in

Bila Dibanding Indonesia, Timnas Malaysia Alami Nasib Lebih Nahas di Piala Asia 2018

Aksi pemain Malaysia [Sumber Gambar]

Baru-baru kisah tidak enak kembali ditorehkan oleh Timnas U-19 di ajang AFC 2018. Setelah beberapa tahun lalu gagal lolos dari fase group, kini giliran mereka harus melupakan Piala Dunia U-20 setelah dikalahkan oleh Jepang dengan skor 2-0 pada Minggu (29/10) . Hasil ini juga semakin memperpanjang rekor Garuda Muda yang selama 40 tahun gagal lolos dari babak 8 besar.

Tapi, bila membandingkan dengan Timnas dari negeri tetangga Saddil Ramdhani dan kawan-kawan adalah terbaik. Apalagi kalau membandingkannya dengan Vietnam dan Malaysia, Timnas U-19 jauh di atas mereka. Khusus nama terakhir tadi, malahan harus alami nasib nahas dengan hanya mampu menciptakan beberapa gol saja. Tidak percaya kalian? Inilah bukti kalau Timnas Malaysia alami nasib lebih nahas dari pada Indonesia di Piala Asia U-19.

Malaysia hanya mampu mengumpulkan satu poin saja

Pemain Timnas Malayasia [Sumber Gambar]
Cerita kelabu Malaysia di ajang ini sebenarnya sudah dimulai ketika mereka melangsungkan pertandingan pertama Piala Asia U-19. Berjumpa salah satu tim kuat Asia dan diunggulkan di grup D, anak asuh Bojan Hondak langsung menerima kekalahan menyakitkan. Ketika itu lawan mereka Arab Saudi mampu menang dengan skor 2-1 lewat gol dari Turki Al-Ammar dan Salem Ahmed. Hasil negatif tersebut pun berlanjut ke dua pertandingan selanjutnya. Fayyadh dan kawan-kawan dipaksa hanya mampu mengumpulkan satu poin saja lewat sekali imbang atas Tajikistan 2-2 dan kalah 2-0 dengan Tiongkok U-19.

Berada di dasar klasemen grup D Piala Asia U-19

Aksi pemain Malaysia [Sumber Gambar]
Selain hal tadi, kisah buruk Malaysia juga terlihat saat kita menyaksikan tabel klasemen grup D Piala Asia 2018. Mereka yang hanya bisa mengumpulkan poin satu saja, harus rela duduk di peringkat terbawah atau dasar. Dan parahnya lagi, pasukan kuning hitam ini juga kemasukan hampir setengah lusin dalam 3 pertandingan. Tapi dari semua itu, hal mungkin paling terasa menyakitkan dari kesebelasan ini adalah kegagalan untuk bisa masuk ke babak delapan besar . Berkat hal tersebut Malaysia gagal menyusul langkah Indonesia dan Thailand yang menjadi wakil Asia Tenggara di babak itu.

Dalam sejarahnya tidak pernah merasakan gelar juara

Malaysia [Sumber Gambar]
Hasil tidak menarik Malaysia juga berimbas kepada catatan sejarah mereka yang kini bertambah panjang dengan tidak sekalipun bisa menjadi juara ajang ini. Prestasi terbaik dari negara tetangga kita tersebut adalah menjadi juara kedua. Dilansir laman Bolastylo, Malaysia tercatat, 3 kali menjadi runner up pada 1959, 1960 dan 1968, dan sukses 2 kali menghuni tempat ketiga pada tahun 1964, 1965 dan satu kali menjadi peringkat keempat pada 1962. Bila dibandingkan Timnas Indonesia kelompok usia tersebut, Tim Merah Putih lebih baik dengan sekali juara Piala Asia di tahun 1966.

Nasib Malaysia sama dengan apa dirasakan oleh Vietnam

Vietnam Vs Australia [Sumber Gambar]
Seperti halnya pinang dibelah dua, nasib nahas Malaysia juga dirasakan oleh Timnas Vietnam. Berada di grup C mereka juga gagal lolos ke babak 8 besar dan berada di posisi dasar klasemen. Bahkan parahnya lagi Vietnam tidak sekali pun bisa mendapatkan poin. Hal ini lantaran dalam tiga pertandingan yang dijalani anak asuh Hoang Anh Tuan selalu alami kekalahan. Tercatat, mereka selama pagelaran tersebut kemasukan 7 gol dari baru bisa membobol gawang lawan sebanyak tiga kali saja. Hasil ini pun seperti menjadi klimaks dari capaian Vietnam empat tahun lalu yang sukses masuk babak final.

Berkaca dari ulasan tadi, harusnya kita tetap bersyukur dengan capaian Timnas U-19. Ya, meskipun lagi-lagi tuai hasil minor, namun setidaknya di Asia Tenggara anak asuh Indra Sjafri berada sedikit di atas beberapa negara yang ikut kejuaraan ini. Bahkan dibeberapa lagi juga mampu menunjukkan kualitasnya.

Written by Galih

Galih R Prasetyo,Lahir di Kediri, Anak pertama dari dua bersaudara. Bergabung dengan Boombastis.com pada tahun 2017,Merupakan salah satu Penulis Konten di sana. Lulusan Pendidikan Geografi Universitas Negeri Malang. Awalnya ingin menjadi pemain Sepak Bola tapi waktu dan ruang justru mengantarkan Ke Profesinya sekarang. Mencintai sepak
bola dan semua isinya. Tukang analisis Receh dari pergolakan masyarakat Indonesia.

Leave a Reply

Ahli Debus Suka Makan Beling Saat Atraksi, Bagaimana Nasib Perutnya?

Nyonya Bombastis, Sosok Nenek yang Menyiarkan Setiap Kejadian Maha Penting di Korut