Kuliner Indonesia itu tidak ada duanya. Iya lho, hal ini sudah banyak yang mengakui. Cita rasa makanan di negeri kita begitu kaya dan menggugah selera. Meski saat ini banyak bisnis masakan luar negeri yang masuk ke Indonesia dan masakan fusion yang mulai banyak digemari, bisnis kuliner tradisional tidak pernah kehabisan pasar.
Tapi kekayaan kuliner Indonesia tidak murni dari Nusantara semata. Tahukah bahwa sebagian masakan khas Indonesia yang sering kita makan ternyata berasal dari luar negeri, yaitu Tiongkok?
Nasi Goreng
Indonesia bangga banget dengan kuliner yang satu ini. Setiap kali ada turis mancanegara yang bertanya apa makanan enak di Indonesia, kebanyakan jawaban yang mereka terima adalah nasi goreng. Rupanya itu adalah jawaban yang tepat, karena banyak sekali yang jatuh cinta pada nasi goreng pada suapan pertama. Bahkan Barack Obama pun mencintai makanantersebut. Tapi ternyata, nasi goreng bukan berasal dari Indonesia, saudara-saudara.
Walaupun cita rasa nasi goreng saat ini sangat Indonesia karena kaya akan rempah-rempah, namun dulunya makanan ini merupakan makanan khas Tionghoa. Nasi goreng sudah ada sejak jaman 4000SM. Berawal dari Orang Tionghoa yang tidak menyukai makanan dingin, tapi tidak mau membuang-buang makanan. Mereka pun mengolah lagi makanan yang sudah ada sehingga terciptalah nasi goreng.
Bakso
Bakso juga jadi makanan khas Indonesia yang sangat dibanggakan. Rasanya yang gurih, kuahnya hangat, teksturnya yang lembut, dan harganya yang terjangkau membuat bakso dapat dinikmati semua kalangan. Dari mana asal bakso? Solo? Malang?
Bukan rahasia jika bakso berasal dari Tionghoa. Ini dapat dilihat dari namanya Bak yang berarti daging dan So yang berarti giling. Bakso dibuat oleh seorang anak Tionghoa yang ibunya menyukai daging tapi tidak dapat mengunyah karena usia. Anak tersebut akhirnya mencari cara supaya ibunya tetap bisa makan daging tanpa kesusahan. Ia kemudian memiliki akal untuk menggiling daging dan merebusnya.
Lumpia
Lumpia atau lun pia merupakan jajanan yang sering kita kategorikan sebagai jajanan tradisional Indonesia. Sampai ada lagunya pula tentang lumpia basah asal Semarang. Tidak salah juga sih. Tapi makanan ini tidak lahir di sini.
Lumpia dibawa dari Tiongkok dan dipopulerkan oleh etnis Tionghoa yang tinggal di Semarang. Lumpia terdiri dari lembaran tipis yang terbuat dari tepung dan berisi sayur-sayuran atau daging. Penganan sejenis lumpia juga banyak ditemui di negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Vietnam dan Flipina.
Bakwan
Bakwan memiliki banyak nama di Indonesia seperti bala-bala, ote-ote, dan weci. Jenis bakwan juga cukup bevariasi seperti bakwan sayur dan bakwan jagung. Bahkan di Surabaya, bakwan adalah nama penganan sejenis bakso. Memang secara harfiah, ‘bak’ berarti daging dan ‘wan’ berarti bulatan.
Konon, saat dibawa dari Tionghoa ke Indonesia, bakwan berisi daging atau udang. Tapi kini, bakwan lebih banyak berisi sayuran. Apapun bentuknya kini, bakwan tetap digemari oleh banyak orang.
Soto
Ini yang paling tidak disangka-sangka. Soto adalah salah satu makanan yang Indonesia banget. Tidak ada yang mengira bahwa soto sebenarnya berasal dari Tiongkok. Soto dulunya bernama caudo, yaitu hidangan sup yang berbahan dasar daging dan berbagai bumbu.
Etnis Tionghoa pada saat itu memasaknya untuk menghangatkan tubuh di kala cuaca sedang dingin. Makanan ini pun diadopsi oleh masyarakat pribumi dan mengganti beberapa bumbu dengan rempah-rempah khas Indonesia supaya rasanya lebih ramah di lidah. Akhirnya soto pun tersebar ke seluruh Nusantara dan dikembangkan oleh masyarakat hingga muncul berbagai variasi.
Tahu Sumedang
Judulnya tahu sumedang, ternyata yang membawa adalah orang Tiongkok. Yang datang ke Cirebon saat itu adalah Ong Kino, tapi yang mengembangkan bisnis tahu Sumedang adalah Ong Bungkeng yang merupakan anak dari Ong Kino. Makanan yang rasanya eleuh-eleuh banget ini makin populer ketika Bupati Sumedang kala itu mampir dan mencicipi tahu Ong Bungkeng.
Gara-gara bupati bilang enak dan menyebut kalau makanan itu bakal laku keras, ternyata kini jadi kenyataan. Tahu Sumedang tidak hanya ada di Sumedang, tapi juga dijual di beberapa kota. Meski rasanya beda-beda tipis dengan yang asli, tapi tetap laris manis di manapun dijual.
Kalau sudah tahu sejarahnya begini. kita perlu memahami bahwa . Indonesia sendiri memang negara yang unik. Kulinernya merupakan adaptasi dari berbagai makanan di berbagai daerah. Terus bangga dengan makanan-makanan khas Indonesia, ya!