Tentunya untuk dikenal masyarakat umum, mulai dari pusat bisnis, perusahaan, produk sampai dengan grup band akan memutuskan untuk memiliki nama. Namun setelah dikenal atau melalui serangkaian proses, ada kalanya nama-nama tersebut diganti oleh sang pemilik dengan tujuan tertentu.
Khususnya dalam bidang musik, tidak hanya di luar negeri saja, kelompok band di Tanah Air juga banyak yang mengganti nama grupnya setelah mereka cukup dikenal dan memiliki popularitas serta penggemar di Indonesia.
Berikut ini adalah ada beberapa grup band di Indonesia yang sempat berganti nama setelah mereka terkenal.
Pada tahun 1996, ketika era musik Indonesia mulai menggeliat, sekumpulan anak sekolah dari beberapa SMA di Yogyakarta, yaitu Duta, Adam, Eross, Sakti dan Anton bersepakat membentuk sebuah grup band dengan nama Sheila Gank yang memiliki artian kelompok musikal.
Di awal berdirinya, Sheila Gank membawakan lagu-lagu dari band-band luar negeri, seperti Oasis, U2, Bon Jovi sampai dengan Gun n’ Roses. Setelah mendapatkan cukup banyak penggemar dan terkenal, Sheila Gank berganti menjadi Sheila on Seven yang mana “On Seven” memiliki artian tujuh tangga nada dalam musik.
Band yang sempat berganti-ganti personel dan terbentuk pada tahun 1992 ini awalnya bernama Badai Band yang akhirnya berubah menjadi Rhytm In Freedom atau RIF pada tahun 1993. Selain mengganti nama, kelompok band yang memulai karirnya dengan main di cafe-cafe tersebut menambahkan garis miring pada bagian awal namanya.
Kini /Rif termasuk salah satu band bergenre rock terkenal di Tanah Air dan sudah banyak album yang telah dirilis dengan apresiasi yang cukup luar biasa dari para pecinta musik Indonesia. Salah satu lagu andalan mereka yang menandai eksistensinya di belantika musik Nusantara adalah berjudul “Radja.”
Sebelum terbentuk, Bimo Setiawan Almachzumi atau akrab dipanggil Bimbim ini membentuk sebuah band bernama Cikini Stones Complex (CSC) yang sering membawakan lagu-lagunya Rolling Stone. Namun grup band ini bubar pada tahun 1983. Setelah itu, Bimbim kemudian membentuk grup band lagi bernama Red Devil dan mulai membawakan lagu-lagu mereka sendiri.
Sayangnya, di tahun 1980-an tersebut, minuman kerasa adalah salah satu hal yang dapat dikatakan gaul dan minuman wajib para musisi. Dan dikarenakan tidak pernah mirip dengan grup aslinya, ketika membawakan lagu-lagu dari Rolling Stone dan Van Hallen karena personelnya bergaya dan memainkannya secara slenge’an atau tanpa aturan, maka nama Red Devil berganti nama menjadi Slank yang berarti slenge’an dan menggunakan huruf K di akhir agar terlihat memiliki gaya yang tren di masa itu.
Grup band yang awalnya bernama Silver Gun dan bermarkas di Poppies Lane II, Kuta, Bali ini terbentuk pada tahun 1995 dan para personelnya, Ari Astina (Jerinx), Budi Sartika (Bobby Kool) dan Ajuzt yang pada saat itu sebagai additional player untuk memainkan alat musik bass lebih banyak membawakan lagu-lagu band beraliran punk, new wave punk dan banyak memainkan lagu ciptaan Green Day.
Dikarenakan kurang menjual, maka nama Silver Gun diganti menjadi Superman Is Dead atau SID yang memiliki filosofi tidak ada manusia yang sempurna. Di bawah label Sony Music Indonesia, nama SID semakin berkibar kencang di belantika musik Tanah Air sampai sekarang.
Tergolong grup band lawas di Indonesia karena dibentuk pada tahun 1989, awalnya grup satu ini bernama Kla Project yang kemudian berganti nama menjadi NuKLa pada tahun 2001 seiring dengan keluarnya Lilo dan masuknya Erwin prasetya, Yoel Vai serta hari Goro.
Namun dikarenakan imej Kla Project sudah cukup kuat dan dikenal dibandingkan dengan NuKLa, salah satu pendirinya, Katon Bagaskara kembali mengubah nama kelompok musiknya menjadi KLa.
Seperti halnya Slank dan Jamrud, Boomerang juga termasuk salah satu band beraliran rock yang memiliki fans banyak di Tanah Air. Sebelum bernama Boomerang, band satu ini memiliki nama Lost Angels.
Berawal dari seringnya mengikuti festival musik dan berhasil masuk dalam 10 besar festival musik rock yang diselenggarakan Log Zhelebour pada tahun 1992, akhirnya lagu mereka yang berjudul No More masuk ke dalam dapur rekaman.
Terbentuk pada bulan November 1991, grup band yang mengusung aliran rock alternatif ini menjadi salah satu band yang cukup diperhitungkan di belantikan musik Indonesia. Dari awal sampai sekarang, Netral tetap menjaga komposisi personilnya yang hanya berjumlah 3 orang saja.
Dikarenakan masalah hak paten yang dimiliki oleh salah seorang mantan personelnya, Miten (alm), Bimo selaku orang satu-satunya yang masih tetap berada di band tersebut mengubah nama grupnya tersebut menjadi NTRL.
Sebelum bernama Jamrud, grup band yang dibentuk pada tahun 1989 di Cimahi, Jawa Barat ini bernama Jamrock. Grup band satu ini mengusung genre musik beraliran rock yang masih tergolong populer di era tahun 1990-an.
Walaupun grup satu ini pernah mengalami beberapa kali bongkar pasang personil, namun kesolidan di dalamnya tetap terjaga. Hal tersebut dibuktikan dengan sudah banyaknya album yang mereka keluarkan dan meledak di pasaran.
Sempat menjadi band pembuka grup band Gigi, kelompok musik yang diisi oleh Fadly (vokal), Ari (gitar), Piyu (gitar), Rindra (bass) dan Yoyo (drum) ini ternyata juga pernah memiliki nama awal sebelum bernama Padi, yaitu Soda.
Hampir bersamaan melejitnya dengan Sheila on Seven, Padi berhasil menarik perhatian banyak pecinta musik di Tanah Air karena lagu-lagu yang mereka bawakan sangat easy-listening dan bernuansa beda dari kebanyakan musisi atau band di Indonesia pada saat itu.
Grup band yang berasal dari Surabaya ini dibentuk pada tahun 1986 yang meraih kesuksesan dan menyaingi Slank di era 90-an. Dengan mengusung nama band DeWA 19, grup satu ini selalu meraup untung besar ketika mengeluarkan album atau manggung di banyak tempat di Indonesia.
Setelah beberapa anggota aslinya keluar, DeWA 19 berganti nama menjadi Dewa di era tahun 2000-an namun tetap menjaga kualitas musik mereka. Bahkan di tahun 2008, Dewa masuk dalam kategori “The Immortals: 25 Arti Indonesia Terbesar Sepanjang Masa” versi majalah musik Rolling Stone.
BACA JUGA: Dara Puspita, Band Wanita Indonesia Pertama di Balik Lagu ‘Surabaya’ yang Berhasil Merambah Eropa
Selain band-band di atas, memang ada beberapa grup lainnya yang juga berpengaruh terhadap warna musik di Indonesia di era 90-an, seperti Gigi, Java Jive, Kahitna, Basejam dan masih banyak lagi.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…