Beredar isu tentang vaksin beberapa tahun lalu membuat banyak ibu yang enggan membawa anaknya ke posyandu. Padahal, memberikan imunisasi pada anak sangatlah penting mengingat sistem kekebalan tubuh mereka yang sangat minim.
Agar tidak salah terjebak dalam isu-isu yang beredar, tidak ada salahnya lho jika kamu menyimak lebih lanjut fakta dan mitos tentang pemberian vaksin berikut, dilansir dari viralnova.com.
Banyak yang menganggap bahwa pemberian vaksin hanya untuk mencegah penyakit cacar saja. Penyakit kulit yang menyerang setiap anak sebelum adanya vaksin. Meskipun cacar bukan penyakit yang mematikan, namun bekas cacar biasanya susah untum hilang. Karena itu, 60 tahun yang lalu, pemberian vaksin hanya digunakan untuk mencegah infeksi cacar saja.
Akan tetapi, manfaat pemberian vaksin saat ini sudah tidak terbatas untuk mencegah cacar saja. Melainkan, vaksinasi yang diberikan pada bayi dan balita juga membasmi penyakit polio yang sering menimpa anak kecil atau yang sering dikenal dengan vaksin polio.
Selama ini, kita sering mendengar pemberian vaksin dengan cara disuntikkan saja. Padahal, ada banyak cara memberi vaksin pada anak, terutama kepada mereka yang takut terhadap jarum suntik. Salah satunya dengan pemberian vaksin dengan cara oral.
Saat memberikan vaksin dengan cara disuntikkan, pastikan jarum suntik yang digunakan steril guna mencegah infeksi pada anak. Sedangkan pemberian vaksin secara oral hanya cukup meneteskan pada mulut dan anak tidak akan merasakan sakitnya jarum suntik. Di samping itu, menurut beberapa sumber, pemberian vaksin melalui mulut diyakini jauh lebih efektif, terutama untuk vaksin polio.
Bagi beberapa orang tua, posyandu dan imunisasi sudah menjadi jadwal penting yang tidak boleh dilewati. Hal ini dilakukan tentu demi kesehatan sang buah hati. Apalagi, sistem kekebalan tubuh anak kecil yang masih sangat lemah dan mudah sekali diserang berbagai virus dan bakteri penyebab penyakit.
Salah satunya adalah dengan cara memberi vaksin yang dikenal untuk melawan penyakit polio pada anak. Belum lagi pemberian imunisasi jenis lainnya seperti Hepatitis B, Vaksin BCG, DPT, campak, dan sebagainya. Dengan pemberian imunisasi tersebut diharapkan dapat mencegah berbagai penyakit berbahaya pada anak. Apalagi, vaksinn sudah dikenal dapat mengurangi angka kematian tiap tahunnya.
Sementara itu, banyak orang tua yang enggan memberikan vaksin untuk buah hati mereka karena beredar isu bahwa vaksin dapat menyebabkan autisme dan kelainan pada anak. Beberapa tahun yang lalu, terdapat sekelompok anak autis di Amerika Serikat dengan kandungan merkuri yang di atas normal. Dan vaksin diduga menjadi penyebab autisme tersebut dikarenakan dalam vaksin terdapat kandungan bahan pengawet thimerosal.
Padahal, sampai saat ini belum adanya bukti yang kuat bahwa vaksin telah menyebabkan anak jadi autis. Penggunakan thimerosal dengan kandungan etimerkuri sedikit dalam vaksin tidaklah berbahaya. Setelah dilakukan beberapa penilitian oleh para pakar, disimpulkan bahwa vaksin bukanlah pencetus autisme pada anak.
Di samping itu, beredar juga mitos yang melarang pemberian vaksin pada anak yang demam. Karena itu, banyak orang tua yang tak mau anaknya disuntik atau ditetesi vaksin sebab takut demamnya semakin parah.
Pada kenyataannya, memberi vaksin pada anak yang sedang deman tidak membuat demam anak jadi bertambah. Jangan menunda pemberian vaksin hingga anak sembuh. Mau anak demam atau sedang sakit, imunisasi tetap harus diberikan.
Kasus baru, masalah lama. Begitulah kira-kira jargon yang cocok disematkan kepada Menteri Peranan Pemuda dan…
Selain susu dari sapi atau kambing, kamu mungkin sudah pernah mendengar susu dari almon atau…
Kamu pasti sudah nggak asing lagi dengan nama Labubu, atau Boneka Labubu. Jelas saja, karena…
Di dalam hutan lebat Papua, terdapat salah satu burung terbesar dan paling menakjubkan di dunia,…
Siapa yang tidak kenal Hikigaya Hachiman? Tokoh utama dari *OreGairu* ini dikenal dengan pandangan hidupnya…
Belakangan ramai perbincangan mengenai dugaan eksploitasi yang dialami mantan karyawan sebuah perusahaan animasi yang berbasis…