Pelayanan kesehatan di Indonesia rupanya masih belum maksimal, meski tahun sudah berganti. Banyak kasus-kasus memprihatinkan terdengar dari berbagai daerah. Mulai dari pasien yang ditolak oleh puskesmas atau rumah sakit tertentu, hingga pelecehan seksual yang dilakukan oleh perawatnya.
Baru-baru ini tercium lagi kabar tak sedap datang dari Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA), Banda Aceh. Seorang pasien bernama M. Nadsier dikabarkan terusir meski dirinya sedang dalam keadaan koma. Ulasan berikut ini akan mengungkapkan kisah selengkapnya.
Pasien bernama M. Nadsier, penderita penyakit komplikasi asal Kabupaten Pidie, Banda Aceh, diketahui sedang dirawat di RSUZA sejak beberapa waktu lalu. Dokter yang menanganinya bernama dr. Masra Lena Siregar, Sp. PD, seperti yang diwartakan oleh kliksatu.com. Ia menjalani perawatan layaknya pasien penderita penyakit komplikasi biasanya.
Namun, istri dari M. Nadsier mengungkapkan hal yang tak terduga. “Tadi kata dokter, suami saya setelah cuci darah besok disuruh bawa pulang ke rumah, padahal kondisinya dalam keadaan koma,” ungkap Nilawati kepada Kompas.com. Bagaimana bisa seorang pasien yang sedang tak sadarkan diri disuruh pulang?
Rupanya M. Nadsier masuk ke RSUZA sebagai pasien pengguna Askes kelas 4. Tiga minggu lalu, suami dari Nilawati ini dirujuk ke sana menggunakan Askes agar mendapatkan penanganan yang lebih baik. Namun, yang didapatkannya justru sebaliknya.
Nilawati mengungkapkan bahwa dirinya menggunakan Akses kelas 4 karena sang suami adalah seorang PNS. Ia pun mengaku kecewa dengan pelayanan tim medis di sana karena pernyataan sepihak dari bagian rumah sakit.
Layaknya kasus-kasus pelayanan kesehatan lainnya, kisah M. Nadsier ini pun tersebar cepat di sosial media. Alhasil, petugas medis di RSUZA pun panik dan sempat mengancam keluarga pasien, bahkan satpam pun tak memperbolehkan wartawan untuk meliput, dilansir dari Kompas.com.
Padahal, staf Humas RSUZA, Anton, memberikan pernyataan bahwa hingga kemarin malam M. Nadsier masih tetap akan mendapat perawatan, tetapi terkait pengusiran pasien akan ditinjau lebih lanjut esok hari karena jam kantor sudah habis. Apakah pasien pengguna dan non-pengguna Askes masih dibeda-bedakan?
Ternyata penderitaan M. Nadsier bukanlah kasus pertama yang terjadi di Indonesia. Sebelumnya, pada tahun 2015, hal yang sama terjadi di Rumah Sakit Mohammad Husein (RSMH) Palembang. Seorang pasien pengidap penyakit kanker paru-paru stadium IV, Masyta, dipaksa pulang dengan dalih dirinya sudah sembuh dan hanya membutuhkan rawat jalan.
Selain itu, pada tahun 2012 silam, kasus serupa terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Margono Soekarjo, Purwokerto. Suhada sebagai penderita hepatitis dan paru-paru harus menelan kekecewaan akibat pengusiran yang dilakukan pihak rumah sakit. Bahkan, setelah dipulangkan dari rumah sakit, Suhada malah muntah darah dan kondisinya semakin memburuk.
Lagi-lagi kembali muncul ke permukaan bahwa penanganan medis di Indonesia belum banyak berubah. Apalagi jika pasien yang berobat ke sana merupakan rakyat kecil atau pengguna Askes maupun BPJS. Semoga segera ada pencerahan dari Pemerintah terkait hal ini, karena pada dasarnya setiap manusia memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara maksimal.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…