Ada peribahasa ‘musang berbulu domba’ yang tentunya merupakan kiasan semata. Lalu apakah sama dengan babi berbulu domba ini? Pembicaraan tentang babi ini pernah viral beberapa tahun lalu karena banyak orang bilang jika ia merupakan persilangan antara babi dan domba karena bulunya yang unik.
Nyatanya babi ini merupakan spesies asli yang dinamakan mangalitsa. Indonesia sendiri sempat dihebohkan dengan isu macam-macam terkait si mangalitsa. Sebenarnya bagaimana asal-usul babi unik ini? Berikut sedikit ulasan Boombastis.com tentang mangalitsa.
Mangalitsa sebenarnya bukanlah spesies baru mengingat ia sudah dikembangkan sejak abad ke 19, tepatnya tahun 1830. Mangalitsa juga merupakan hasil persilangan antara babi jenis Bakonyi dan Szalontai asal Hungaria dengan babi Sumadia asal Serbia. Hal tersebut ternyata menghasilkan spesies baru yang aneh. Jika Aipda dasarnya babi tidak memiliki bulu dan berwarna cenderung kemerahan, maka babi ini memiliki bulu yang membuatnya tampak seperti biri-biri. Warna bulu juga bisa putih, bisa cokelat kehitam-hitaman. Jadi, mangalitsa ini bukan perkawinan babi dan domba ya Sahabat.
Pada awal kemunculannya, babi ini diimpor ke berbagai negara termasuk Inggris. Babi ini dibeli dengan harga yang sangat mahal dan hanya bisa didapatkan oleh orang-orang kaya saja. Hal tersebut karena mangalitsa memiliki rasa yang lebih enak dan mengandung lemak antara 65-70%, sehingga hanya diminati hanya oleh kalangan tertentu di Hungaria dan beberapa negara Eropa lainnya. Selain itu, saat ini bulunya juga dimanfaatkan sebagaimana bulu domba untuk bahan dasar wol.
Jenis mangalitsa ini dibagi menjadi tiga, Swallow-bellied, Red, dan Blonde. Seperti dilansir dari laman detik.com, Swallow-bellied persilangan Blonde Mangalitsa dan Black Mangalitsa (sudah punah) yang memiliki perut dan kaki berwarna pirang dengan tubuh warna hitam. Ada juga persilangan Blonde Mangalitsa dengan babi Szalonta yang berwarna kemerahan. Jenis lainnya seperti black, wolf dan baris sudah mengalami kepunahan. Beberapa kali babi ini hilang dari peredaran dan diisukan punah, namun pada tahun 1990-an, seorang ahli peternakan bernama Peter Toth melakukan upaya penyelamatan ras babi mangalitsa. Hingga tahun 2014, ia sudah memiliki peternakan dengan jumlah babi lebih dari 20 ekor.
Seperti yang telah disebutkan di awal, peredaran berita tentang babi ini membuat banyak muslim khawatir terhadap daging yang ada di pasaran. Namun, karena harga mangalitsa yang mahal ia tidak bisa beredar begitu saja. Dari pihak pemerintah pun telah melakukan pengawasan terhadap peredaran daging yang ada di Indonesia. Dengan begitu pendistribusian daging sudah melalui kontrol dan izin dari Menteri Pertanian. Di samping itu juga, produsen harus memenuhi ketentuan pencantuman label halal pada daging yang dijual.
Jadi, dari penjelasan di atas, mangalitsa bukanlah persilangan antara babi dan domba, melainkan spesies yang sudah ada sejak lama di Hungaria. Nah, sebagai seorang muslim sekarang tugas kita hanya ketelitian dalam memilih busana berbahan wol, karena bulu babi ini juga digunakan sebagai pakaian.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…