Nama Irawan Soejono mungkin tak begitu punya gaung di Indonesia. Padahal, ia melakukan hal luar biasa yang mungkin tidak pernah bisa dilakukan oleh kebanyakan pemuda Indonesia lainnya. Sulit dipercaya, tapi pemuda satu ini melakukan perlawanan terhadap Nazi Jerman. Pasti muncul pertanyaan tentang bagaimana bisa Soejono melawan Nazi sedangkan mereka tak pernah menginjakkan kaki di Indonesia. Ya, Irawan Soejono melawan Nazi di Belanda.
Irawan Soejono orang asli Indonesia, tapi melihat kezaliman penjajahan di depan matanya, ia pun tak segan menyingsingkan lengan baju. Meskipun ini untuk Belanda, negara yang tengah menjajah tanah airnya sendiri. Soejono melakukan perlawanan lewat sebuah organisasi pemuda di sana. Dan apa yang dilakukannya pun sedikit banyak membawa pengaruh besar.
Berikut, kisah selengkapnya tentang Irawan Soejono, sosok pahlawan Belanda asli Indonesia.
Pertanyaan besar yang pasti terbersit setelah membaca judul di atas adalah siapa sebenarnya Irawan Soejono. Irawan sendiri hanyalah seorang mahasiswa biasa yang kebetulan ingin belajar di Belanda. Menurut riwayat, Soejono tiba di negeri Kincir Air pada tahun 1934 dan kemudian memilih sebuah universitas di Leiden sebagai kampusnya.
Kenapa ia memilih Belanda, mungkin karena disebabkan sang ayah, Ario Soejono, yang ternyata menjadi anggota parlemen di sana. Ario, mungkin satu-satunya orang Jawa yang pernah ada di pemerintahan Belanda. Kedatangan Irawan sendiri agaknya kurang pas. Pasalnya ketika itu negeri Oranje ini sedang menghadapi masalah pelik soal kedaulatan.
Nazi mulai masuk Belanda di tahun 1940an, saat itu Irawan sudah sangat dikenal di kalangan kampusnya. Bahkan ia adalah salah satu anggota kepercayaan di Perhimpunan Indonesia, organisasi pemuda di sana. Nazi mulai meletuskan tanda, Irawan dkk pun mulai melakukan banyak pergerakan untuk membantu Belanda.
Irawan pernah menjadi orang yang menangkap dan menyebarkan pesan-pesan sekutu lewat radio dan surat kabar bawah tanah. Ia bertanggung jawab atas berbagai alat-alat yang memungkinkan untuk itu serta proses penyebaran pesannya. Tugas yang besar tentu saja, dan jika Nazi marah atas segala informasi yang bocor, maka orang pertama yang dicari adalah Irawan.
Tak hanya bikin Nazi geregetan dengan segala tulisan atau pesan-pesan yang tersebar soal penjajahan dan perang, Irawan juga melakukan aksi nyata dengan mengangkat senjata. Diketahui, Irawan tergabung dalam kelompok bersenjata yang isinya juga ada beberapa orang Indonesia.
Tak begitu detail soal bagaimana Irawan yang berjuang di medan tempur melawan Nazi. Ia lebih dikenal sebagai si penyebar berita yang paling dicari Nazi di Belanda. Meskipun demikian, pernah diceritakan tentang sebuah momen ketika Irawan harus berjibaku dalam desingan peluru saat membawa peralatan cetak surat kabarnya.
Irawan dan kelompok bawah tanahnya tetap konsisten mencetak dan menyebarkan berita-berita soal Nazi ke penjuru negeri Kincir Air. Nazi mengetahui ini, alhasil, Irawan DKK harus sangat berhati-hati agar pergerakannya tidak diketahui oleh organisasi berpemimpin Hitler itu.
Hingga akhirnya pada suatu hari di bulan Januari 1945, Irawan terendus oleh Nazi. Ia pernah akan tertangkap saat membawa salah satu mesin cetaknya. Irawan hampir berhasil lolos, namun Gestapo yang mengejarnya tak membiarkannya pergi begitu saja. Terjadi aksi kejar-kejaran mendebarkan, hingga akhirnya beberapa butir peluru Gestapo menembus dada Irawan. Langkahnya pun terhenti untuk selamanya.
Kematian Irawan memberikan influence perjuangan yang begitu besar kepada rekan-rekannya. Perlawanan pun terus dilakukan sampai pada pertengahan tahun 1945, Nazi berhasil dipukul mundur atas kekalahan telak mereka di Perang Dunia II.
Belanda bersyukur atas hal ini dan mengucapkan terimakasih kepada semua orang yang telah berjuang. Termasuk Irawan dan kelompoknya. Tak hanya ucapan terimakasih, pihak pemerintah Belanda juga memberikan penghargaan yang begitu mengesankan khusus kepada Irawan. Di tahun 1990, Belanda resmi memberi nama salah satu jalan di Amsterdam dengan nama Irawan Soejonostraat atau Jalan Irawan Soejono.
Irawan Soejono mungkin tak begitu punya nama di sini, tapi di Belanda ia sangatlah masyhur. Perjuangannya benar-benar sangat inspiratif. Tak peduli tempat, ketika ia menemui ketidakadilan, Irawan melakukan perlawanan. Bertambah lagi sosok pahlawan yang bisa jadi teladan.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…