Meskipun teknologi sudah sedemikan canggih, namun hal tersebut tak lantas jadi halangan bagi kebanyakan orang untuk mempercayai sesuatu yang sifatnya tak logis. Entah mistis, gaib, mitos dan sebagainya. Bahkan yang namanya mitos masih jadi bumbu-bumbu kehidupan sehari-hari yang keberadaannya kadang masih sangat diyakini.
Orang-orang Indonesia khususnya, masih mempercayai mitos-mitos yang diturunkan dari orangtua dulu. Misalnya saja, mitos tidak boleh makan di depan pintu biar tak susah jodoh, atau kupu-kupu yang terbang di dalam rumah yang dipercaya bakal ada tamu yang datang dan sebagainya. Mitos di Indonesia sendiri terbagi atas banyak hal. Ada yang biasa-biasa, ada pula yang ekstrem dan mengerikan.
Sama seperti mitos kebanyakan, deretan mitos yang mengerikan juga masih dipercaya hingga saat ini. Nah, berikut adalah beberapa mitos bikin begidik yang masih dipercaya hingga detik ini.
Ada sebuah mitos yang beredar di masyarakat tentang larangan untuk tidak memberikan tetesan jeruk ke darah orang yang sudah meninggal. Katanya, hal ini akan menyakitkan mereka yang sudah mati dan sebagai gantinya akan ganti menuntut balas kepada pelakunya. Terdengar seperti omong kosong, namun hal ini memang benar terjadi.
Ya, pernah ada orang-orang iseng yang menetesi darah bekas tabrakan dengan air jeruk. Tak lama, terdengar seperti suara erangan yang tahu dari mana asalnya. Lalu berselang beberapa hari kemudian, pelakunya tewas dengan cara yang sama di tempat yang sama pula. Sarannya, meskipun terdengar sangat tidak masuk akal, jangan pernah mencoba melanggar mitos satu ini.
Mitos ini konon sangat terkenal di Kalimantan. Ya, banyak orang yang sering diwanti-wanti untuk tidak membawa telur ayam kampung dan melewati hutan pada waktu malam hari. Alasannya sendiri telur tersebut mungkin saja akan diincar oleh makhluk halus penjaga hutan tersebut.
Cerita ini pernah terjadi beberapa tahun silam. Ketika itu ada dua orang pemuda rantauan yang baru saja pulang dari sebuah pasar. Seperti yang kita tahu, di Kalimantan akses memang agak sedikit susah. Nah, kebetulan ketika itu pasar memang jauh sekali dan harus melewati hutan. Dua orang pemuda ini membeli kebutuhan sehari-hari termasuk pula beberapa butir ayam kampung.
Sebenarnya keduanya sudah sering mendengar mitos tersebut. Hanya saja pertimbangannya lantaran jauh dan makan waktu jika harus balik lagi keesokan harinya hanya untuk membeli sebuah telur. Mereka pun pulang melewati sebuah hutan, dan tak sampai beberapa menit kejadian gaib langsung terjadi. Keduanya diganggu oleh sesosok makhluk putih hingga motor yang dikendarai jatuh. Ngerinya, saat itu makhluk tersebut nampak mengorek belanjaan dan memakan telur tersebut dengan menjijikkan.
Mitos orang Jawa ini masih dipercaya hingga sekarang, dan sepertinya tak perlu untuk dibuktikan kebenarannya. Melangkahi bambu yang merunduk saat magrib konon akan membuat kita menghilang. Menghilang dalam artian diculik oleh makhluk halus dan mungkin takkan pernah kembali.
Lagi-lagi kisah nyata mitos ini memang pernah terjadi. Kejadiannya sendiri dialami oleh seorang bocah asal Kebumen beberapa tahun lalu. Diceritakan jika si bocah ini tiba-tiba saja melihat bambu yang merunduk seusai bermain dengan teman-temannya. Tanpa pikir panjang, kemudian dilangkahinya bambu ini dan si bocah pun menghilang tanpa jejak.
Baru sekitar 4 tahun setelahnya, bocah ini akhirnya kembali lagi dan ditemukan pingsan di dekat pohon bambu tempatnya terakhir terlihat. Si bocah mengatakan kalau ketika ia melewati bambu merunduk tersebut ada sosok gaib yang menculiknya. Lalu kenapa ia bisa kembali masih merupakan hal yang misterius.
Tembang Durma atau lengkapnya Durma Macapat adalah sebuah bait lagu Jawa yang mengandung unsur magis tertentu. Banyak mitos yang beredar soal lagu ini yang isinya adalah larangan untuk menyanyikannya. Pasalnya, bait ini konon sangat disukai makhluk halus. Parahnya lagi, barang siapa yang sekali menyanyikannya maka takkan mudah untuk lepas begitu saja.
Ya, ada sebuah cerita pula tentang seorang ibu konon pernah mencoba mitos ini. Seperti yang diduga, pada akhirnya ia selalu diganggu dengan para makhluk halus. Biasanya mereka berwujud wanita berbaju merah dan berambut panjang serta punya taring dan kuku yang tak kalah panjang. Kalau ditelaah dari liriknya sendiri, lagu ini memang punya makna yang sangat mistis.
Ketika kita singgah di daerah Kalimantan terutama yang pinggiran, maka kita akan menjumpai rumah-rumah yang di depannya ada semacam patung kayu. Nah mitosnya, jangan sekali-kali menghina patung ini. Pasalnya, si patung tersebut mungkin akan menganggu si pengumpatnya ke mana pun pergi.
Cerita turun temurun ini masih sangat dipercaya. Soal kejadiannya mungkin sudah sering kali menimpa banyak orang. Patung tersebut sendiri konon semacam simbol dari keluarga yang sudah meninggal. Biasanya sangat sulit untuk menyembuhkan mereka yang terkena mitos patung Kalimantan ini. Satu-satunya cara hanya dengan meminta maaf kepada keluarga yang bersangkutan. Kabar buruknya, sepanjang belum dimaafkan maka gangguan-gangguan akan terus terjadi.
Agak dilematis memang menghadapi hal-hal seperti ini. Di satu sisi kejadian-kejadian di atas seperti cerita dongeng khayalan saja. Namun di sisi yang lain sudah banyak kejadian buruk yang menimpa lantaran melanggar mitos-mitos tersebut. Intinya, tetap hormati kebudayaan setempat, serta hidup dengan normal tanpa perlu penasaran dengan hal-hal seperti ini. Berbekal hal ini kita akan selamat di mana pun berada.
Akhirnya kejadian, seorang petugas pemadam kebakaran Depok gugur ketika melakukan tugasnya. Dia adalah Martin Panjaitan,…
Menjelang pemilu yang semakin dekat, sejumlah daerah mengadakan debat calon kepala daerah untuk memperkenalkan visi…
Kasus penahanan seorang guru bernama Supriyani di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, menjadi sorotan publik. Perempuan…
Solo yang dikenal dengan kota yang tenang, baru-baru ini terdapat kejadian yang menghebohkan. Kota Solo…
Fomo (fear of missing out) adalah rasa takut ketinggalan akan sesuatu hal yang sedang tren.…
Drama Korea sering kali memberikan kisah-kisah yang tak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran hidup…