Dari dulu, guru itu selalu identik dengan slogan ‘digugu dan ditiru’. Namun, seiring zaman yang kian menggila kata bijak tersebut sepertinya makna tersebut sudah pupus dan tinggal kenangan, bahkan lebih tepat dikatakan guru ‘diguyu dan dijadikan musuh’.
Salah satu cerita yang sedang menjadi pembicaraan banyak orang adalah kelakuan para murid di SMK NU 03 Kaliwungu Kendal. Mereka beramai-ramai mengolok guru yang jelas-jelas akan memberikan pelajaran ketika di dalam kelas. Tak hanya itu saja kok Sahabat, ada banyak perlakuan lain yang ‘kurang pantas’ dilakukan oleh para murid. Contohnya, beberapa kejadian ini.
Guru dibully di salah satu SMK Kendal
Kejadian ini pertama kali diunggah oleh akun facebook Eris Riswandi. Dalam video tersebut terlihat seorang guru separuh baya yang menjadi bully-an para muridnya. Sekitar lima orang siswa laki-laki mendorong sang guru, sementara yang lain tampak seperti menendang ke arah guru tersebut. Sang guru yang geram terlihat menghalau muridnya dengan menggunakan buku yang ia pegang, bahkan sepatunya sampai terlepas sebelah.
https://www.youtube.com/watch?v=tvZ5_hrs3fM
Setelah video viral, tak menyangka kepala sekolah SMK NU 03 Kaliwungu Kendal buka suara. Ia mengakui jika hal tersebut hanya sebatas guyonan saja. Beliau juga menunjukkan kertas yang berisi klarifikasi dari pihak sekolah. Walaupun begitu, netizen tetap saja geram dan menilai perbuatan itu sudah melampaui batas wajar.
Ditegur karena main HP, siswa pukul guru dengan kursi
Tujuan pergi ke sekolah ya belajar dan mendengarkan penjelasan dari guru tentunya. Hal tersebut nyatanya masih menjadi dilema di SMP Darussalam, Kelurahan Saigon, Pontianak Timur, Kalimantan Barat. Salah seorang guru bernama Nuzul Kuniawati (42) menjadi korban dari muridnya saat pelajaran sedang berlangsung.
Kejadian ini terjadi Maret 2018 lalu, saat Nuzul menegur seorang siswa inisial NG karena bermain HP di dalam kelas. Tak mengindahkan teguran, NG malah merasa kesal dan melempar Nuzul dengan kursi dan handphone-nya. Alhasil, Nuzul dibawa ke RS Sudarso karena mengalami memar di bagian kepala belakang karena lemparan kursi. Kok jadi ikut gregetan ya?
Meninggal karena terkena pukulan siswa sendiri
Aksi kurang ajar murid terhadap guru ini menjadi PR besar yang harus diselesaikan. Pasalnya, bukan hanya satu dua masalah, melainkan banyak sekali kejadian yang membuat seorang guru harus masuk rumah sakit, bahkan meninggal karena muridnya. Seperti yang pernah dialami oleh Ahmad Budi Cahyono (26) pada Februari lalu. Peristiwa yang terjadi di SMAN 1 Torjun, Sampang ini sempat menghebohkan satu Indonesia.
Ya, karena HI yang menjadi tersangka dengan sengaja memukul gurunya yang ketika itu –pelajaran melukis, memberikan tugas kepada para semua murid. Budi Cahyono dinyatakan Mati Batang Otak (MBO) akibat pukulan sang murid, yang menyebabkan ia meninggal dunia.
Tak membawa buku, tidur di ruang kosong hingga memukul guru
Kejadian ini juga masih hangat karena terjadi pada 4 Agustus 2018 lalu di Lhokseumawe, Aceh. Tindak kekerasan oleh seorang siswa kelas XI IPS terhadap seorang guru bernama Rahmawati. Ketika pelajaran sejarah, siswa lelaki bernama Gunawan tersebut tidak membawa buku yang seharusnya ia pinjam di perpustakaan dengan alasan tidak dipinjamkan karena pernah menghilangkan buku sebelumnya.
Rahmawati menyuruh ia melapor ke pihak perpustakaan, namun saat keluar kelas Gunawan malah tidur di ruang kosong dan tidak kembali mengikuti pelajaran. Saat dibangunkan, ia malah emosi dan terlihat sangat marah. Karena melihat ekspresi sang murid Rahmawati berujar “kenapa kamu begitu, kamu mau pukul ibu? Pukul saja kalau mau pukul..!”. Karena tersulut emosi, Gunawan mendekat dan memukul kepalanya, sang guru pun jatuh tersungkur, pinggulnya menimpa batu dan (menurut hasil rontgen) retak di tulang pinggul.
Keempat tragedi ini semua terjadi di tahun 2018, yang membuat miris adalah mereka tetap tidak belajar dari kesalahan dan menjadikan guru sebagai sosok yang harus dihormati. Para guru malah dimusuhi balik ketika menegur dan menyuruh mengerjakan tugas. Padahal hal tersebut memang kewajiban siswa yang statusnya anak sekolah. Teguran guru zaman now mah belum ada apa-apanya sama guru zaman dahulu, salah sedikit penggaris yang melayang dan menyabet kaki murid.