Wabah virus corona (Covid-19) yang terjadi saat ini membuat banyak orang merasakan dampaknya, terutama dari sisi ekonomi. Terlebih, pemerintah juga mengeluarkan kebijakan agar bekerja, belajar, dan beraktivitas dari rumah, di mana tidak semua orang bisa melakukannya.
Beberapa dari mereka bahkan tetap nekat untuk keluar mencari nafkah meski keadaan di luar sedang tak menentu. Terutama bagi para pekerja informal yang mengandalkan pendapatan secara harian. Lantas, seperti apa perjuangan mereka menopang kehidupannya di tengah pandemi Covid-19?
Wabah Covid-19 membuat Novianto harus rela menerima pemutusan hubungan kerja (PHK) dari tempatnya mencari nafkah pada April lalu. Meski demikian, dirinya tak menyerah begitu saja. Berbekal peralatan bengkel dan sepeda motor, ia mencari nafkah menjadi mekanik keliling. Menawarkan keahliannya di bidang otomotif bagi mereka yang membutuhkan.
Dampak dari wabah Covid-19 juga dirasakan oleh belasan Ibu Rumah Tangga (IRT) di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan. Demi menjaga agar dapur tetap mengepul, mereka mencoba bertahan dengan bekerja menjadi pengupas bawang dengan upah Rp140 ribu sehari. Pendapatan itu diraih setelah mengupas 20 kilogram bawang merah selama 10 jam beraktivitas.
Penerapan PSBB dan sejumlah aturan guna mencegah penyebaran Covid-19 ternyata berdampak pada pendapatan supir angkutan umum. Salah satunya dialami oleh seorang supir bajaj bernama Suratno. Jika kondisi normal dirinya bisa meraup pemasukan sebesar Rp150 ribu, kini ia hanya mendapatkan Rp50 ribu. Padahal, ia telah bersiap sejak pukul 6 pagi hingga 14 siang. Meski demikian, ia tetap berusaha bertahan dan menunggu penumpang meski dalam kondisi yang tak menentu.
Hal serupa juga dirasakan oleh pedagang makanan dan minuman (takjil) di bulan Ramadan seperti saat ini. Di tengah wabah Covid-19 dan aturan PSBB yang diterapkan pemerintah, mereka tetap keluar dan berjualan. “Biasanya sepi. Ini puasa cuma buka dua jam, alhamdulillah ramai,” ucap salah seorang pedagang bernama Ani, yang dikutip dari CNN Indonesia (25/04/2020).
Perjuangan hidup lainnya di tengah wabah Covid-19 juga dialami oleh ‘manusia gerobak’. Mereka yang hidup dan tinggal di dalam gerobak tersebut, kerap muncul saat bulan Ramadan tiba. Untuk menyambung hidup, mereka bekerja dengan memulung botol plastik, kertas bekas, dan aluminium yang kemudian dijual kepada pengepul. Meski tinggal berpindah-pindah, mereka enggan mengemis dan meminta belas kasih orang lain.
BACA JUGA: 10 Potret Perjuangan Keras Driver Ojol Mencari Nafkah Buat Kamu Makin Bersyukur
Menurut Tim Pakar Ekonomi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Beta Yulianita Gitaharie, masyarakat masih bisa keluar rumah untuk mencari nafkah. Hanya saja mereka harus tetap mematuhi protokol pencegahan Covid-19 seperti menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan menggunakan sabun. Mudah-mudahan di tengah pandemi ini semua orang bisa mendapatkan rezeki yang terbaik ya.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…