Lagi-lagi pelecehan di ruang publik kembali terjadi. Setelah sempat dihebohkan dengan pelaku begal payudara yang bergentayangan di jalanan, kini hal memalukan itu terjadi di KRL. Dilansir dari Detik, seorang pria berinisial HN diamankan polisi karena menggesekan kemaluannya pada bagian tubuh serang remaja.
Entah kenapa, pelecehan yang juga termasuk sebagai tindakan asusila itu belakangan marak terjadi di ruang publik. Mayoritasnya korbannya pun kebanyakan datang dari kaum perempuan. Meski demikian, ada baiknya jika kita tetap waspada dengan mengenali modus pelaku dalam melakukan aksi bejadnya di bawah ini.
Suka berdesak-desakan meski area di sekitarya cukup longgar
Keramaian di ruang publik menjadi lokasi yang empuk bagi para pelaku pelecehan. Memanfaatkan situasi yang penuh sesak, menjadi momen bagi mereka untuk beraksi. Seperti kasus pelecehan di KRL di atas, hal tersebut merupakan kejadian kesekian yang entah berapa kali selalu terulang. Jelas, kaum hawa harus menjaga dirinya-minimal waspada, saat berada di tempat yang penuh sesak dengan manusia.
Pura-pura sibuk sambil secara perlahan mendekati korbannya
Salah satu modus klasik dari pelaku pelecehan juga bisa dilihat dari gesturnya. Berlagak pura-pura sibuk, mereka secara perlahan biasanya akan menggeser tubuh agar lebih dekat dengan target yang diincar. Hal ini kerap terjadi saat menunggu antrian, dan momen saat berdesak-desakan satu sama lain. Dengan tampang tanpa dosa, cara ini kerap dimanfaatkan tanpa disadari oleh korbannya.
Mengincar para korban yang dianggap lengah oleh pelaku
Terkadang, kelengahan kita di ruang publik juga bisa dimanfaatkan oleh pelaku untuk menjalankan aksinya. Tak jarang, mimik dan gestur seseorang bisa dibaca dengan baik sehingga sangat potensial untuk dijadikan sebagai korban. Meski terkadang tak sepenuhnya berhasil, lengah terhadap sekitar sangat rawan menjadi celah yang dimanfaatkan para pelaku untuk melakukan pelecehan.
Fakta unik soal pelecehan terhadap wanita di ruang terbuka
Mungkin, selama ini kita berpikir jika mereka yang menjadi korban pelecehan karena memakai busana yang terbuka dan minim. Namun pada kenyataannya, hal tersebut ternyata salah. Dalam Survei yang dilakukan oleh koalisi yang terdiri dari Hollaback! Jakarta, perEMPUan, Lentera Sintas Indonesia, Perkumpulan Lintas Feminis Jakarta (JFDG), dan Change.org Indonesia, mayoritas korban pelecehan seksual di ruang publik tidak mengenakan baju terbuka, melainkan memakai celana atau rok panjang (18%), hijab (17%) dan baju lengan panjang (16%), seperti yang dikutip dari BBC Indonesia.
Cara melawan pelecehan seksual di ruang publik
Berani dan melakukan perlawanan, bisa menjadi cara ampuh untuk meredam aksi pelecehan seksual di ruang publik. Bisa dengan cara seperti memelototi pelaku, berteriak minta tolong, hingga melawan secara fisik sesuai kemampuan. Jika mengalami trauma, bisa mencoba cara dengan berbagi cerita atau pengalaman pelecehan pada orang terdekat atau dipercaya.
BACA JUGA: Sering Dianggap Remeh, Ini Ciri Pelecehan Seksual yang Selalu Memakan Korban
Senantiasa bersikap waspada saat berada di ruang publik, mungkin bisa menghindarkan diri kita dari incaran para pelaku pelecehan. Terlebih jika kita mau bersikap keras dan berani saat mendapati diri menjadi korban, juga bisa menjadi cara untuk melawan para pelaku tersebut.