Kredit motor sekarang bukan perkara susah. Cukup buktikan slip gaji lalu persyaratan lainnya, sepeda motor impian akan bisa langsung diantar ke rumah. Alasan kredit sendiri sebenarnya macam-macam. Mulai dari alasan naik angkot lama dan mahal kalau dihitung bulanannya, sampai gara-gara pengen gaya. Sayangnya, banyak yang tak memperhitungkan kemampuan bayar dan pendapatan akhirnya bikin sengsara sendiri.
Ya, ada banyak cerita-cerita unik, khususnya anak muda, yang punya motor keren tapi di balik itu mereka harus sengsara luar biasa. Kredit harus tetap dibayar biar motor tak disita dan gengsi terjaga. Hingga akhirnya segala cara pun dilakukan. Nah, berikut adalah hal-hal menyengsarakan yang sering dialami para krediters untuk bisa tetap eksis dengan motor keren mereka.
Punya motor gede nan keren memang bikin bangga. Selain bakal jadi primadona di jalan, kesempatan pamer dan juga menarik lawan jenis pun lebih besar. Namun beda cerita jika motor sport ini dibeli dengan kredit. Memang gaya, tapi sebenarnya nyiksa. Salah satunya harus hemat banget ketika membeli bahan bakar gara-gara uang harus disisihkan banyak sekali untuk bayar bulanannya.
Mungkin kamu pernah melihat pemandangan unik di mana seorang pria dengan motor sportnya seharga Rp 50 jutaan mereka mengantri di line bensin. Lucunya, kadang mereka hanya membeli Rp 10 ribu saja. Ya, bisa dipastikan jika mereka adalah korban kredit besar yang sedang berjuang.
Salah satu risiko kredit adalah ngirit. Tergantung berapa besar kreditnya, maka seekstrem itu ngiritnya. Nah, salah satu sektor yang bisa dihemat dan merupakan pengeluaran terbesar bulanan adalah makan. Agar cepat lunas cicilannya, wacana menghemat makan pun dilakukan.
Tak perlu makan tiga kali kalau dua kali saja sudah kenyang. Tak usah beli lauk yang mahal-mahal, cukup yang biasa-biasa saja harganya biar bisa hemat. Bahkan kalau perlu nebeng bila ada kesempatan. Hal-hal semacam ini memang ada di realitanya dan gara-garanya adalah kredit motor tadi.
Motor bagi yang sudah punya pacar adalah senjata utama meraih kebahagiaan. Kemana-mana berdua berboncengan mesra. Naik angkot mana bisa kita dipeluk dari belakang? Namun demikian, pacaran dengan pria punya tanggungan kredit motor menurut kaum hawa sama sekali tidak menyenangkan. Justru malah mereka yang tekor.
Ya, namanya juga kredit, maka uang tak boleh sembarangan dipergunakan. Apalagi sok membelikan barang-barang untuk kekasih hati padahal dalam hati menangis lantaran nasib pembayaran kredit bulan depan tak jelas. Maka dari itu, biasanya patungan jadi solusinya. Tak hanya makan, beli bensin pun patungan demi kemaslahatan bersama. Namun ada pula kok yang menjaga gengsinya dengan menanggung biaya pacaran padahal punya kredit. Tapi di baliknya, mereka tetap bakal kelimpungan lantaran bingung bagaimana bayar kreditnya nanti.
Selain mesin motor, kemampuan pengendara juga sangat menentukan bagaimana motor bisa hemat. Nah, khusus bagi mereka yang kredit motornya pas-pasan dengan pendapatan, maka jurus penghematan ekstrem pun dilakukan. Salah satunya dengan mematikan mesin motor di saat yang tak dibutuhkan.
Contohnya saja ketika lampu merah. Dari pada bensin mubazir dihabiskan untuk posisi motor yang steady mending dimatikan. Trik mematikan mesin ini juga bisa dilakukan ketika melewati jalan turunan. Ya, tinggal mainkan kopling maka motor akan meluncur dengan sendirinya tanpa perlu didorong dengan BBM. Sayangnya konsumsi bensin bakal naik drastis ketika melewati tanjakan.
Ada kalanya kredit itu tidak terbayarkan dengan mulus. Biasanya karena ada keperluan mendadak sehingga uang yang sedianya dibayarkan untuk kredit harus terpakai untuk urusan yang lain. Karena kredit tidak bisa menunggu, maka cara satunya-satunya adalah dengan berhutang.
Kredit sendiri definisi alternatifnya adalah hutang, maka aktivitas meminjam uang pun memang takkan terhindarkan. Berbagai cara pun dilakukan agar mendapatkan uang untuk bayar kredit. Jika tidak berhasil maka tidak ada solusi lain selain menunggak dan kena biaya denda. Punya motor keren tapi kredit nunggak itu sesuatu.
Dulu dengan gaji Rp 2 juta bisa hidup hedonis dengan nongkrong di tempat mahal serta belanja-belanja tak penting. Ketika ada motor yang harus ditanggung, maka otomatis harus melakukan perubahan gaya hidup. Alhasil, kegiatan nongkrong dan belanja pun jadi aktivitas yang haram dilakukan.
“Buat makan saja susah boro-boro nongkrong di tempat mahal dan belanja-belanja,” begitu curahan hati anak muda yang punya tanggungan kredit. Ya, memang risiko sih. Berani kredit maka berani pula untuk tak lagi menggunakan uang semaunya.
Pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa ini adalah jangan pernah ngotot kredit jika kemampuan bayarnya tak ada. Misalnya kredit motor seharga Rp 50 jutaan padahal gaji tak seberapa. Boleh gaya, tapi harus diukur dengan kemampuan. Jika tidak maka siap-siap kedatangan masa di mana kredit tak bisa terbayarkan dan akhirnya motor harus ditarik lagi oleh dealer. Motor hilang cicilan pun raib, doble ngenes, bukan?
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…