Perjalanan hidup setiap orang memang berbeda, namun hal yang pasti dialami adalah manisnya kebahagiaan dan pahitnya penderitaan. Dari dua hal tersebut, penderitaan kerap menawarkan jalan instan untuk mengakhirinya. Dan hal itulah yang dialami oleh Ani Wahyuningsih, perempuan 40 tahun yang nekat melakukan aksi bunuh diri.
Penyebab tindakan bunuh diri yang dilakukan Ani adalah depresi lantaran penyakitnya tak kunjung sembuh. Sempat gagal melakukan dua kali percobaan bunuh diri, pada kesempatan ketiga Ani akhirnya tak bisa dicegah, perempuan ini ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di dalam sebuah sumur. Yang membuat terenyuh, ia meninggalkan pesan ketidakberdayaannya menanggung cobaan dalam hidup.
Kematian Ani Wahyuningsih meninggalkan duka mendalam bagi keluarga. Perempuan yang merupakan warga Desa Danareja, Kecamatan Purwanegara, Jawa Tengah itu diketahui sebagai pasien rawat jalan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Magelang. Perempuan 40 tahun itu telah lama menjalani perawatan untuk mengembalikan kesehatan mentalnya.
Keseharian Ani adalah mengurung diri sendirian di kamar. Sebelumnya, perempuan yang merupakan anak dari Budiarti ini telah mencoba bunuh diri sebanyak dua kali. Beruntung tindakan tersebut berhasil digagalkan. Percobaan bunuh diri dilakukan Ani karena penyakitnya tak kunjung membaik meski telah mendapat banyak upaya penyembuhan.
Awalnya, Ani ditemukan tak berada di kamarnya sekitar pukul 03.00 pada hari Kamis 25 Mei 2017 lalu. Padahal menurut pengakuan sang ibu, sekitar pukul 01.00 putrinya masih ada di tempat itu. Mengetahui anaknya menghilang, Budiarti lantas memberitahukan hal ini pada keluarga. Seketika itu orang-orang pun mencarinya di sekitar kediaman Ani.
Pencarian keluarga akhirnya sampai pada sumur milik tetangga Ani yang bernama Suratman. Setelah mengecek sumur, jasad Ani ditemukan sudah dalam keadaan mengambang di dasar sumur yang memiliki kedalaman sekitar 15 meter. Keluarga pun langsung menghubungi Polsek setempat untuk melaporkan kejadian ini. Tak berapa lama, petugas Polsek datang dan melakukan evakuasi korban. Dari penyelidikan yang dilakukan, sama sekali tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Diduga kuat, korban melakukan hal ini lantaran depresi menghadapi kenyataan penyakit gangguan jiwa yang dialaminya tak kunjung membaik.
Setelah melakukan penyelidikan, polisi menemukan surat wasiat yang ditulis korban. Kemungkinan besar, surat tersebut ditulis sesaat sebelum melakukan bunuh diri. Berikut ini isi surat wasiatnya, “Maafin atas segala salah-salahku kepada semua… Makasih atas kebaikan semua… Maaf aku udah ga kuat lagi… Segala doa, usaha, obati diri sendiri, tenangin diri sendiri udah aku lakukan… Tapi tetep ga sembuh-sembuh/ ga bisa tidur-tidur… Maaf kalau udah ga ada pilihan lain… Maaf kan aku…”
Bunuh diri bisa terjadi sebab seseorang mengalami depresi dan merasa tak ada orang yang akan membantu. Padahal, permasalahan bisa dicari jalan keluarnya asalkan tidak menyerah dan putus asa. Salah satunya bisa dilakukan dengan melakukan layanan konseling.
Kasus yang dialami Ani berawal dari keputusasaan karena penyakit yang dideritanya. Tapi jika dipikirkan lagi, seberat apapun beban hidup, akan lebih mudah jika kita mau berbagi dengan orang lain. Sebab dengan begitu, akan selalu ada pilihan-pilihan lain yang membuat kita tidak menyerah pada hidup ini.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…