Di balik sebuah perusahaan besar, ada sosok luar biasa yang merintisnya dari nol. Butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa mencapai suatu puncak kesuksesan. Jatuh bangun dan gagal berkali-kali pun menjadi bagian dari proses itu sendiri. Hal inilah yang juga dialami oleh Michio Suzuki.
Michio Suzuki, dari namanya saja kita sudah menebak siapakah ia sebenarnya. Yups, dia lah sosok tangguh di balik sebuah perusahaan otomotif raksasa Jepang, Suzuki. Ada banyak hal menarik dan menginspirasi dari perjalanannya hingga bisa membuat Suzuki sebesar ini. Selengkapnya, mari kita ikuti infonya di sini.
Michio Suzuki lahir di Hamamatsu pada tahun 1887. Ia lahir sebagai seorang anak petani kapas Jepang. Sejak kecil, ia sudah akrab dengan kerja keras. Saat masih belia, dia pernah bekerja sebagai tukang kayu. Mentalnya sudah dididik menjadi sosok tangguh dan jauh dari kata pemalas.
Pada tahun 1920, Michio Suzuki mengambil langkah baru. Ia memperkenalkan bisnisnya di bursa saham. Untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat, ekspansi bisnis pun dilakukan. Michio Suzuki membutuhkan modal yang lebih besar untuk itu. Akhirnya, Suzuki Loom Manufacturing Company (Suzuki Jidosha Kogyo) didirikan. Perusahaan inilah yang nantinya menjadi cikal bakal Suzuki Motor Company yang kita kenal sekarang.
Pada zaman itu, Jepang belumlah jadi negara besar seperti yang kita kenal sekarang. Saat itu komoditas ekspor yang paling banyak adalah kain dan garmen. Pada tahun 1926, Suzuki Loom Manufacturing Company mulai mengekspor mesin tenunnya ke negara-negara di Asia Tenggara dan India. Hanya saja, kondisi pasar makin lemah.
Di Jepang, di era sebelum Perang Dunia II, masih jarang ditemukan pabrikan sepeda motor atau mobil. Tercatat, ada Soichiro Honda yang pertama kali menciptakan sepeda motornya pada tahun 1947. Sedangkan industri sepeda motor dan mobil di Eropa dan Amerika Serikat sudah ada selama puluhan tahun.
Suzuki akhirnya menetapkan langkah pertamanya, yaitu membuat prototipe mobil pertama yang mengacu pada mobil Austin Steven. Sebuah Austin Steven dibeli dari Inggris. Tim riset Suzuki kemudian langsung mempreteli dan mempelajarinya. Beberapa bulan kemudian, sebuah replika dari mobil 737 cc buatan Inggris tersebut berhasil dibuat.
Tapi kenapa mereka meniru mobil buatan Eropa? Tak lain karena pada masa itu, Jepang belum memiliki pemahaman dan pengetahuan yang lengkap soal memproduksi kendaraan mobil dan sepeda motor. Sehingga meniru dan mengadaptasi desain mobil dari luar negeri jadi pilihan. Hanya saja ternyata cara yang dilakukan Suzuki tidak murni original. Nissan ternyata memproduksi mobil pertamanya berdasarkan desain dan model Austin Seven.
Sampai kemudian pada bulan November 1951, tim insinyur Suzuki Loom Manufacturing Company mendesain mesin yang bisa dipasangkan pada sepeda. Singkat cerita, Suzuki berhasil menciptakan “Atom”, mesin prototipe 30 cc. Kemudian, Suzuki berhasil membuat gebrakan besar dengan menciptakan sepeda motor berkualitas tinggi yang kokoh.
Inovasi dan terobosan terbaru terus dikembangkan. Setelah sepeda motor “The Power Free” sukses, Suzuki kemudian membuat “Diamond Free” yang lain merupakan produk pengembangan dari “The Power Free”. Setelah itu, muncul “mini Free”. Kesuksesan terus berlanjut sampai Suzuki bisa memproduksi enam ribu sepeda motor setiap bulan.
Hidup serba kekurangan bukan jadi hambatan untuk meraih mimpi besar. Justru karena kondisi inilah, seseorang harus bekerja lebih keras lagi. Usaha keras takkan pernah mengkhianati hasil, hal ini yang sangat dipercaya oleh seorang Michio Suzuki.
Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…
Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…
Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…
Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…
Masih teringat dahsyatnya bencana alam di Sumatera bagian Utara. Aceh, Medan, Tapanuli, Sibolga, hingga sebagian…
Jangan remehkan kekuatan tumbler. Tak hanya tahan pecah, hilang dikit, dua-tiga orang bisa kena pecat…