Laut Cina Selatan (LCS) belakangan menjadi perhatian setelah pandemi Covid-19 yang banyak menghantam negara-negara di dunia. Kawasan yang sempat diberitakan menuai konflik antara Cina dengan negara-negara di Asia Tenggara itu, seolah membuka kembali masalah batas wilayah yang sejatinya masih disengketakan.
Negeri Tirai bambu itu sendiri diketahui telah memiliki sebuah stasiun cuaca di beberapa titik kepulauan Laut Cina Selatan. Salah satunya berada di Fiery Cross Reef atau Yongshu Reef (pulau karang Yonshu). Meski demikian, stasiun cuaca tersebut dilaporkan telah diperkuat dengan sejumlah alutsista dan perlengkapan militer.
Keberadaan stasiun Cuaca itu sendiri tak lepas dari kerjasama internasional antara pemerintah Cina dengan Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO), untuk membangun Sistem Pengamatan Permukaan Laut Global (GLOSS) pada 1987 untuk tujuan kemanusiaan. Pembangunan pun selesai pada 1988.
Setelah berjalan sekian lama, mulailah niat asli pemerintah Cina di Fiery Cross Reef yang disebut oleh Time – sebagai terumbu karang yang terletak di Kepulauan Spratly tersebut, terlihat dengan adanya reklamasi besar-besaran untuk membuat pulau buatan di sekitarnya.
Bukan lagi untuk memperluas stasiun cuaca dengan tujuan kemanusiaan, tapi ditingkatkan sebagai pulau yang memiliki fasilitas berupa pangkalan militer modern. Pergeseran tujuan ini semakin mengukuhkan bahwa pemerintah negeri Tirai Bambu memang memiliki tujuan di Laut Cina Selatan.
Pembangunan besar-besaran yang dimulai sejak 2014 silam di Fiery Croos Reef, membuat kawasan tersebut kini telah menjadi pangkalan militer permanen, lengkap dengan landasan udara sepanjang 3.300 meter, pelabuhan laut, serta beberapa unit garnisun tentara. Tangkapan satelit menunjukkan beberapa alutsista juga dikerahkan di sana.
Dilansir dari Globaltimes (15/05/2020), Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) telah mengerahkan pesawat sistem peringatan dini dan kontrol udara (KIT-C) 500 KJ-500, pesawat patroli maritim KQ-200, yang juga dikenal sebagai pesawat anti-kapal selam Y-8, rudal pertahanan udara HQ-9B (hanud) dan rudal anti kapal YJ-12B di pangkalan militer permanen mereka.
Tak hanya sekedar pesawat pengintai dan patroli maritim, alutsista lainnya yang bakal ditempatkan adalah pesawat pembom jarak jauh AU China, Xian H-6N yang mampu membawa Rudal Balistik Dongfeng -21D atau rudal supersonic CJ-100. Sebagai uji coba, pesawat komersil dari Hainan Airlines didaratkan untuk mencoba landasan pacu yang ada.
Menariknya, Jarak Fiery Cross Reef yang telah disulap menjadi pangkalan militer permanen itu hanya sekitar 405 mil laut (atau setara 750 km) dari Natuna. Jika dilihat dari radius tempur yang ada, militer Cina tentu dengan mudah mencapai Indonesia dengan alutsista yang ada. Salah satu yang paling dikhawatirkan adalah pesawat pembom jarak jauh AU China, Xian H-6N dengan hulu ledak nuklirnya.
Sementara untuk pertahanan diri, Cina memiliki sistem rudal anti kapal YJ-12B yang mampu membabat sasaran dalam jarak 295 mil laut jika ada kapal musuh yang berani mendekati pangkalan militer mereka. Sedangkan pertahanan udara HQ-9B menjadi tameng dari pesawat tempur, drone militer, dan rudal jelajah sejauh 160 mil laut.
BACA JUGA: Panas Soal Klaim Wilayah Natuna, Begini Perbandingan Militer Indonesia dan China Saat Ini
Menyusul persetujuan Dewan Negara, kota Sansha di Provinsi Hainan, Cina Selatan, pada bulan April, pihaknya mengumumkan pembentukan dua distrik baru untuk mengelola pulau-pulau Xisha dan Zhongsha dan sekitarnya perairan di Laut Cina Selatan. Ini artinya, Cina mula serius membangun kekuatan militer yang sudah seharusnya disikapi serius oleh negara-negara yang memiliki kedaulatan di Laut Cina Selatan, terutama Indonesia.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…