Kamu termasuk penikmat musik indie? Jika ya, nama-nama yang akan kita bahas berikut ini tentunya tidak asing di telinga. Karya mereka bahkan tidak hanya diminati di tanah air, namun juga melejit ke luar negeri. Tentu saja, kesuksesan itu berhasil mereka peroleh lewat perjuangan panjang.
Terlebih lagi, menjadi musisi indie tidak semudah yang dibayangkan. Pun, jalan yang harus mereka tempuh bisa jadi lebih terjal ketimbang para musisi yang bernaung di bawah label besar. Dan kini mereka pun berhasil mencecap manisnya sebuah popularitas. Siapakah mereka? Nah, berikut adalah enam musisi indie asal Indonesia yang karyanya melejit di luar negeri. Pastinya bikin bangga!
Siapa sih yang tak kenal Superman Is Dead? Band punk rock asal pulau dewata ini memang pantas disebut sebagai legenda hidup. Dibentuk pada tahun 1995, S.I.D – band itu biasa disingkat – digawangi oleh 3 personil, yaitu Bobby Kool (lead vokal, gitar) , Eka Rock (bass dan backing vokal), dan Jerinx (drummer). Usut punya usut, band indie yang lahir di Kuta ini mengaku terinspirasi oleh Green Day dan NOFX. Selain populer di tanah air, Superman Is Dead juga memiliki banyak penggemar di luar negeri.
Band ini cukup rutin melakukan konser di luar negeri, termasuk Amerika Serikat. Pada bulan Juni sampai Juli tahun 2009 lalu, misalnya, Superman Is Dead sempat mengadakan tur musik di negeri Paman Sam. Saat itu, mereka bermain di 16 konser yang dihelat di 16 kota . Sederetan penghargaan musik juga sukses disabet oleh band indie ini, seperti MTV Exclusive Artist of the Month pada Juni 2003, Double Platinum Sony Music for Kuta Rock City Album, dan MTV Award 2003 “Most Favorite New Artist”.
Seperti halnya Superman Is Dead, band indie asal Bali ini juga sering manggung di luar negeri. Dibentuk pada tahun 1996, Navicula kini digawangi oleh Robi (vokal, gitar), Dankie (gitar), Made (bass), Gembull (drum). Usut punya usut, nama band ini diambil dari sejenis ganggang emas bersel satu yang kalau diperhatikan memiliki bentuk mirip kapal kecil. Dalam bahasa Latin, Navicula sendiri mempunyai arti kapal kecil.
Mengusung genre rock, warna musik Navicula juga menonjolkan perpaduan antara musik etnik, folk, psychedelic, punk, alternatif, funk, dan blues. Menariknya lagi, selain aktif berkarir di dunia musik indie, para personil dari band ini juga sangat aktif dalam menyuarakan isu-isu sosial, ekologi, dan lingkungan hidup. Soal prestasi jangan ditanya, Navicula bahkan pernah memenangkan kompetisi internasional yang diadakan oleh Rode Rocks. Kompetisi tersebut diikuti oleh ratusan band dari seluruh dunia dan di antara mereka, Navicula yang keluar sebagai jawara. Atas pencapaian itu, band ini kemudian mendapat kesempatan untuk rekaman di Record Plant Studio di Hollywood.
Gugun Blues Shelter atau sering disingkat GBS dikenal sebagai band blues asal Indonesia. Band indie ini awalnya dibentuk di Jakarta pada tahun 2004 silam. Saat ini, GBS digawangi oleh Gugun pada gitar dan Bowie pada drum. Sementara Jono, yang dulunya memegang bass, telah diumumkan mundur sejak Desember 2015 lalu. Dan penampilannya di Jazz Goes To Campus 2015 menjadi aksi terakhirnya bersama Gugun Blues Shelter.
Usut punya usut, warna musik dari band ini rupanya dipengaruhi oleh Jimi Hendrix, Stevie Ray Vaughan, Betty Davis, dan Led Zeppelin. Dalam kompetisi Hard Rock Cafe Global Battle Of The Bands, Gugun Blues Shelter juga berhasil menyabet gelar jawara. Kompetisi tersebut diadakan untuk merayakan ulang tahun yang ke-40. Selain itu, penggemar dari band ini juga tersebar tidak hanya di dalam negeri, namun juga luar negeri. Pada 26 Juni 2011 lalu, misalnya, Gugun Blues Shelter diundang untuk mengisi acara musik di Hyde Park, yang juga diikuti oleh Bon Jovi, Rod Stewart dan The Killers.
Grup musik indie asal Bandung ini cukup sering mengadakan konser di luar negeri. Saat ini, Mocca digawangi oleh Riko Prayitno (gitar), Arina Ephipania (vokal dan flute), Achmad Pratama (bass), dan Indra Massad (drum). Penggemar dari band ini tentunya tidak hanya tersebar di tanah air, namun juga di luar negeri. Singapura, Malaysia, Korea Selatan, Thailand, dan Jepang bahkan menjadi negara-negara yang menikmati musik mereka. Dan tentu saja, nama Mocca sangat terkenal di sana.
Keunikan Mocca bisa dilihat dari tampilan kostum personilnya hingga warna musik yang mereka bawa. Band ini mengusung musik bergenre pop yang dipadukan dengan swing jazz dan twee pop. Ditambah lagi, lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Mocca selalu easy listening serta mampu memberi semangat bagi para pendengarnya. Keunikan dari warna musik Mocca bahkan sampai membuat Korea Selatan kepincut setengah mati. Selain sering diundang untuk menggelar konser di sana, lagu dari band ini juga sering dipakai sebagai soundtrack drama, iklan, dan program TV lainnya.
Endah N Rhesa adalah salah satu musisi indie Indonesia yang karyanya sudah mendunia. Digawangi oleh Endah Widiastuti pada vokal dan gitar, serta Rhesa Aditya di bass, lagu-lagu dari duo ini memang sangat terkenal di kalangan anak muda. Terlebih, suara Endah yang sangat khas selalu sukses bikin pendengarnya terpana. Selain kompak di atas panggung, Endah dan Rhesa juga dikenal sebagai pasangan suami-istri yang romantis. Tak heran jika lagu-lagu cinta yang mereka lantunkan selalu menawarkan lirik yang indah dan mengena di hati.
Di sisi lain, selera musik Endah N Rhesa juga dianggap sangat khas. Hal ini karena Endah dan Rhesa menawarkan perpaduan unik antara Folk, Jazz, Blues, Rock N Roll dan Ballads. Dan sekarang mereka sudah memiliki empat album. Selain dinikmati di dalam negeri, karya dari duo ini juga disukai oleh penggemar musik dari luar negeri. Terbukti, pada tahun 2015 lalu, pasangan suami-istri ini diundang untuk berpartisipasi di Darwin Festival, Australia.
Buat kamu yang mencintai musik indie, nama grup musik ini tentu tak asing lagi. White Shoes & The Couples Company merupakan salah satu grup musik indie asal Indonesia yang namanya sudah mendunia. Band ini mengusung genre funk, jazz, dan pop. Grup musik asal Jakarta ini digawangi oleh Aprilia Apsari (main vocal), Ricky Virgana (kontra bass, cello, bass, vocal), John Navid (drums, vibe, Aprimela Prawidiyanti (piano, biola, keyboard, vocal), Saleh (electric, gitar, vocal), dan Yusmario Farabi (acoustic guitar, vocal).
Usut punya usut, mereka rupanya memiliki warna musik yang dipengaruhi oleh soundtrack film Indonesia di tahun 70-an, musik jazz di era 30-an, serta musik pop pada masa 60-an. Untuk lebih melebarkan sayap di belantika musik internasional, White Shoes & The Couples Company telah menandatangani kontrak dengan label independen bernama Minty Fresh yang berbasis di Chicago. Tak heran jika grup musik ini sering riwa-riwi ke negeri Paman Sam untuk mengisi berbagai konser musik
Melalui musik, mereka berhasil mengharumkan nama bangsa Indonesia di mata internasional. Oleh sebab itu, sudah sepatutnya jika karya-karya mereka diapresiasi dengan baik di negeri sendiri.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…