Punya cerita tentang tetangga menyebalkan? Saya berani jamin hampir semua dari kamu pasti menjawab iya. Kalau tidak, mungkin kamu ada di kavling yang isinya penghuni surga semua. Entah kenapa, setiap kehidupan bertetangga itu selalu punya konfliknya. Mulai dari yang enteng macam ayam masuk rumah, hingga kelas berat yang sampai melibatkan pertarungan dunia gaib macam santet.
Masih soal konflik pertetanggaan, ada sebuah kasus yang akan membuat hati siapa pun miris. Tersebut seorang nenek bernama Arpah. Jadi, beliau ini dikelabui oleh tetangganya yang menipu sedemikian rupa sehingga nenek yang tinggal di daerah Beji, Depok, ini menjual rumahnya seharga Rp 300 ribu saja. Awalnya sang nenek sendiri tidak sadar jika dirinya ditipu, sampai akhirnya ia terusir dari rumahnya sendiri. Dasar tetangga ‘lucknut’ kalau kata netizen.
Lalu seperti apa detail ceritanya? Kenapa nenek Arpah bisa sampai tertipu? Dan pelajaran penting apa yang bisa kita ambil? Simak ulasannya berikut ya.
Tetangga yang memanfaatkan kelemahan nenek Arpah
Kamu tentu bertanya-tanya kenapa sang nenek bisa menjual rumahnya seharga Rp 300 ribu saja? Alasannya tak lain karena nenek Arpah buta huruf. Jadi ceritanya, sang nenek diajak ke notaris oleh tetangganya untuk kemudian menandatangani sebuah dokumen. Lantaran tak bisa membaca nenek Arpah pun manut saja. Dibubuhkanlah tanda tangan yang nantinya berbuntut panjang ini.
Setelah sukses menipu nenek Arpah, sang tetangga yang merasa menang ini kemudian memberikan uang sekitar Rp 300 ribuan. Entah apa maksudnya. Bagi sang nenek terkesan seperti hadiah, tapi bagi pelaku penipu mungkin ini semacam mahar biar ada kekuatan hukumnya. Walaupun tentu sama sekali tidak logis untuk tanah seluas itu dihargai cuma Rp 300 ribu. Hape monokrom saja masih bisa lebih mahal.
Pihak bank datang dan sang nenek yang terusir
Setelah kejadian ini semuanya normal, nenek Arpah juga masih senang karena dapat rezeki Rp 300 ribu. Sampai kemudian tiba-tiba bank mendatangi sang nenek dan membuatnya merasa ada yang tidak beres. Akhirnya jelas sudah jika sang tetangga menipu mentah-mentah dirinya. Dokumen yang ditandatangani nenek Arpah tak lain adalah pemindahan tangan tanahnya.
Setelah kejadian ini, mau tidak mau nenek Arpah pun meninggalkan rumahnya. Tentu dengan perasaan kesal dan heran, kenapa ada orang sampai tega menipunya seperti ini. Kabar terakhir mengatakan sang nenek saat ini terpaksa menumpang di rumah kerabat atau anaknya.
Kasusnya sudah dilaporkan
Perkembangan dari kasus miris ini adalah sang nenek sudah melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian Depok. Berdasarkan penelusuran, kasusnya masuk dalam pasal 372-378 Kitab Undang-undang Hukum Pidana soal penipuan. Sang nenek sendiri mengatakan akan terus berjuang untuk bisa mendapatkan lagi haknya.
FYI pembaca, ternyata kasus ini sendiri sudah lama sekitar tahun 2015. Dan nenek Arpah sebelum ini juga sudah melakukan usaha pengklaiman kembali. Kasusnya bahkan pernah naik di Pengadilan Negeri Depok atas kasus perdata. Memakan waktu yang cukup lama ya ternyata. Bisa dipahami karena dari kedua sisinya memiliki kekuatan hukum yang kuat.
Pelajaran yang bisa kita ambil dari cerita ini
Dengan bergulirnya cerita ini, kira-kira pelajaran apa yang bisa kita ambil? Yang paling utama tentu adalah soal pendampingan. Jadi, jangan pernah biarkan seseorang dengan keterbatasan, menjalani sendiri proses-proses penting. Nenek Arpah dalam kasus ini, seumpama ia ditemani oleh mereka yang paham saat diajak ke notaris, tentu kejadian seperti ini takkan terjadi.
Pelajaran penting lainnya adalah soal hidup bertetangga. Memang sebelah rumah atau mereka di lingkungan sekitar kita itu bisa jadi saudara, tapi tidak ada salahnya untuk lebih berhati-hati. Tidak hanya agar bisa mendeteksi kejahatan seperti ini, tapi juga menjaga situasi hidup bertetangga supaya tetap kondusif. Bisa jadi lho kejahatan tetangga berawal dari celotehan tak sengaja.
Semoga kasus nenek Arpah ini bisa segera menemui titik terang. Agar beliau ini bisa hidup dengan tenang seperti sedia kala, karena hanya itu permintaannya sekarang. Bagi kita yang mungkin pernah menjumpai kasus seperti ini, jangan segan untuk membantu. Bisa saja lantaran bantuan kecil itu hidup seseorang bisa terselamatkan.