Kemiskinan kadang membuat seseorang nggak bisa berpikir dengan benar. Alih-alih menggunakan cara-cara logis untuk memperbaiki hidup, mereka malah melakukan hal-hal ekstrem. Salah satu contoh potretnya adalah di masa Tiongkok kuno. Lantaran terhimpit masalah ekonomi pelik, para pria di zaman ini rela melakukan Eunuch alias memotong alat kelaminnya sendiri. Tujuannya, tentu adalah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Diketahui di masa itu, ketika seseorang melakukan Eunuch maka sangat besar kemungkinannya untuk bisa diterima bekerja di kerajaan. Alasan kenapa mereka gampang diterima tak lain karena orang-orang yang sudah hilang kelaminnya ini sangat dipercaya. Hilangnya kemaluan memang membuat seorang pria menjadi tak memiliki nafsu serta ambisi sehingga pekerjaannya memuaskan. Dulu, jumlah orang yang melakukan aksi nekat ini cukup banyak. Namun akhirnya dibatasi karena alasan khusus.
Eunuch mungkin jadi cara penyelamat hidup, tapi di satu sisi kondisi hilangnya alat kelamin juga jadi hal yang dilematis bagi pelakunya. Lebih dalam soal aksi ekstrem satu ini, berikut hal-hal yang mungkin kamu belum tahu tentang Eunuch.
Tiongkok zaman dulu nggak benar-benar berbeda soal kesejahteraan jika dibandingkan dengan yang sekarang. Dulu juga begitu banyak orang miskin di sana, bahkan mungkin kondisinya lebih miris. Bahkan saking mirisnya, mereka pun sampai melakukan hal-hal nekat. Salah satunya dengan mempraktikkan Eunuch alias pemotongan alat kelamin.
Mereka tentu tidak gila dengan tiba-tiba melakukan hal ini. Tapi, dengan Eunuch mereka seolah mendapatkan pintu untuk menuju kehidupan yang lebih baik. Alasannya nggak lain karena Eunuch memudahkan mereka untuk mendapatkan pekerjaan mentereng di kerajaan. Entah itu pendamping selir, penyanyi istana, bahkan penasihat raja yang posisinya lebih tinggi dari perdana menteri. Di masa itu, begitu banyak pria yang melakukan Eunuch dengan tujuan kehidupan yang lebih baik. Meskipun untuk itu mereka harus kehilangan sesuatu yang sangat berharga.
Bukan lantaran hilangnya kelamin lantas seorang pria mendapatkan pekerjaan mentereng. Tapi, karena dampak dari Eunuch itu sendiri. Eunuch dipraktikkan dengan menghilangkan testis dan juga penis, alhasil ini memengaruhi sifat pria secara keseluruhan. Singkatnya, Eunuch membuat mereka kehilangan hasrat dan juga rasa nafsu yang besar akan sesuatu, nggak hanya kepada wanita saja.
Nah, lantaran sudah tidak memiliki hasrat yang menggebu, alhasil ini pun membuat mereka bisa bekerja dengan sangat baik. Nggak hanya bisa menuntaskan pekerjaan dengan sempurna, para pelaku Eunuch juga nggak memiliki rasa hasrat untuk melakukan kecurangan. Hal ini membuat para pelaku Eunuch mendapatkan kepercayaan lebih, sehingga raja pun nggak ragu untuk menempatkan mereka di posisi-posisi penting.
Para pelaku Eunuch mungkin mendapatkan kehidupan yang sangat baik, tapi di sisi lain mereka kehilangan sesuatu yang sangat penting. Ya, apalagi kalau bukan kelaki-lakian. Tanpa penis dan juga testis, praktis seorang pelaku Eunuch nggak akan pernah bisa menikah dan berhubungan badan. Dan hal ini juga membuat mereka mustahil punya keturunan dari darah daging sendiri.
Nggak hanya hilangnya kelaki-lakian, pelaku Eunuch sendiri kerap mendapatkan cemooh dari banyak orang. Pasalnya, kehilangan alat kelamin membuat mereka seperti cenderung bersikap seperti wanita. Namun, para pelaku Eunuch sendiri sudah memikirkan dengan matang soal dampak ini, sehingga mereka pun merasa tidak masalah. Yang penting bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Sebelum jadi sebuah trend, Eunuch sendiri adalah semacam metode eksekusi yang diberikan kepada para kriminal. Metode ini sendiri dipraktikkan di beberapa kerajaan dunia, termasuk Tiongkok kuno. Sangat masuk akal memang kalau yang seperti ini dijadikan metode eksekusi, karena dampaknya sangat mematikan.
Rata-rata para terdakwa yang dieksekusi dengan metode pemotongan kelamin ini pasti mati. Ya, ketika prosesi ini dilakukan akan ada begitu banyak darah yang keluar sehingga akhirnya membuat si terdakwa mati. Hukuman ini pada akhirnya nggak digunakan lagi. Entah, mungkin karena terlalu kejam.
Nggak hanya sekedar mendapatkan pekerjaan layak, para pelaku Eunuch juga punya prestasi yang luar biasa. Misalnya seorang pria bernama Ts’ai Lun. Pria ini memiliki jasa yang begitu besar, nggak hanya bagi Tiongkok tapi juga dunia. Ya, Ts’ai Lun sendiri adalah penemu kertas pertama di dunia. Nggak bisa dibayangkan kalau seumpama pria ini nggak ada, maka sejarah akan sangat berubah mengingat kertas adalah sesuatu yang penting.
Nggak hanya Ts’ai Lun, ada satu lagi seorang pelaku Eunuch yang prestasinya gila. Pria ini bernama Zheng He. Diketahui, laksamana terkenal satu ini sukses melakukan pelayaran mengelilingi dunia. Bahkan diduga pula kalau Zheng He adalah pria pertama yang menemukan Australia dan Amerika.
Eunuch ini sendiri konon juga dilakukan di berbagai ritual keagamaan. Tujuannya nggak lain agar seseorang bisa berkonsentrasi penuh kepada Tuhan. Hilangnya kelamin tentu mengubur hasrat dan keinginan sehingga bisa fokus beribadah. Tapi, ada banyak juga agama yang melarang aksi ini dan bahkan melaknat orang yang sengaja melakukannya.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…