga ia berhasil sembuh dalam waktu 20 hari.
BACA JUGA: 10 Potret Penduduk Cina yang Takut dan Ketar-ketir Akan Wabah Virus Corona
Novel Corona Virus (NCoV) ini memang sangat mematikan karena bisa dengan mudah menular kepada orang-orang yang ada di sekitar pasien. Enggak heran kalau tidak hanya mereka yang terinfeksi saja yang stress, tetapi juga tenaga medis yang merawatnya. Semoga saja bencana satu ini segera berakhir ya.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…