Siapa yang tak pernah mendengar nama Nusakambangan. Lapas yang berada di salah satu pulau terpencil selatan JawaTengah ini adalah rumah bagi para pelaku kejahatan kelas berat. Mulai dari pengedar dan bandar narkoba, pembunuh ulung, hingga para teroris berbahaya dikumpulkan di ‘Pulau Kematian’ ini. Nusakambangan bahkan dijuluki sebagai Alcatraz-nya Indonesia.
Tetapi kelicikan para narapidana kadang tetap berhasil mengecoh para penjaga walaupun keamanan sudah super ekstra ketat. Hal tersebut juga dialami oleh napi yang mencoba melangkahkan kaki ke luar penjara. Sejarah mencatat inilah mereka yang berhasil lolos walaupun ada yang apes dan kembali tertangkap lagi.
Nama ini rasanya sudah sangat terkenal sebagai penjahat tingkat dewa. Pria yang bernama lengkap Johanes Hubertus Eijkenboom ini adalah seorang model yang pernah membintangi sejumlah iklan pada masanya. Namun, karena alasan jengah dengan ketidakseimbangan kehidupan antara si kaya dan si miskin, pada tahun 70-an, Johny bersama gengnya Pachinko (Pasukan China Kota) melakukan sejumlah perampokan toko emas di Jakarta. Aksi yang berulang kali sukses iniakhirnya tetap terbongkar pada tahun 1979.
Atas tindak kejahatan itu, ia dijatuhi hukuman 14 tahun penjara di Nusakambangan. Pada 1982, dengan bantuan 34 para narapidana ia melarikan diri dari lapas tersebut. Setelah dilakukan penggeledahan ke rumah istrinya, serta perintah ‘tembak mati’ seandainya bertemu Johny, 12 hari kemudian ia malah menyerahkan diri kembali kepada polisi. Namun, kehidupan seorang siapa tau, setelah bebas ia sempat membintangi beberapa film. Namun, sekarang Johny lebih dikenal sebagai dai.
Para napi memang selalu punya akal bulus untuk bisa lolos dari hukuman, seperti yang dilakukan oleh kedua orang ini. Hendra Amin dan Agus Triyadi adalah tahanan kasus pencurian yang sudah divonis hukuman 14 tahun penjara. Namun, keduanya melarikan diri dengan cara menjebol plafon dan genteng di atas kamar mandi umum di dalam blok sel, selanjutnya keduanya menuju pos utama yang ketika itu tidak dijaga.
Namun, lagi-lagi aksi keduanya berakhir gagal karena berhasil dibekuk kembali di dekat Nusakambangan dua hari setelah kejadian. Sudah salah, mencoba kabur, eh tertangkap lagi.
Kadarmono adalah penjahat dengan kasus perampokan dan divonis penjara selama 14 tahun. Penjahat ini kabur pada 19 Juni 2017 lalu ketika sedang dalam masa asimilasi sebagai pengembala ternak sapi. Namun, yang didapat adalah sapi ada di tengah hutan, sedangkan dia melarikan diri. Berbagai upaya pengepungan dan penangkapan kembali oleh satuan keamanan tak menuai hasil bagus.
Pengepungan pertama, Kadarmono malah sukses menyabet salah satu petugas dengan senjata yang ia curi dari gubuk warga dan melarikan diri ke hutan. Pengepungan selanjutnya, walaupun sudah diancam senjata, Kadarmono tetap bisa lolos dengan memanjat tebing dengan sangat lincah.
Di tengah ketatnya Nusakambangan, narapidana tersebut masih bisa lolos. Tapi lagi-lagi mungkin kejadian ini dikarenakan beberapa sebab, karena seketat apapun penjagaan penjara, pasti ada waktu di mana petugas lengah dan tidak menyadari adanya tahanan yang melarikan diri.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…