Boba atau bubble yang sering digunakan dalam minuman, memang saat ini sedang hits banget. Namun, tren minuman boba belakangan dianggap bukan kemajuan, melainkan kemunduran. Sebab banyak yang mengkritisi kandungan minuman ini.
Memang sih makanan kekinian itu cenderung lebih manis atau lebih asin. Walhasil cenderung bikin orang ketagihan, apalagi buat anak-anak dan remaja. Produknya sih tidak salah, konsumen yang harus lebih pintar.
Tapi memang kok, warga negara Indonesia ini terbilang ‘sangat open minded dan santuy’ melahap kemajuan, enggak pakai difilter dulu. Baru-baru ini produsen minuman boba membuat versi party size, yakni boba ukuran 5 liter. Yang namanya party size, ya bisa buat diminum berkali-kali atau bersama banyak orang.
Masalahnya, kemunculan minuman ukuran raksasa ini malah digunakan sebagai challenge, alias tantangan ekstrim. Yakni minum segalon boba mulai dari seharian, 12 jam, hingga sekali tenggak. Rupanya aksi ini juga terinspirasi dari berbagai mukbang yang sudah ada sebelumnya. Tapi, ngikutin tren juga sebaiknya pilih-pilih kan?
Mengapa challenge minum boba segalon disebut ekstrim? Mengutip dari akun media sosial dokter Gia Pratama, bahwa tren minum boba 5 liter ini sangat tidak dianjurkan. Pasalnya jumlah darah di dalam tubuh ini setara dengan segalon minuman yang diperkirakan mengandung kurang lebih 1 kg gula tersebut. Kandungan yang sama dengan kebutuhan gula maksimal untuk 20 hari. Bisa bayangkan apa yang sedang kita lakukan pada tubuh? Ya, membanjirinya dengan kandungan gula.
Makanan sehari-hari kita saja kebanyakan mengandung glukosa, seperti nasi, roti, mie, kopi kekinian dan masih banyak lagi. Dalam sehari, sangat banyak potensi gula yang masuk ke tubuh. Ingat, ini masih gula. Belum kolesterol dan teman-temannya.
Kontroversi minuman boba 5 liter ini sempat mendapat pembelaan dari penggemar boba, “Ya kan itu minumnya buat bagi-bagi, enggak diminum sendiri. Serius amat sih?”
Apalagi kalau yang terinspirasi adalah sobat mager yang males gerak dan olahraga, atau anak-anak yang punya potensi turunan dari orang tuanya terhadap penyakit gula. Banyak yang menyuarakan agar challenge ini sebaiknya dihentikan, bahkan berinisiasi membuat petisi, karena pengaruh yang mengkhawatirkan.
Semoga dengan ulasan ini, sobat Boombastis juga lebih perhatian dengan makan/minuman apa yang kita masukkan ke tubuh. Ada banyak pilihan makanan, bijak-bijaklah dalam mengonsumsinya. Kita adalah apa yang kita makan, jangan tunggu sampai sakit.
Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…
Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…
Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…
Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…
Masih teringat dahsyatnya bencana alam di Sumatera bagian Utara. Aceh, Medan, Tapanuli, Sibolga, hingga sebagian…
Jangan remehkan kekuatan tumbler. Tak hanya tahan pecah, hilang dikit, dua-tiga orang bisa kena pecat…