Pembunuhan besar-besaran biasanya dilakukan saat terjadi peperangan untuk menghabisi sekelompok masyarakat dan seringkali karena alasan politik. Meski begitu, penembakan massal paling mengejutkan justru biasanya dilakukan untuk membalas dendam, demi popularitas, atau sebagai pelampiasan apa yang dirasakan saat itu oleh seseorang yang menderita masalah mental.
Baca Juga : 7 Misteri Aneh Gurun Pasir yang Tak Terpecahkan
Banyak orang mungkin akan merasa heran dengan alasan pelaku melakukan kejahatan ini. Beberapa diantaranya melakukan penembakan massal dengan alasan hanya karena ingin melakukannya serta untuk sensasi publisitas yang diinginkannya. Sungguh gila!
Berikut ini beberapa kasus penembakan massal paling mengejutkan yang pernah terjadi dalam sejarah yang akan membuatmu terheran-heran.
Sebuah pembunuhan massal yang menewaskan 57 orang terjadi di Korea Selatan pada April 1982. Woo Bum-Kon yang berprofesi sebagai seorang polisi terbangun di pagi hari setelah pacarnya memukul lalat di dadanya. Ia kemudian dengan marah pergi bertugas sore itu dan banyak minum-minuman keras sebelum pulang dan memukuli pacarnya.
Setelah memukuli pacarnya, Woo kemudian pergi ke tempat penyimpanan senjata dan mengumpulkan beberapa senjata dan amunisi. Ia masuk ke kantor pos lokal dan mulai menembaki secara membabi buta. Total 56 orang tewas sebelum ia akhirnya meledakkan sebuah granat dan membunuh dirinya sendiri. Pacarnya mengatakan bahwa Woo menderita inferiority complex yang mungkin menjadi pemicu aksi kekerasan ini.
Tiga hari sebelum melakukan pembunuhan massal di San Diego, James Huberty mengatakan pada istrinya bahwa dirinya mungkin punya masalah mental. James Huberty kemudian menghubungi klinik dan membuat janji untuk konsultasi. Namun karena nada bicaranya tidak terkesan darurat, maka operator menutup telponnya dan berencana agar dokter menghubunginya kembali dalam 48 jam.
Keesokan harinya, setelah tidak menerima telepon dari klinik, Huberty berkata pada istrinya bahwa hidupnya telah berakhir dan ‘masyarakat sudah punya kesempatan mereka’. Ia kemudian mengendarai mobilnya ke McDonald dan mulai melepaskan tembakan ke para pegawai dan pelanggan yang menewaskan 21 orang. Ia akhirnya ditemak mati oleh tim SWAT.
Maret 1996, Thomas Watt Hamilton memasuki sekolah dasar Dunblane di Skotlandia dengan membawa 4 buah senjata api dan 743 cartridge amunisi. Ia berjalan menuju ruang olahraga yang berisi 28 murid dan 3 guru yang bersiap-siap untuk memulai pelajaran olahraga. Dalam waktu empat menit, ia menembak dengan membabi buta dan membunuh 18 orang sebelum ia kemudian bunuh diri dengan menembak dirinya sendiri.
Sebelum kejadian ini, Hamilton adalah seorang ketua Boy Scouts atau semacam pramuka anak laki-laki. Namun ia dituduh oleh beberapa orang tua bahwa ia berbuat tidak senonoh pada anak-anak yang ia mentori. Para orang tua tersebut mengatakan bahwa dirinya memotret anak-anak tersebut dalam kondisi setengah telanjang dan memaksa mereka untuk tidur bersamanya di van pada sebuah ekspedisi hiking. Laporan ini membuat bisnisnya jatuh dan kemungkinan besar menjadi pemicu kemarahannya di hari penembakan tersebut.
Sebulan setelah penembakan massal di Dunblane, Martin Bryant memutuskan untuk melakukan hal yang sama di Tasmania, Australia. Penembak tersebut dilaporkan terinspirasi dari pembunuhan yang terjadi di sekolah dasar di Skotlandia tersebut. Setelah ayahnya kalah dalam lelang sebuah rumah oleh pasangan suami istri, Bryant kemudian mengemudi ke rumah pasangan tersebut dan membunuh mereka.
Tidak hanya berhenti sampai di sana saja, Bryant kemudian mengemudi ke situs bersejarah yaitu Port Arthur dan mulai menembak secara membabi buta di sana. Mulai dari cafe yang berada di tempat tersebut, kemudian ke toko oleh-oleh, dan selanjutnya ke tempat parkir mobil terdekat. Beberapa korban diantaranya mengira bahwa aksi penembakan tersebut adalah bagian dari pertunjukan situs bersejarah tersebut sehingga mereka justru mendekat ke arah bahaya. 35 orang terbunuh dalam peristiwa ini.
Terinspirasi dari pengeboman di Oklahoma City pada tahun 1995, Eric Harris dan Dylan Klebold, pelajar SMA Columbine High School merencanakan penyerangan di kompleks sekolah Columbine pada April 1999. Dalam penyerangan tersebut, keduanya menyiapkan bom, peralatan ledak, dan senjata api untuk membunuh 13 pelajar.
Dua orang ini pertama meletakkan bom di sebuah lapangan di pagi hari sebelum mereka memulai aksinya dengan harapan bom tersebut bisa mengalihkan perhatian pemadam kebakaran dan polisi lokal. Mereka kemudian membawa bom ke kafe sekolah yang seandainya berhasil meledak, akan membunuh 488 orang yang berada di dalamnya.
Baca Juga : 8 Karakter Anak-anak Paling Mengerikan dalam Film Horor
Mereka kemudian memulai penembakan di sana dan bergerak ke perpustakaan untuk memasang lebih banyak bom sebelum akhirnya bunuh diri.
Pada 16 April 2007, mahasiswa Virginia Tech University Seung-Hui Cho melepaskan beberapa tembakan dan membunuh 32 orang sebelum bunuh diri. Cho punya sejarah anxiety yang cukup parah dan telah dituduh membuntuti dua orang mahasiswi di sekolah. Cho yang tidak pernah mendapatkan perawatan akhinya bisa membeli senjata yang ia gunakan untuk melakukan kejahatan ini.
Sebelum melakukan kejahatannya, Cho mengirimkan fotonya sendiri yang sedang membawa senjata serta sebuah manifesto di NBC News yang menggambarkan bagaimana ia merasa terisolasi dan masyarakt telah membuatnya terpaksa melakukan pembunuhan masal ini.
Pada Juli 2011 terjadilah sebuah pembunuhan massal paling mematikan di Norwegia setelah Perang Dunia II. Pembunuhan ini dilakukan oleh Anders Behring Breivik, seorang Islamophobic yang sangat parah. Ia melakukan protes terhadap longgarnya pihak imigrasi Norwegia terhadap imigran Muslim yang masuk ke negara tersebut.
Penyerangan tersebut dimulai dengan meletakkan bom pada sebuah van putih di luar kantor perdana menteri Norwegia. Bom tersebut kemudian meledak, membunuh 8 orang dan melukai 209 orang. Breivik kemudian mengendarai kendaraannya ke kegiatan perkemahan politik musim panas pemuda yang berjarak 2 jam dari kantor tersebut dan menyamar menjadi seorang polisi agar bisa punya akses ke lahan tersebut. Ia kemudian menembak 69 orang sebelum akhirnya berhasil ditangkap. Total, korban tewas sejumlah 77 orang dalam penyerangan yang mengerikan ini.
Merasa tidak puas dengan hidup dan karirnya, James Holmes melakukan penembakan saat screening film The Dark Knight Rises di Aurora, Colorado. Ia menggunakan pakaian pengaman dan topeng gas, sebelum masuk ke teater dengan membawa beberapa senjata api.
Pria ini berencana membunuh 400 orang yang ada dalam teater tersebut. Beberapa saat setelah terdengar suara tembakan, alarm kebakaran teater menyala dan para penonton segera dievakuasi. Holmes membunuh 12 orang sebelum akhirnya ditangkap tanpa perlawanan di dekat mobilnya di tempat parkir teater.
Pada Desember 2012, Adam Lanza menembak dan membunuh ibunya, sebelum kemudian mengendarai mobilnya ke sekolah dasar terdekat tempat ibunya mengajar dan membunuh 26 anak-anak. Menurut laporan, Lanza terobsesi dengan penembakan masal terutama di sekolah Columbine.
Adam Lanza memiliki sejarah depresi parang dan dikucilkan secara sosial sejak kecil saat masih bersekolah di Sandy Hook. Hingga kini belum diketahui dengan pasti penjelasan tentang latar belakang aksinya ini karena ia kemudian bunuh diri di lokasi kejadian.
Penembakan massal paling mengerikan baru saja terjadi tahun ini di pantai Sousse, Tunisia. Seorang pria bersenjata, Seifeddine Rezgui menyerang hotel di sepanjang pantai Sousse dan membunuh 38 orang.
Rezgui berjalan di pantai yang populer ini dan menyuruh para muslim yang berada di pantai tersebut untuk pergi dari pantai tersebut sebelum melakukan penembakan pada wisatawan Inggris. Rezgui ditembak mati di lokasi kejadian.
Baca Juga : Hanya Menjual Tisu, Seorang Anak Dipukuli Manajer Restoran
Menghilangkan nyawa manusia adalah suatu kejahatan serius. Entah apa yang ada di pikiran para pembunuh ini sampai mereka dengan tega menghilangkan nyawa orang yang bahkan tidak ia kenal asal-usulnya.
Kaesang Pangarep, anak bungsu Presiden Joko Widodo, dan istrinya, Erina Gudono, heboh dibicarakan publik karena…
Jessica Kumala Wongso, terpidana kasus kopi sianida akhirnya menghirup udara bebas. Dinyatakan sebagai orang yang…
Kasus perundungan ternyata tidak hanya marak di kalangan pelajar dan mahasiswa. Bahkan ketika sudah memasuki…
Indonesia patut berbangga pada Veddriq Leonardo. Ketika harapan untuk meraih medali emas Olimpiade Paris 2024…
Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia yang ke-79, ada kado baru yang dipersembahkan Pemerintah…
Mukbang merupakan salah satu kategori konten yang sangat disukai masyarakat media sosial. Suatu jenis siaran…