Popularitas micin akhir-akhir ini semakin melonjak drastis. Ya, sebab di sekitar kita sedikit-sedikit micin atau MSG kerap dikaitkan dengan perbuatan ‘nggak semestinya’ yang dilakukan generasi kekinian. Sedikit-sedikit ungkapan ‘generasi micin’, ‘kebanyakan micin’, dan lainnya disebut orang-orang di manapun dan kapanpun. Kata kebanyakan orang, masakan maupun jajanan kekinian yang nggak lepas dari micin membuat anak-anak jadi kurang cerdas alias lemot.
Tapi meski begitu, masih banyak orang yang tetap menggunakan micin dalam kesehariannya. Sebab efek samping penyedap rasa ini masih diperdebatkan banyak pihak. Ada yang mengatakan yes, ada yang bersikeras no. Lantas, seperti apa fakta sesungguhnya tentang pengaruh micin ini terhadap kemampuan otak manusia? Berikut jawabannya.
Tidak terlalu mengherankan jika MSG atau micin ini masih terus saja menjadi perdebatan tak berujung di tanah air. Sebagian pihak mati-matian anti micin, dan kubu lainnya justru nggak mau terima jika micin selalu dikambinghitamkan. Para pendukung micin pun berdalih sebab pemerintah, khususnya Badan Pengawas Obat dan Makanan jelas-jelas memasukkan micin sebagai daftar makanan aman.
Micin memiliki kandungan monosodium glutamate yang di dalamnya terdapat air, natrium, dan juga glutamate. Glutamat sesungguhnya bukanlah zat asing yang hanya ada pada micin. Zat ini juga terdapat dalam susu, keju, daging, dan ikan namun dalam kadar yang kecil dan juga alami.
Kehebatan micin ini adalah mengubah rasa makanan menjadi lebih nikmat. Sayangnya di balik kelezatan yang diberikan micin, ada hal negatif yang diterima oleh organ tubuh kita. Menurut dr Ivena, asam yang ada dalam glutamate membuat sel-sel otak lebih aktif. Inilah yang membuat makanan menjadi lebih terasa kelezatannya. Namun efek sampingnya, sistem saraf otak menjadi terganggu dan secara tidak langsung membuat daya tangkap otak menjadi lemah alias lemot
Micin yang dikonsumsi secara rutin diketahui memengaruhi fungsi kognitif otak yang meliputi berpikir logis, pengambilan keputusan, penyelesaian masalah, dan konsentrasi. Kemampuan tersebut berhubungan dengan banyak saraf di bagian hipotalamus otak yang bertugas menerima macam-macam rangsangan. Nah konsumsi micin berlebihan bisa membahayakan.
Sebab glutamate dalam micin dapat memberikan rangsangan berlebihan terhadap otak. Kalau hal ini terjadi terus-menerus akan menyebabkan kematian neuron. Padahal neuron memiliki tugas penting untuk menjalankan fungsi kognitif otak. Intinya, seseorang menjadi lemot adalah karena kematian neuron yang disebabkan glutamate yang ada pada micin.
Meski memiliki efek samping, konsumsi micin masih tergolong aman jika dilakukan sewajarnya. Hal ini dijelaskan asosiasi insdustri glutamate yang mengutip badan kesehatan dunia (WHO) bahwa konsumsi MSG atau micin maksimal 9,45 gram per hari. Meski begitu, baiknya konsumsi MSG tidak rutin digunakan setiap hari. Sebab semakin sering, umumnya masyarakat akan ketagihan memakainya lagi dan lagi.
Berbagai fakta tentang micin alias MSG di atas kiranya sudah bisa memberikan gambaran bagi masyarakat. Bukan hanya mitos, micin memang berpeluang membuat kinerja otak menurun. Selain itu dikutip dari eHow, beberapa efek samping yang timbul setelah konsumsi MSG adalah pusing, mual, nyeri dada, mengantuk, dan cepat haus. Nah, bagaimana sekarang, masih mau sering-ering pake micin?
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…