Oge kabur ke Jakarta demi mengejar prestasi pendidikan
Beruntungnya Oge meskipun sering meninggalkan sekolah karena biaya, dia tetap bisa mengejar ketertinggalan dan mempertahankan nilai-nilainya. Itulah yang kemudian menbuat pria ini berkesempatan melanjutkan pendidikan di SMP dan SMA favorit. Sejak duduk di bangku SMP, pria kelahiran Manokwari ini mengaku sangat menyukai mata pelajaran fisika. Namun hal itu bukan berarti nilainya di pelajaran lain jelek karena dia juga pernah menyabet juara pertama olimpiade kimia tingkat daerah. Bisa dibilang prestasi ini adalah ujung tombak kesuksesan Oge.
Setelah prestasi tersebut, George Saa diberikan kesempatan oleh pemerintah Provinsi Papua untuk belajar di Jakarta. Namun sayang saat itu sang mama tidak mengijinkan anak bungsunya untuk meninggalkan Papua. Tapi apa mau dikata, niatan Oge untuk memperoleh ilmu yang lebih tinggi rupanya sangat kuat. Jadilah dia memutuskan untuk tetap pergi ke Jakarta dengan bantuan sang kakak dan baru mengabarkan tentang kepergiannya pada sang ibu ketika sudah ada di tangga pesawat. Pastinya Nelce sangat kaget dan dia kabarnya tidak berhenti menangis selama 2 minggu pasca kepergian Oge.
Mutiara hitam dari Papua ini berhasil menyabet predikat bergengsi kelas dunia
Beruntunglah Oge karena setibanya di Jakarta dirinya langsung digembleng oleh Profesor Yohanes Surya selaku bapak fisika Indonesia. Sejak saat itulah pemuda Papua ini jadi lebih sering menorehkan prestasi bertaraf internasional seperti peringkat ke 8 Lomba Matematika Kuantum India. Selain itu dia juga didapuk sebagai juara First Step to Nobel Prize in Physics di Polandia saat masih duduk di bangku SMA. Hasil risetnya terbukti menduduki peringkat pertama mengalahkan puluhan ahli fisika dunia. Belum lagi ternyata karya ini dinilai oleh 30 juri dari 25 negara. Dari sini kemudian Oge membuat sebuah formula sendiri untuk karya risetnya yang diberi nama “George Saa Formula”. Dan hal itu seketika membuat tangis sedih sang ibu berubah menjadi air mata bangga.
Prestasi tersebut kemudian mengantarkan Oge belajar riset di Polish Academy of Science di Polandia selama satu bulan. Prestasi Oge tidak hanya berhenti di situ, karena setelahnya dia mendapat tawaran dari menteri pendidikan kala itu untuk memilih universitas manapun di Indonesia tanpa mengikuti tes masuk dan akan ada fasilitas belajar dari kampus tersebut untuk Oge. Saat dia kebingungan memilih, datang lagi tawaran yang masuk padanya untuk memilih universitas mana pun di luar negeri baik Afrika, Eropa, Amerika, dan lainnya tanpa biaya sepeserpun. Akhirnya pilihan jatuh pada Florida Institute of Technology dan mengambil jurusan Aerospace Engineering karena menurut saran banyak orang Amerika adalah pilihan tepat untuk belajar serta melakukan riset.