in

6 Penderitaan ini yang Dirasakan Anak Muda Ketika Punya Kredit Sepeda Motor

Kredit motor sekarang bukan perkara susah. Cukup buktikan slip gaji lalu persyaratan lainnya, sepeda motor impian akan bisa langsung diantar ke rumah. Alasan kredit sendiri sebenarnya macam-macam. Mulai dari alasan naik angkot lama dan mahal kalau dihitung bulanannya, sampai gara-gara pengen gaya. Sayangnya, banyak yang tak memperhitungkan kemampuan bayar dan pendapatan akhirnya bikin sengsara sendiri.

Ya, ada banyak cerita-cerita unik, khususnya anak muda, yang punya motor keren tapi di balik itu mereka harus sengsara luar biasa. Kredit harus tetap dibayar biar motor tak disita dan gengsi terjaga. Hingga akhirnya segala cara pun dilakukan. Nah, berikut adalah hal-hal menyengsarakan yang sering dialami para krediters untuk bisa tetap eksis dengan motor keren mereka.

1. Beli Bensin Ngirit Banget Padahal Motor Sport

Punya motor gede nan keren memang bikin bangga. Selain bakal jadi primadona di jalan, kesempatan pamer dan juga menarik lawan jenis pun lebih besar. Namun beda cerita jika motor sport ini dibeli dengan kredit. Memang gaya, tapi sebenarnya nyiksa. Salah satunya harus hemat banget ketika membeli bahan bakar gara-gara uang harus disisihkan banyak sekali untuk bayar bulanannya.

Motor sport tapi isi bensi Rp 10 ribu [Image Source]
Motor sport tapi isi bensi Rp 10 ribu [Image Source]
Mungkin kamu pernah melihat pemandangan unik di mana seorang pria dengan motor sportnya seharga Rp 50 jutaan mereka mengantri di line bensin. Lucunya, kadang mereka hanya membeli Rp 10 ribu saja. Ya, bisa dipastikan jika mereka adalah korban kredit besar yang sedang berjuang.

2. Makan Seadanya Demi Motor

Salah satu risiko kredit adalah ngirit. Tergantung berapa besar kreditnya, maka seekstrem itu ngiritnya. Nah, salah satu sektor yang bisa dihemat dan merupakan pengeluaran terbesar bulanan adalah makan. Agar cepat lunas cicilannya, wacana menghemat makan pun dilakukan.

Demi kredit lunas tak apalah makan seadanya dulu, selama tiga tahun [Image Source]
Demi kredit lunas tak apalah makan seadanya dulu, selama tiga tahun [Image Source]
Tak perlu makan tiga kali kalau dua kali saja sudah kenyang. Tak usah beli lauk yang mahal-mahal, cukup yang biasa-biasa saja harganya biar bisa hemat. Bahkan kalau perlu nebeng bila ada kesempatan. Hal-hal semacam ini memang ada di realitanya dan gara-garanya adalah kredit motor tadi.

3. Pacaran Tapi Patungan

Motor bagi yang sudah punya pacar adalah senjata utama meraih kebahagiaan. Kemana-mana berdua berboncengan mesra. Naik angkot mana bisa kita dipeluk dari belakang? Namun demikian, pacaran dengan pria punya tanggungan kredit motor menurut kaum hawa sama sekali tidak menyenangkan. Justru malah mereka yang tekor.

Pacaran gaya pakai motor baru, padahal patungan bensinnya [Image Source]
Pacaran gaya pakai motor baru, padahal patungan bensinnya [Image Source]
Ya, namanya juga kredit, maka uang tak boleh sembarangan dipergunakan. Apalagi sok membelikan barang-barang untuk kekasih hati padahal dalam hati menangis lantaran nasib pembayaran kredit bulan depan tak jelas. Maka dari itu, biasanya patungan jadi solusinya. Tak hanya makan, beli bensin pun patungan demi kemaslahatan bersama. Namun ada pula kok yang menjaga gengsinya dengan menanggung biaya pacaran padahal punya kredit. Tapi di baliknya, mereka tetap bakal kelimpungan lantaran bingung bagaimana bayar kreditnya nanti.

4. Trik Bensin Hemat Level Ekstrem

Selain mesin motor, kemampuan pengendara juga sangat menentukan bagaimana motor bisa hemat. Nah, khusus bagi mereka yang kredit motornya pas-pasan dengan  pendapatan, maka jurus penghematan ekstrem pun dilakukan. Salah satunya dengan mematikan mesin motor di saat yang tak dibutuhkan.

Jalanan turun mesin dimatikan biar hemat bensin [Image Source]
Jalanan turun mesin dimatikan biar hemat bensin [Image Source]
Contohnya saja ketika lampu merah. Dari pada bensin mubazir dihabiskan untuk posisi motor yang steady mending dimatikan. Trik mematikan mesin ini juga bisa dilakukan ketika melewati jalan turunan. Ya, tinggal mainkan kopling maka motor akan meluncur dengan sendirinya tanpa perlu didorong dengan BBM. Sayangnya konsumsi bensin bakal naik drastis ketika melewati tanjakan.

5. Hutang Kanan Kiri Ketika Sudah Waktunya Bayar

Ada kalanya kredit itu tidak terbayarkan dengan mulus. Biasanya karena ada keperluan mendadak sehingga uang yang sedianya dibayarkan untuk kredit harus terpakai untuk urusan yang lain. Karena kredit tidak bisa menunggu, maka cara satunya-satunya adalah dengan berhutang.

Tersinggung sendiri ketika baca ini di jalan [Image Source]
Tersinggung sendiri ketika baca ini di jalan [Image Source]
Kredit sendiri definisi alternatifnya adalah hutang, maka aktivitas meminjam uang pun memang takkan terhindarkan. Berbagai cara pun dilakukan agar mendapatkan uang untuk bayar kredit. Jika tidak berhasil maka tidak ada solusi lain selain menunggak dan kena biaya denda. Punya motor keren tapi kredit nunggak itu sesuatu.

6. Jarang Nongkrong dan Belanja

Dulu dengan gaji Rp 2 juta bisa hidup hedonis dengan nongkrong di tempat mahal serta belanja-belanja tak penting. Ketika ada motor yang harus ditanggung, maka otomatis harus melakukan perubahan gaya hidup. Alhasil, kegiatan nongkrong dan belanja pun jadi aktivitas yang haram dilakukan.

Nongkrong dan belanja? Makan saja susah! [Image Source]
Nongkrong dan belanja? Makan saja susah! [Image Source]
“Buat makan saja susah boro-boro nongkrong di tempat mahal dan belanja-belanja,” begitu curahan hati anak muda yang punya tanggungan kredit. Ya, memang risiko sih. Berani kredit maka berani pula untuk tak lagi menggunakan uang semaunya.

Pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa ini adalah jangan pernah ngotot kredit jika kemampuan bayarnya tak ada. Misalnya kredit motor seharga Rp 50 jutaan padahal gaji tak seberapa. Boleh gaya, tapi harus diukur dengan kemampuan. Jika tidak maka siap-siap kedatangan masa di mana kredit tak bisa terbayarkan dan akhirnya motor harus ditarik lagi oleh dealer. Motor hilang cicilan pun raib, doble ngenes, bukan?

Written by Rizal

Hanya seorang lulusan IT yang nyasar ke dunia tulis menulis. Pengalamannya sudah tiga tahun sejak tulisan pertama dimuat di dunia jurnalisme online. Harapannya bisa membuat tulisan yang super kece, bisa diterima siapa pun, dan juga membawa influence yang baik.

Contact me on my Facebook account!

Leave a Reply

5 Permasalahan Besar di Indonesia yang Tak Juga Mendapatkan Penyelesaian

6 Alasan Kenapa Pejabat Sekarang Susah Dapat Simpati Publik